Semarang, Tabayuna.com
- Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Tengah menyampaikan rasa prihatin dan empati yang mendalam atas peristiwa ledakan yang terjadi di lingkungan SMAN 72 Jakarta, Jumat (7/11/2025) kemarin. Peristiwa tersebut menjadi duka sekaligus pembelajaran bersama tentang pentingnya memperkuat ekosistem pendidikan yang aman, inklusif, dan berkarakter damai.


Ketua FKPT Jawa Tengah, Dr. Hamidulloh Ibda, M.Pd., menegaskan bahwa pencegahan kekerasan dan ekstremisme di kalangan pelajar tidak dapat hanya mengandalkan aspek penegakan hukum, tetapi juga harus dilakukan dengan pendekatan yang lebih lembut (soft approach). Menurut Ibda, api tidak bisa dipadamkam dengan api.


“Kami melihat akar persoalan dari peristiwa seperti ini sering kali bukan semata tindakan ekstrem, melainkan muncul dari rasa keterasingan, tekanan sosial, lemahnya resiliensi, dan hilangnya ruang dialog di antara remaja. Maka pendidikan damai dan empati sosial harus menjadi fondasi utama di sekolah,” ujar Dr. Hamidulloh Ibda di Semarang, Sabtu (9/11/2025).


Ia menjelaskan bahwa FKPT Jawa Tengah saat ini tengah melaksanakan Survei Pendidikan Damai di 35 kabupaten/kota sejak Oktober hingga Desember 2025. Berdasarkan data sementara, banyak pelajar di Jawa Tengah mengaku membutuhkan ruang komunikasi yang lebih sehat, terbuka, dan bebas dari intimidasi di sekolah.


Hasil lengkap survei tersebut akan dirilis pada akhir Desember 2025 atau awal Januari 2026 sebagai bahan evaluasi bersama untuk memperkuat budaya damai di dunia pendidikan di Jawa Tengah.


Menurut Ibda, kejadian di SMAN 72 Jakarta menjadi pengingat bahwa sekolah bukan sekadar tempat belajar akademik, tetapi juga arena tumbuhnya karakter, empati, dan solidaritas sosial. Ia menegaskan, “Sekolah harus menjadi tempat yang aman, menyenangkan, damai, dan menenangkan bagi semua siswa, bukan ruang yang menumbuhkan rasa takut atau keterasingan,” kata Ibda.


Sebagai tindak lanjut dan langkah preventif, FKPT Jawa Tengah menawarkan lima strategi konkret. Pertama, penguatan literasi damai di sekolah. Dapat dilakukan melalui penguatan ekosistem literat dan damai, pelatihan guru, siswa, dan tenaga kependidikan untuk membangun komunikasi empatik, mencegah perundungan, serta menumbuhkan kesadaran terhadap keberagaman.


Kedua, kolaborasi tripusat pendidikan. Perlu adanya optimalisasi peran sekolah, keluarga, dan masyarakat dalam memantau kesehatan mental serta perilaku sosial anak dan remaja agar tercipta lingkungan belajar yang suportif. Bisa jadi, anak pendiam itu karena banyak masalah di rumah, ia introvert dan akhirnya jadi objek bullying. Karena tidak ada katarsis, daya resiliensi rendah, ya apapun bisa terjadi termasuk tindakan radikal. Bagi saya pendidikan keluarga adalah kunci penyemaian kasih sayang, cinta dan toleransi.


Ketiga, integrasi nilai moderasi dan empati dalam kurikulum. Kita perlu mendorong sekolah untuk memasukkan nilai-nilai kemanusiaan, kerja sama lintas perbedaan, dan resolusi konflik dalam kegiatan belajar mengajar. 


Keempat, peningkatan kapasitas guru dan konselor sekolah. Perlu kerjasama antara guru konseling dengan keluarga. Perlu melatih guru dan konselor agar mampu mendeteksi dini gejala tekanan sosial, perundungan, maupun indikasi perilaku ekstremisme pada siswa.


Kelima, pengawasan bersama dan kerja partisipatif. FKPT Jawa Tengah berkomitmen untuk terus berkolaborasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), dinas pendidikan, ormas keagamaan, kampus, media massa, serta komunitas masyarakat sipil dalam memperluas literasi perdamaian dan membangun daya tangkal generasi muda terhadap kekerasan.


“Semoga peristiwa ini menjadi momentum refleksi bagi kita semua untuk menumbuhkan kembali semangat saling peduli, saling menghargai, dan saling melindungi,” tutup dia.


Selangor, Malaysia, Tabayuna.com
— Dalam rangka memperkuat jejaring pendidikan dan membuka peluang kolaborasi internasional, Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif Nahdlatul Ulama Jawa Tengah melakukan kunjungan ke Management and Science University (MSU) Malaysia pada Kamis (7/11). Rombongan diterima langsung oleh Mohd Hairunizam Ibrahim, Regional Manager Global Affairs Office MSU, di ruang Theater kampus tersebut.


Dalam sambutannya, Mohd Hairunizam menyampaikan apresiasi atas kunjungan delegasi LP Ma’arif NU Jawa Tengah. Ia berharap kunjungan ini dapat menjadi langkah awal untuk menjalin kerja sama nyata dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM). “Terima kasih atas kunjungannya. Semoga kerja sama ini bisa terus dilanjutkan, terutama dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan dan pertukaran pelajar,” ujarnya. Ia juga memperkenalkan berbagai program studi yang ada di MSU serta menyatakan kesiapan pihaknya menerima siswa-siswa dari Ma’arif NU Jawa Tengah untuk mengikuti program live in di kampus MSU.


Ketua LP Ma’arif NU Jawa Tengah, Fakhrudin Karmani, menyampaikan bahwa setiap tahun lembaganya meluluskan sekitar 45.000 siswa dari berbagai sekolah di bawah naungan Ma’arif. “Kami berterima kasih telah diterima dengan baik. Kami siap berkolaborasi dengan MSU. Ada tiga hal yang bisa dikerjasamakan: pertama, kesempatan studi lanjut bagi lulusan Ma’arif; kedua, pelatihan atau beasiswa magister bagi guru; dan ketiga, program short course serta kunjungan tim MSU ke sekolah-sekolah kami di Jawa Tengah,” paparnya.


Sementara itu, Wakil Ketua PWNU Jawa Tengah, Gus Zaki, menegaskan bahwa NU Jawa Tengah memiliki 35 kampus di bawah Lembaga Perguruan Tinggi (LPT) NU. “Kami siap mengkolaborasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan kampus-kampus di Jawa Tengah. Kunjungan ini menjadi bagian dari upaya meningkatkan kapasitas SDM agar lebih berdaya dan mampu bersaing di level internasional,” tegasnya.


Kunjungan ke MSU ini menjadi bagian dari agenda besar LP Ma’arif NU Jawa Tengah dalam memperluas jaringan kerja sama pendidikan lintas negara. Melalui sinergi dengan universitas-universitas internasional, Ma’arif NU Jawa Tengah berkomitmen untuk terus mencetak generasi muda yang unggul, berkarakter, dan berdaya saing global.


Temanggung, Tabayuna.com
— Institut Islam Nahdlatul Ulama (INISNU) Temanggung menggelar Workshop Penguatan Kapasitas SDM INISNU dalam Bidang Riset dan Inovasi pada Kamis (6/11/2025) di Aula INISNU Temanggung. Kegiatan ini merupakan kolaborasi INISNU dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) Kabupaten Temanggung. Hadir sebagai narasumber Sekretaris Bapperida Kabupaten Temanggung, Andrie Arfianto, S.E., M.T., sebagai Keynote Speaker yang menyampaikan pemaparan strategis terkait potensi riset dan inovasi daerah berdasarkan paparan resmi berjudul Potensi Riset dan Inovasi Daerah.

Dalam presentasinya, Andrie menjelaskan bahwa Bapperida memiliki mandat baru sebagaimana tertuang dalam Peraturan Bupati Temanggung Nomor 27 Tahun 2025 tentang kedudukan dan fungsi Bapperida, yaitu mengintegrasikan riset dan inovasi sebagai dasar dalam penyusunan kebijakan pembangunan daerah.

Dengan demikian, riset tidak lagi berhenti sebagai dokumen atau laporan, tetapi menjadi instrumen yang menuntun pemerintah untuk menetapkan kebijakan yang berbasis bukti atau evidence-based policy. Ia menegaskan bahwa riset dan inovasi harus saling berkelindan: riset berfungsi sebagai problem solver yang menjadi landasan ilmiah dan teknokratik bagi kebijakan, sedangkan inovasi memastikan riset tersebut dapat diterapkan dan menghasilkan nilai tambah yang berdampak pada masyarakat.

Andrie kemudian memaparkan posisi Kabupaten Temanggung sebagai salah satu kabupaten paling inovatif di Indonesia. Berdasarkan capaian Innovation Government Award (IGA), Temanggung telah berulang kali dinobatkan sebagai Kabupaten Terinovatif dan Kabupaten Sangat Inovatif dengan peningkatan signifikan jumlah inovasi setiap tahun, hingga pada tahun 2024 ditetapkan sebagai pemerintah daerah dengan pengiriman inovasi tercepat.

Prestasi Temanggung juga terlihat dalam ajang KRENOVA, di mana beberapa inovasi unggulan seperti Pesawat Aerotek X1 dan inovasi mesin roasting kopi berhasil meraih juara nasional. Menurut Andrie, capaian tersebut membuktikan bahwa Temanggung memiliki ekosistem inovasi yang terus bertumbuh dan sangat terbuka untuk kolaborasi dengan perguruan tinggi, termasuk INISNU.

Dalam penjelasannya mengenai hubungan riset dan kebijakan, Andrie memaparkan alur transformasi riset menjadi kebijakan dan implementasi di masyarakat. Proses tersebut dimulai dari identifikasi masalah, penyusunan riset, pengembangan konsep inovasi, pengujian dan evaluasi, hingga akhirnya masuk ke proses formulasi kebijakan yang kemudian diimplementasikan dan diadopsi oleh masyarakat.

Ia menegaskan bahwa kebijakan yang lahir dari riset dan inovasi terbukti meningkatkan pelayanan publik, memperkuat kapasitas sumber daya manusia, meningkatkan kinerja organisasi, mengakselerasi pembangunan daerah, dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pada awal acara, Ketua Badan Pengelola Penyelenggara (BPP) INISNU, Drs. H. Nur Makhsun, M.S.I., menyampaikan bahwa riset dan inovasi merupakan bagian dari tugas manusia sebagai abdullah dan khalifah fil ardh. Ia menyampaikan bahwa kapasitas SDM INISNU dalam bidang riset dan inovasi telah teruji dan perlu terus diperkuat melalui kolaborasi dengan lembaga riset nasional maupun pemerintah daerah.

Sementara itu, Wakil Rektor I INISNU, Dr. Hamidulloh Ibda, M.Pd., menegaskan bahwa INISNU berkomitmen memasuki fase baru sebagai kampus yang tidak hanya berfokus pada pengajaran, tetapi berorientasi pada produksi pengetahuan dan inovasi. Ia menyebutkan bahwa kolaborasi dengan BRIN dan Bapperida menjadi langkah strategis untuk memastikan riset dosen berdampak nyata dan terkoneksi dengan ekosistem riset nasional dan daerah.

Kegiatan workshop berlangsung dalam suasana interaktif dan aplikatif. Para dosen mendapatkan pendampingan dalam menyusun proposal riset, memetakan tema riset yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan daerah, serta strategi publikasi ilmiah.

Dalam dokumen Term of Reference (ToR) kegiatan, tujuan workshop ini meliputi peningkatan pemahaman terhadap kebijakan riset nasional, perluasan jejaring kolaborasi, dan mendorong lahirnya proposal riset kolaboratif yang mengangkat nilai Islam, kearifan lokal, dan isu strategis Temanggung

Kegiatan ini menghasilkan perluasan jejaring riset antara INISNU, BRIN, dan Bapperida serta meningkatnya kapasitas dosen dalam merancang riset yang aplikatif dan solutif.

Melalui kegiatan ini, INISNU semakin meneguhkan posisinya sebagai perguruan tinggi Islam yang berperan dalam pengembangan ilmu pengetahuan, riset, dan inovasi. INISNU bukan hanya teaching institution, melainkan research and innovation institution yang siap berkontribusi dalam pembangunan daerah dan bangsa.

Hadir sebagai narasumber Deputi Bidang Sumber Daya Manusia Iptek BRIN Edy Giri Rachman Putra, Ph.D., Dr. Herry Yogaswara, M.A., Kepala Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa, dan Sastra (OR Arbastra) BRIN. Hadir pula ratusan dosen, mahasiswa dan tenaga kependidikan dari INISNU Temanggung dan AKPER Alkautsar sebagai peserta. (*)


Temanggung, Tabayuna.com
— Institut Islam Nahdlatul Ulama (INISNU) Temanggung menggelar kegiatan bertajuk Workshop Peningkatan Kapasitas SDM INISNU Dalam Bidang Riset dan Inovasi INISNU dan AKPER yang menghadirkan para pakar riset dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Kamis (6/11/2025) di Aula INISNU Temanggung. Hadir sebagai narasumber  Deputi Bidang Sumber Daya Manusia Iptek BRIN Edy Giri Rachman Putra, Ph.D., Dr. Herry Yogaswara, M.A., Kepala Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa, dan Sastra (OR Arbastra) BRIN, dan Sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) Kabupaten Temanggung Andre Arfianto, S.E., M.T.

Deputi Bidang Sumber Daya Manusia Iptek BRIN Edy Giri Rachman Putra memaparkan kebijakan nasional terkait pengembangan riset, skema pendanaan, serta penguatan talenta riset menuju Indonesia Emas 2045

Dalam paparannya, Edy Giri menjelaskan konsep Manajemen Talenta Nasional yang menjadi strategi BRIN dalam mencetak peneliti unggul, termasuk peluang beasiswa S3 melalui program Doctor by Research, kolaborasi riset bersama universitas, serta akses terhadap pendanaan LPDP dan platform riset terbuka.

Selain itu, kegiatan juga diisi oleh Kepala Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa, dan Sastra (OR Arbastra) BRIN Herry Yogaswara. Ia membagikan informasi mengenai platform kolaborasi riset nasional, termasuk peluang penelitian bersama di situs Liyangan Temanggung serta bidang riset terkait khazanah keagamaan dan peradaban.

Ketua BPP INISNU Temanggung Drs. H. Nur Makhsun, M.S.I., di awal sambutannya menegaskan, bahwa kapasitas SDM INISNU dalam riset dan inovasi sudah teruji karena sudah banyak riset dan inovasi yang dilakukan. “Manusia memiliki tugas abdullah, dan khalifah fil ardh. Salah satu wujudnya adalah melakukan riset dan inovasi,” katanya.

Wakil Rektor I INISNU Temanggung, Dr. Hamidulloh Ibda, M.Pd., dalam sambutannya menegaskan bahwa penguatan budaya riset menjadi prioritas institusi. Hal ini sejalan dengan visi INISNU sebagai kampus berbasis keislaman yang berorientasi pada pengembangan ilmu pengetahuan dan inovasi. “Kolaborasi dengan BRIN merupakan langkah strategis agar dosen INISNU mampu menghasilkan riset yang berdampak dan terhubung dengan ekosistem inovasi nasional,” ujarnya.

Kegiatan dilakukan dalam bentuk seminar dan lokakarya. Pada sesi workshop, para dosen diberi pendampingan teknis penyusunan proposal riset hingga publikasi ilmiah. Dalam dokumen ToR, kegiatan ini memiliki beberapa tujuan utama, di antaranya: meningkatkan wawasan dosen terhadap kebijakan riset nasional, memperluas jejaring kolaborasi, dan mendorong terbentuknya proposal riset kolaboratif antara dosen INISNU dan BRIN

Output kegiatan berupa jejaring riset antara INISNU dan BRIN, serta peningkatan kapasitas dosen dalam merancang riset yang berorientasi pada nilai Islam dan kearifan lokal Temanggung

Dengan adanya kegiatan ini, INISNU berharap mampu memperkuat posisi sebagai perguruan tinggi Islam yang tidak hanya berperan dalam pengajaran, tetapi juga sebagai pusat riset dan inovasi yang berkontribusi bagi kemajuan masyarakat dan bangsa. (*)