Jakarta, Tabayuna.com
— Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) secara
resmi melantik Dr. Hamidulloh Ibda, M.Pd., sebagai Rektor Institut Islam Nahdlatul Ulama (INISNU) Temanggung untuk masa jabatan 2025–2029 berdasarkan Surat Keputusan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Nomor: 4776/PB.01/A.II.01.22/99/11/2025 Tentang: Pengangkatan Rektor Institut Islam Nahdlatul Ulama Temanggung Masa Khidmat 2025-2029 tertanggal 7 November 2025.

Prosesi pelantikan digelar di kantor PBNU Jakarta dan berlangsung khidmat dengan dihadiri jajaran pimpinan PBNU, sivitas akademika INISNU Temanggung, Rois Syuriah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Temanggung, KH. Muhammad Furqon Masyhuri, Ketua Dewan Pengurus BPP INISNU Temanggung Drs. H. Nur Makhsun, M.S.I., Rektor INISNU Temanggung 2021-2025 Dr. H. Muh. Baehaqi, M.M., C.A.H., Ketua Lembaga Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU) PBNU Prof Ainun Naim, dan tamu undangan.

Pelantikan itu dibarengkan juga dengan pelantikan Rektor Universitas Ma'arif Nahdlatul Ulama (UMNU) Kebumen Imam Satibi, Rektor Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Kalimantan Barat Prof Sukino, Badan Pelaksana Penyelenggara UNU Sunan Giri Bojonegoro serta Institut Teknologi dan Sains Nahdlatul Ulama (ITSNU) Sriwijaya Sumatera Selatan.

Pelantikan dipimpin Ketua PBNU Bidang Pendidikan Dr. H Ahmad Suaedy dengan membacakan ikrar yang diikuti oleh ketiga pimpinan perguruan tinggi NU itu. Acara pelantikan berlangsung di lantai 8 Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, pada Rabu (26/11/2025).

Dalam kesempatan itu, Ketua Dewan Pengurus BPP INISNU Temanggung Drs. H. Nur Makhsun, M.S.I., mengatakan bahwa proses seleksi calon Rektor INISNU Temanggung berjalan lancar, adil, terbuka, dan objektif mengacu STATUTA INISNU Temanggung tahun 2021.

Dikatakannya, proses pertama diawali dari seleksi administratif oleh Senat INISNU Temanggung berdasarkan Hasil Sidang Senat Tertutup INISNU Temanggung tentang Bakal Calon Rektor INISNU Temanggung Periode 2025-2029 Nomor Ins.21/S.00.1/004/X.2025 yaitu muncul lima nama, yaitu Dr. Sumarjoko, M.S.I., Dr. Hamidulloh Ibda, S,Pd.I., M.Pd., Dr. Husna Nasihin, M.Pd.I., Dr. H. Muhammad Syakur, S.Sy., M.H., dan Dr. Joni, M.Pd.BI.

“Semua yang lolos administrasi ini sudah memenuhi syarat sesuai STATUTA yaitu memiliki Jabatan Akademik Dosen (JAD) minimal Lektor, pernah menjabat sebagai Kaprodi, Dekan, Ketua Lembaga, atau Wakil Rektor, dan diutamakan doktor, maka terjaringlah lima kandidat yang pada Sabtu 1 November 2025 dilakukan tahapan fit and proper test,” kata dia.

Dalam fit and proper test itu, kelima bakal calon rektor diminta presentasi tentang perencanaan tata kelola INISNU 4 tahun ke depan, paparan visi misi dan program kerja unggulan sebagai rektor, rekam jejak Tridharma Perguruan Tinggi, dan komitmen terhadap INISNU.

“Setelah itu, kelima kandidat calon rektor menjalani wawancara oleh tim pansel dari PCNU Temanggung, Akademisi, BPP INISNU dan Tokoh Masyarakat yang terbagi menjadi 4 tim berbasis kompetensi yaitu kompetensi Aswaja, kompetensi manajerial, kompetensi akademik, dan kompetensi sosio kultural,” papar dia.

Pada tanggal 01 November 2025 telah dilaksanakan Rapat Badan Pelaksana Penyelenggara Institut Islam Nahdlatul Ulama Temanggung bertempat di Kantor BPP INISNU Temanggung dan berdasarkan laporan Panitia Pemilihan Rektor menghasilkan 2 (dua) nama calon Rektor yaitu: Dr. Hamidulloh Ibda, S.Pd.I., M.Pd. dan Dr. Joni, M.Pd.BI.

“Dari dua nama itu, kami setor ke PBNU lewat Lembaga Pendidikan Tinggi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LPTNU). Kemudian, LPTNU dan PBNU Bidang Pendidikan telah mencermati dan mendalami nama-nama tersebut yang menghasilkan Keputusan untuk menetapkan Dr. Hamiduloh Ibda, S.Pd.I., M.Pd. sebagai Rektor INISNU Temanggung Masa Khidmat 2025-2029,” papar dia.

Prosesnya murni berdasarkan kompetensi, kata dia, bukan kedekatan dan nepotisme. “Kami berkomitmen menjaga integritas dan objektivitas agar menghasilkan rektor berkualitas,” tegas Nur Makhsun.

Alhamdulillah, katanya, hari ini telah terlaksana pelantikan Rektor INISNU Temanggung di PBNU, berdasarkan Surat Keputusan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Nomor: 4776/PB.01/A.II.01.22/99/11/2025 Tentang: Pengangkatan Rektor Institut Islam Nahdlatul Ulama Temanggung Masa Khidmat 2025-2029 tertanggal 7 November 2025.

Perlu diketahui, Dr. Hamidulloh Ibda dilantik menggantikan Dr. H. Muh. Baehaqi, MM., C.A.H., yang telah menuntaskan masa jabatannya dan dinilai berhasil membawa INISNU Temanggung berkembang dalam berbagai aspek, mulai dari peningkatan kualitas akademik, penguatan tradisi keilmuan, hingga perluasan jejaring kelembagaan.

Secara terpisah, Ketua Umum PBNU Dr. (H.C.) K.H. Yahya Cholil Staquf menyampaikan selamat dan pesan kepada Rektor INISNU Temanggung.

"Saya ucapkan selamat kepada Dr. Hamidulloh Ibda yang telah dilantik menjadi Rektor INISNU Temanggung. Mabruk alfa mabruk. Semoga dapat menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya," kata Gus Yahya. 

Saya berpesan, kata Gus Yahya, agar tugas ini dijalankan dengan niat bukan hanya untuk mengembangan INISNU. "Tapi juga niat melanjutkan barokah dari para masyayikh, dan para muassis jam'iyah Nahdlatul Ulama. Semoga apa yang dikerjakan, yang dikembangkan, di INISNU Temanggung ini sungguh-sungguh menjadi barokah besar yang telah diwarikan jam'iyah yang mubarokah ini," kata Gus Yahya.

Hamidulloh Ibda menyampaikan komitmennya untuk melanjutkan dan memperluas capaian positif yang telah dirintis rektor sebelumnya. Ia menegaskan bahwa INISNU Temanggung akan terus bertransformasi menjadi perguruan tinggi yang unggul dan mengembangkan masyarakat berbasis nilai-nilai Ahlussunnah Waljamaah. 

Dalam rencana tata kelola perguruan tinggi, Hamidulloh Ibda mengatakan pada periode kepemimpinannya akan menerapkan prinsip TARIK atau Transparan, Akuntabel, Responsif, Independen, Kolaboratif.

“Fokus kami adalah mengembalikan fungsi pemimpin transformasional, governance berbasis mutu dan teknologi informasi (University Digital Governance), dan governance berbasis local wisdom dan prinsip TARIK,” kata ayah dari Sastra Nadira Iswara tersebut. 

Sedangkan arah kebijakan, yaitu reformasi sistem manajemen akademik dan nonakademik, integrasi regulasi dan transformasi digital, dan penguatan budaya kerja profesional, kolaboratif, dan berintegritas mengacu Mabadi’ Khaira Ummah.

“Kami akan fokus pada penguatan mutu akademik, pengembangan riset yang relevan dengan kebutuhan umat, serta peningkatan kapasitas dosen dan mahasiswa. INISNU harus menjadi Rumah Kolaborasi Ilmu yang membanggakan bagi Nahdliyin dan bangsa,” ujar Dr. Ibda.

Sementara itu, Dr. H. Muh. Baehaqi dalam kesempatan yang sama menyampaikan apresiasinya kepada seluruh pihak yang telah mendukung kepemimpinannya selama ini. Ia berharap rektor baru dapat membawa INISNU semakin maju dan berdaya saing.

Pelantikan ini menjadi momentum penting bagi INISNU Temanggung untuk memasuki fase baru pengembangan institusi. Dengan kepemimpinan Dr. Hamidulloh Ibda yang dikenal aktif dalam pengembangan literasi, riset, dan inovasi pendidikan, banyak pihak optimis bahwa INISNU akan semakin berkembang dan memberikan kontribusi signifikan bagi dunia pendidikan tinggi Islam di Indonesia. (*)

Jakarta, Tabayuna.com – Setelah melalui beragam tahapan, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melantik Dr. Hamidulloh Ibda, M.Pd., sebagai Rektor Institut Islam Nahdlatul Ulama (INISNU) Temanggung periode 2025-2029 di kantor PBNU, Rabu (26/11/2025). Ia menggantikan Rektor periode 2021-2025 sebelumnya Dr. H. Muh. Baehaqi, M.M., C.A.H.

 

Hamidulloh Ibda dilantik PBNU berdasarkan Surat Keputusan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Nomor: 4776/PB.01/A.II.01.22/99/11/2025 Tentang: Pengangkatan Rektor Institut Islam Nahdlatul Ulama Temanggung Masa Khidmat 2025-2029 tertanggal 7 November 2025.

 

Dikenal sebagai akademisi, pakar pendidikan dasar, dan intelektual muda Nahdlatul Ulama (NU), Dr. Hamidulloh Ibda, M.Pd., adalah salah satu tokoh muda yang diperhitungkan di lingkungan perguruan tinggi NU. Karier dan prestasinya telah menarik perhatian luas.

 

Lahir pada 17 Juni 1990, Hamidulloh Ibda menunjukkan kecemerlangan akademis sejak dini. Ia menyelesaikan studi S1 di UIN Walisongo Semarang (2013), S2 di Universitas Negeri Semarang (2016), dan meraih gelar Doktor Pendidikan Dasar dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) pada tahun 2024 dengan predikat Wisudawan Terbaik S3 Pendidikan Dasar UNY.

 

Pencapaian doktoralnya semakin mentereng karena ia berhasil lulus tanpa ujian terbuka berkat Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL), di mana keberhasilannya menulis dua artikel terindeks Scopus Q3 yang menggantikan ujian akhir disertasi (ujian terbuka promosi doktor).

 

Perjalanan akademiknya di INISNU Temanggung dimulai pada 2017 sebagai dosen sekaligus Kepala Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) (2017–2020). Ia kemudian dipercaya menjabat sebagai Wakil Rektor I (2021–2025) yang membawahi bidang akademik dan kemahasiswaan.

 

Sejak awal, ia dikenal sebagai figur yang mendorong percepatan akreditasi, modernisasi kurikulum, penguatan budaya riset, hingga digitalisasi layanan akademik. Kapasitas manajerial itulah yang kemudian mengantarkannya pada posisi Rektor INISNU periode 2025–2029 menjadikannya rektor termuda dengan usia 35 tahun dalam sepanjang sejarah INISNU berdiri.

 

Kiprah dan Kontribusi di Nahdlatul Ulama dan Masyarakat

Keterlibatannya dalam struktur NU sangat aktif. Ia tidak hanya berkontribusi di lingkungan kampus, tetapi juga di kancah regional, nasional, bahkan internasional. Beberapa jabatannya antara lain Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Tengah periode 2025-2027 dilantik langsung oleh Kepala BNPT RI, Pjs Direktur Utama LPPL Temanggung TV periode 2022-2024, Ketua Dewan Pengawas LPPL Temanggung TV periode 2024-2028, Koordinator Gerakan Literasi Ma'arif (GLM) Plus LP. Ma'arif NU PWNU Jawa Tengah periode 2018-2023, 2024-2029, Wakil Ketua LTN NU PCNU Temanggung periode 2024-2029, dan Instruktur PD PKPNU periode 2023-sekarang.

 

Jabatan-jabatan tersebut menunjukkan kepercayaan organisasi dan negara terhadap kemampuan leadership-nya, terutama dalam isu literasi, moderasi, dan penguatan wawasan kebangsaan.

 

Inovasi Keilmuan dan Produktivitas Menulis

Salah satu ciri khas Hamidulloh Ibda adalah produktivitasnya dalam menulis dan berinovasi di bidang akademik. Ia dikenal sebagai Penemu Teori Dadiapic, sebuah metode yang membantu penulisan artikel ilmiah bereputasi global, Pengembang Paradigma Keilmuan "Ketupat Ilmu" di INISNU Temanggung, Reviewer Nasional Program Penelitian, Publikasi Ilmiah, dan Pengabdian kepada Masyarakat (Litapdimas) pada Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) untuk periode 2025-2027, Editor jurnal Scopus Q1 Frontiers in Education (Switzerland), reviewer 12 jurnal internasional, dan reviewer 37 jurnal nasional. Sejak 2023, ia didapuk sebagai Reviewer oleh 37 Jurnal Internasional terindeks Scopus pada 19 negara. Suami dari Dr. Dian Marta Wijayanti, M.Pd., ini aktif sebagai penulis ratusan artikel opini di media massa sejak 2008 dan beberapa buku.

 

Angkat Prinsip TARIK

Dalam rencana tata kelola perguruan tinggi, Hamidulloh Ibda mengatakan pada periode kepemimpinannya akan menerapkan prinsip TARIK atau Transparan, Akuntabel, Responsif, Independen, Kolaboratif.

 

“Fokus kami adalah mengembalikan fungsi pemimpin transformasional, governance berbasis mutu dan teknologi informasi (University Digital Governance), dan governance berbasis local wisdom dan prinsip TARIK,” kata ayah dari Sastra Nadira Iswara tersebut.

 

Sedangkan arah kebijakan, yaitu reformasi sistem manajemen akademik dan nonakademik, integrasi regulasi dan transformasi digital, dan penguatan budaya kerja profesional, kolaboratif, dan berintegritas mengacu Mabadi’ Khaira Ummah.

 

Saat ini, Dr. Hamidulloh Ibda telah resmi dilantik oleh PBNU sebagai Rektor INISNU Temanggung sebagai rektor termuda sejak INISNU berdiri. Keputusannya untuk maju dalam kontestasi ini menunjukkan kesiapannya untuk memimpin perguruan tinggi NU tersebut menuju visi yang lebih tinggi, bersaing di kancah nasional dan internasional, sebagaimana harapan Ketua BPP INISNU sebelumnya.

 

Pelantikannya sebagai Rektor INISNU Temanggung menjadi momentum baru untuk mendorong kampus Nahdlatul Ulama tersebut naik kelas. Dalam berbagai kesempatan, ia menegaskan pentingnya transformasi kelembagaan menuju perguruan tinggi unggul, internasionalisasi riset dan publikasi, membangun budaya akademik yang adaptif dan kolaboratif, memperkuat kemitraan dengan pemerintah, pesantren, dan industri, serta pengembangan karakter mahasiswa berlandaskan nilai-nilai Ahlussunnah Waljamaah.

 

Dengan pengalaman, jejaring, dan inovasi yang telah ia bangun, Hamidulloh Ibda dinilai memiliki kapasitas untuk membawa INISNU Temanggung berkompetisi di tingkat nasional dan internasional sebagaimana harapan Ketua BPP INISNU dan PBNU. (*)


Oleh Riska Hidayati 

Pendidikan anak usia dini (0–6 tahun) merupakan periode emas (golden age) di mana perkembangan otak anak mencapai puncaknya. Investasi pada jenjang PAUD memberikan dampak jangka panjang yang besar terhadap perkembangan kognitif, sosial-emosional, serta kesiapan belajar anak di masa depan.

Di Indonesia, kesadaran akan pentingnya PAUD semakin meningkat, terlihat dari berbagai kebijakan dan inisiatif pemerintah yang mendorong terwujudnya PAUD Holistik Integratif (PAUD HI).

Namun demikian, implementasi PAUD di lapangan masih dihadapkan pada sejumlah tantangan strategis yang memerlukan penanganan terarah dan berkesinambungan. Hambatan tersebut berkaitan dengan kondisi geografis Indonesia yang luas, kesenjangan sosial-ekonomi, serta pemahaman masyarakat yang masih beragam mengenai hakikat pendidikan anak usia dini yang seharusnya menitikberatkan pada kegiatan bermain dan pembentukan karakter.

Oleh karena itu, mengenali serta merumuskan strategi untuk mengatasi berbagai persoalan tersebut menjadi langkah penting dalam mewujudkan cita-cita Generasi Emas Indonesia.


1. Akses dan Pemerataan Layanan

Meskipun Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD terus meningkat, masih terdapat kesenjangan signifikan antara wilayah perkotaan dan pedesaan, serta antara kelompok sosial-ekonomi. Anak-anak dari keluarga miskin atau yang tinggal di daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (3T) sering kali tidak memiliki akses terhadap layanan PAUD yang berkualitas.

Isu:

Disparitas APK PAUD yang tinggi dan belum meratanya pembangunan sarana prasarana.

Strategi:

Mendorong implementasi program “Satu Desa Satu PAUD” yang berstandar kualitas.

Mengoptimalkan peran pemerintah daerah dalam penyaluran Bantuan Operasional Penyelenggaraan (BOP) PAUD secara adil dan proporsional.

Mengembangkan model layanan PAUD yang adaptif dan fleksibel, seperti PAUD berbasis komunitas, untuk menjangkau anak-anak di wilayah dengan akses terbatas.

2. Kualitas Pendidik dan Kurikulum

Kualitas layanan PAUD sangat ditentukan oleh kompetensi guru. Banyak pendidik PAUD di Indonesia, terutama di lembaga swasta kecil, belum memiliki kualifikasi S-1 PG PAUD dan menghadapi tantangan kesejahteraan, yang pada akhirnya memengaruhi kualitas pembelajaran.

Isu:

Rendahnya kualifikasi dan kompetensi teknis mayoritas guru PAUD, serta kesejahteraan yang masih minim.

Strategi:

Peningkatan Kompetensi: Mengimplementasikan program pelatihan intensif terkait Kurikulum Merdeka, khususnya dalam penguasaan Psikologi Perkembangan Anak dan metodologi pembelajaran berbasis bermain (play-based learning).

Kesejahteraan: Mengadvokasi pengakuan dan remunerasi yang layak bagi guru PAUD, serta memastikan mereka mendapat kesempatan sertifikasi dan pengembangan profesional yang setara.

Implementasi PAUD HI: Memastikan kurikulum diintegrasikan secara holistik, mencakup aspek kesehatan, gizi, pengasuhan, dan perlindungan anak, sesuai dengan Strategi Nasional PAUD Holistik Integratif.

3. Miskonsepsi Kesiapan Sekolah dan Tekanan Calistung Dini

Isu strategis yang paling merusak secara psikologis adalah adanya tekanan terhadap Calistung (Membaca, Menulis, Berhitung) dini sebagai syarat masuk Sekolah Dasar (SD).

Isu:

Tekanan Calistung dini mengabaikan pengembangan fungsi eksekutif, motorik halus, serta kematangan sosial-emosional anak.

Strategi:

Edukasi Publik: Menggencarkan kampanye kepada orang tua dan masyarakat bahwa kesiapan sekolah yang holistik jauh lebih penting daripada kemampuan Calistung.

Regulasi: Memperkuat aturan yang melarang tes Calistung sebagai syarat penerimaan siswa baru di SD, sesuai kebijakan Merdeka Belajar.

Fokus Kurikulum: Mendorong guru untuk berfokus pada Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dan aktivitas bermain yang bermakna guna mengembangkan kemampuan berpikir kritis, pemecahan masalah, serta regulasi diri anak.

Simpulan

Jenjang PAUD memegang peranan vital dalam menentukan masa depan bangsa. Isu-isu strategis seperti pemerataan akses, peningkatan kualitas guru, penguatan program PAUD HI, serta koreksi terhadap miskonsepsi Calistung memerlukan perhatian serius dan sinergi dari seluruh pemangku kepentingan: pemerintah, lembaga pendidikan, pendidik, dan keluarga.


Dengan memfokuskan strategi pada pendekatan holistik, berbasis bermain, dan berorientasi pada pengembangan seluruh potensi anak, Indonesia dapat memperkuat fondasi masa golden age dan memastikan setiap anak tumbuh menjadi individu yang sehat, cerdas, serta berkarakter unggul—siap menghadapi tantangan global.


TABAYUNA.com - RA Al Ihsan Soborejo merupakan lembaga PAUD di bawah binaan Yayasan Pendidikan Muslimat NU yang berada di Temanggung Jawa Tengah. Di RA Al Ihsan Soborejo, pembiasaan pengenalan agama dilakukan secara rutin melalui kegiatan shalat Dhuha dan mengaji setiap hari Jum'at. Kegiatan ini tidak hanya bertujuan mengenalkan anak pada praktik ibadah sejak dini, namun juga menumbuhkan karakter positif seperti kedisiplinan, tanggung jawab, dan rasa cinta pada nilai-nilai agama. Melalui pembiasaan yang konsisten ini, anak-anak menjadi terbiasa sehingga mereka bisa melaksanakan ibadah tersebut dengan baik saat dewasa.

 

Prinsip "anak bisa karena biasa" sangat dipegang teguh di RA Al Ihsan Soborejo, di mana pembiasaan dilakukan secara berulang agar menjadi kebiasaan alami bagi anak. Guru dan pendidik di lembaga ini secara aktif mendampingi dan membimbing anak dalam shalat Dhuha dan kegiatan mengaji agar aktivitas keagamaan ini menjadi bagian dari rutinitas dan kehidupan anak.

 

Dengan membiasakan anak melakukan ibadah secara rutin sejak usia PAUD, diharapkan anak-anak tidak hanya sekadar hafal gerakan atau bacaan tetapi juga menanamkan nilai spiritual dan moral dalam diri. Sehingga, pendidikan agama di RA Al Ihsan Soborejo menjadi fondasi pembentukan karakter yang kuat bagi anak-anak sejak awal masa tumbuh kembangnya.

 

Peran guru sangat penting dalam membimbing serta memberikan contoh praktik keagamaan yang benar dan menyenangkan, sementara orang tua juga diharapkan melanjutkan pembiasaan dan dukungan di rumah agar anak semakin mantap dalam praktik keagamaannya.

Dengan cara ini, anak-anak di RA Al Ihsan Soborejo mulai terbiasa beribadah dan mengenal agama secara bertahap sehingga memiliki karakter religius dan kesiapan menjalankan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari.

 

Orangtua pun sangat senang dan memberikan apresiasi yang tinggi terhadap adanya pembiasaan shalat Dhuha dan mengaji setiap hari Jum’at di RA Al Ihsan Soborejo. Mereka melihat bahwa anak-anak menjadi lebih suka dan bersemangat dalam melaksanakan kegiatan tersebut karena dilakukan secara rutin dan dalam suasana yang menyenangkan. Pembiasaan ini membuat anak-anak tidak hanya sekadar mengikuti, tetapi benar-benar menikmati proses belajar agama sehingga tumbuh rasa cinta dan kesadaran beribadah sejak dini. Dukungan orang tua yang positif ini juga memperkuat sinergi antara sekolah dan keluarga dalam membangun karakter religius anak secara berkelanjutan.

 

Oleh : Nur Hidayah_Temanggung