TABAYUNA.com - SMP Negeri 2 Brebes melakukan gelar karya “Eco Brick” pada hari Jumat, 23 Februari 2024 di lapangan SMP Negeri 2 Brebes. Gelar karya “Eco Brick” ini berlangsung sampai dengan hari Ssbtu, 24 Februari 2023. Kegiatan ini termasuk dalam serangkaian gelar karya Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang merupakan salah satu komponen dalam kurikulum Merdeka yang harus dilakukan oleh satuan Pendidikan. Sebagai kurikulum baru di Indonesia, Kurikulum Merdeka mencantumkan aspek P5 yang dapat memberikan tempat bagi peserta didik untuk membuat suatu proyek yang berkaitan dengan Profil Pelajar Pancasila.

Kegiatan ini resmi dibuka secara langsung oleh Kepala SMP Negeri 2 Brebes, Mokh. Idi Fitriyadi, S.Pd., M.M. “Dengan adanya gelar karya eco brick ini harapannya siswa dapat memanfaatkan limbah sampah berupa botol plastik bekas yang terdapat di lingkungan sekitar menjadi sebuah karya seni yang memiliki nilai jual” ucap Kepada SMP Negeri 2 Brebes.

Adapun tema yang diambil dalam gelar karya “Eco Brick” ini yaitu gaya hidup berkelanjutan. Tujuan dari proyek ini adalah peserta didik dapat memahami pentingnya menjaga lingkungan. Kedua, peserta didik dapat menyadari pentingnya memilah dan memilih sampah sesuai dengan jenisnya. Ketiga adalah peserta didik dapat memanfaatkan limbah sampah menjadi kerajinan yang bermanfaat.  Keempat yaitu peserta didik dapat bekerja sama dalam membuat eco brick menjadi sebuah karya. Serta peserta didik dapat mempunyai karakter Profil Pelajar Pancasila.

Gelar karya ini diikuti oleh peserta didik kelas VII dan VIII SMP Negeri 2 Brebes. Ada berbagai macam bentuk eco brick yang dipamerkan oleh peserta didik. Ada yang berupa gardu, meja, kursi, pot bunga, dan lain sebagainya. Selain itu, kegiatan ini tidak hanya menampilkan karya eco brick peserta didik. Namun juga menampilkan bakat peserta didik seperti musikalisasi puisi, drama, dan bernyanyi.


Oleh Hamidulloh Ibda*

Mau menulis artikel ilmiah saja sudah baik, daripada tidak mau mentradisikan budaya literasi. Ya, demikian simpulan saya ketika diskusi dengan rekan dosen. Namun, sebarnya bukan sekadar soal mau atau tidak, tapi ketika sudah menulis artikel di jurnal Scopus tentu yang namanya manusia tidak bisa terhindar dari dosa. Saya pun terpaksa menulis judul ini agar jelas, dengan tujuan agar semua dosen yang membaca tulisan saya tidak terjebak pada dosa-dosa intelektual.

 

Penulisan artikel jurnal yang terindeks di Scopus merupakan prestasi yang diidamkan oleh banyak peneliti. Namun, dalam upaya mencapai tujuan ini, beberapa penulis mungkin tergoda untuk melanggar etika dan integritas penelitian ilmiah. Idealnya, penulisan artikel jurnal terindeks Scopus merupakan bagian penting dari aktivitas ilmiah. Sebagai peneliti atau akademisi, publikasi artikel dalam jurnal yang terindeks Scopus merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan dan dampak karya ilmiah. Namun, seperti halnya dalam segala bidang, penulisan artikel jurnal juga dapat diwarnai dengan sejumlah dosa yang dapat mengurangi kualitas dan integritas ilmiahnya.

 

Dosa-dosa

Dengan demikian, penting untuk mengidentifikasi dan menghindari dosa-dosa yang mungkin dilakukan oleh penulis artikel jurnal Scopus. Dari hasil kajian, bacaan, dan pengalaman penulis, terdapat dosa-dosa intelektual yang sering dilakukan oleh penulis artikel jurnal yang terindeks Scopus. Pertama, plagiasi, jiplak-menjiplak, salin tempet, atau copy paste. Plagiarisme merupakan dosa yang paling sering dilakukan dalam penulisan artikel jurnal. Ini terjadi ketika penulis menggunakan ide, kata-kata, atau karya orang lain tanpa memberikan atribusi yang sesuai. Plagiarisme tidak hanya merugikan integritas penulis, tetapi juga merugikan kepercayaan pembaca dan komunitas ilmiah secara keseluruhan. Penulis harus selalu mengutip sumber dengan benar dan memberikan kredit kepada peneliti atau penulis yang telah berkontribusi pada ide atau temuan yang digunakan dalam artikel mereka.

 

Kedua, fabrikasi dan falsifikasi. Intinya memabrik data seolah temuannya, dan memalsukan data. Manipulasi atau pemalsuan data adalah dosa serius dalam penulisan artikel jurnal. Ini mencakup mengubah, mengedit, atau membuat data palsu untuk mendukung hipotesis atau kesimpulan tertentu. Praktik ini tidak hanya tidak etis, tetapi juga melanggar prinsip-prinsip dasar penelitian ilmiah. Penulis harus selalu memastikan bahwa data yang disajikan dalam artikel mereka adalah akurat dan tidak dimanipulasi dengan cara apa pun.

 

Ketiga, duplikasi temuan, data, dan informasi dalam artikel. Praktik duplikasi temuan, data, dan informasi dalam artikel yang terindeks Scopus merupakan salah satu bentuk pelanggaran etika penelitian dan publikasi ilmiah yang serius. Duplikasi semacam itu dapat merugikan integritas ilmiah, membingungkan pembaca, dan merusak kepercayaan pada proses penelitian.

 

Keempat, publikasi ganda atau redundan. Publikasi ganda terjadi ketika penulis memublikasikan artikel yang sama atau serupa dalam jurnal yang berbeda tanpa memberikan informasi yang jelas tentang keterkaitan antara artikel tersebut. Hal ini dapat menyesatkan pembaca dan mengarah pada duplikasi publikasi yang tidak perlu. Penulis harus selalu menjaga transparansi dan mengungkapkan secara jelas jika ada tumpang tindih antara artikel yang mereka publikasikan.

 

Kelima, ketidakjelasan atau ambiguitas penulisan. Ketidakjelasan atau ambiguitas dalam penulisan dapat membuat pembaca kesulitan memahami pesan atau temuan yang disampaikan dalam artikel. Hal ini dapat mencakup penggunaan frasa yang tidak jelas, definisi yang kabur, atau penyajian data yang tidak lengkap. Penulis harus memastikan bahwa tulisan mereka mudah dipahami oleh pembaca dan menyajikan informasi dengan jelas dan akurat.

 

Keenam, penyalahgunaan citra atau grafik. Penyalahgunaan citra atau grafik sering kali terjadi dalam upaya untuk memperkuat atau memperindah presentasi data. Ini dapat mencakup pengeditan yang tidak jujur ​​atau manipulasi citra untuk menyajikan hasil yang lebih menarik atau menonjol. Penulis harus menggunakan citra dan grafik dengan jujur ​​dan hanya menyajikan data yang sesuai dengan temuan mereka.

 

Ketujuh, ketidakpatuhan pada pedoman etika penulisan. Setiap jurnal memiliki pedoman etika penulisan yang harus dipatuhi oleh penulis yang mengirimkan artikel. Ini mencakup hal-hal seperti pengutipan sumber, perlindungan privasi subjek penelitian, dan pengungkapan konflik kepentingan. Penulis harus selalu mematuhi pedoman yang ditetapkan oleh jurnal yang mereka tuju dan memastikan bahwa artikel mereka memenuhi standar etika yang berlaku.

 

Kedelapan, waste of resources. Penulis di sini melakukan penelitian yang sama dan memublikasikan temuan yang sama dalam beberapa artikel adalah pemborosan sumber daya ilmiah yang berharga. Hal ini dapat menghambat kemajuan pengetahuan dan menghambat perkembangan bidang tersebut.

 

Kesembilan, dengan sengaja menjadi “joki Scopus” dan bahkan menjadi profesi. Kegiatan ini menurut penulis sangat jauh dari integritas keilmuan. Meski kaya, misalnya lo ya, ini juga saya yakin tidak berkah.

 

Penulisan artikel jurnal yang berkualitas adalah hasil dari upaya yang jujur, teliti, dan etis. Para penulis harus berkomitmen untuk menghindari dosa-dosa yang telah disebutkan di atas dan berusaha untuk mematuhi prinsip-prinsip integritas ilmiah dalam setiap langkah penelitian dan penulisan mereka. Dengan demikian, kita dapat memastikan bahwa publikasi ilmiah tetap menjadi landasan yang kuat bagi kemajuan pengetahuan dan inovasi dalam masyarakat. Begitu!

 

*Dr. Hamidulloh Ibda, M.Pd., penulis lahir di Pati, 17 Juni. Saat ini menjadi dosen Institut Islam Nahdlatul Ulama Temanggung, Koordinator Gerakan Literasi Ma’arif (GLM) LP. Ma’arif NU PWNU Jawa Tengah 2018-2023, Kabid Media, Hukum, dan Humas Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Tengah 2020-sekarang, pengurus Lembaga Ta’lif Wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTN-NU) PCNU Kabupaten Temanggung 2019-2024, aktif menjadi reviewer 18 jurnal internasional terindeks Scopus, reviewer 9 jurnal internasional, editor dan reviewer 25 jurnal nasional.

Ilustrasi YPM Journey

TABAYUNA.com
– Siapa yang belum tahu daftar wisata religi di Jateng yang wajib anda kunjungi? Nah, anda harus tahu, bahwa Jawa Tengah, salah satu provinsi di Indonesia, tidak hanya dikenal karena keindahan alamnya, tetapi juga karena warisan keagamaannya yang kaya. Dengan sejarah yang kaya akan tradisi-tradisi spiritual, provinsi ini menjadi tempat bagi berbagai tempat wisata religi yang menarik bagi wisatawan domestik maupun internasional. Berikut adalah beberapa destinasi religi yang paling menarik untuk dikunjungi di Jawa Tengah:

Wisata Makam Sunan Kudus

Makam Sunan Kudus adalah salah satu situs bersejarah dan religius yang paling penting di Jawa Tengah, Indonesia. Terletak di kota Kudus, makam ini menjadi pusat ziarah bagi umat Islam yang datang dari berbagai penjuru untuk menghormati dan memperoleh berkah dari tokoh agama ini. Makam Sunan Kudus terletak di kota Kudus, sebuah kota kecil yang terletak di sebelah barat laut Semarang, ibu kota Provinsi Jawa Tengah. Kudus sendiri adalah sebuah kota yang memiliki sejarah panjang sebagai pusat kegiatan keagamaan Islam di Jawa Tengah. Makam Sunan Kudus dikelilingi oleh bangunan-bangunan yang memiliki arsitektur tradisional Jawa, menciptakan atmosfer yang tenang dan khusyuk bagi para pengunjung. Tempat ini sering dikunjungi oleh orang-orang yang mencari berkah dan kesembuhan, serta para pelajar dan peneliti yang tertarik dengan sejarah Islam di Indonesia.

Setiap tahun, pada hari-hari besar Islam dan peringatan khusus, makam Sunan Kudus menjadi tempat perayaan dan ziarah yang ramai. Pada saat-saat seperti itu, ribuan orang memadati makam ini untuk memanjatkan doa dan memperoleh berkah dari Sunan Kudus. Makam Sunan Kudus tidak hanya merupakan tempat ziarah dan ibadah, tetapi juga menjadi simbol penting dalam sejarah Islam di Indonesia. Dengan pesona dan kekayaan sejarahnya, makam ini terus mempertahankan daya tariknya sebagai salah satu destinasi spiritual utama di Jawa Tengah. Bagi mereka yang tertarik dengan warisan agama dan sejarah, mengunjungi makam Sunan Kudus adalah pengalaman yang tak terlupakan.

Wisata Makam Sunan Kalijaga

Sunan Kalijaga adalah salah satu dari sembilan wali Songo, para pemimpin agama Islam yang memperkenalkan Islam di Jawa. Makam Sunan Kalijaga terletak di Desa Kadilangu, Kabupaten Demak. Selain sebagai tempat ziarah, kompleks makam ini juga merupakan pusat kegiatan keagamaan dan budaya Islam, terutama saat perayaan Maulid Nabi.

Wisata Makam Sunan Muria

Sunan Muria adalah salah satu wali Songo yang terkenal di Jawa Tengah. Makam beliau terletak di Gunung Muria, di Kabupaten Kudus. Setiap tahun, ribuan orang melakukan ziarah ke makam ini untuk memohon berkah dan keberkahan hidup. Makam Sunan Muria adalah salah satu tempat wisata religi yang paling menarik di Jawa Tengah, Indonesia. Terletak di puncak Gunung Muria, Kabupaten Kudus, makam ini tidak hanya menjadi tempat ziarah bagi umat Islam, tetapi juga menawarkan pengalaman spiritual dan keindahan alam yang memukau.

Sunan Muria, yang nama aslinya adalah Raden Umar Said, adalah salah satu dari sembilan wali Songo, tokoh-tokoh suci dalam Islam Jawa yang berperan besar dalam penyebaran agama Islam di pulau Jawa. Sunan Muria memiliki sejarah panjang dalam mengajarkan ajaran Islam dan berbuat kebajikan di wilayah Jawa Tengah. Makam Sunan Muria terletak di puncak Gunung Muria, yang dapat diakses melalui perjalanan pendakian yang menantang. Para pengunjung biasanya mulai pendakian dari desa-desa di sekitar gunung, seperti Desa Gunung Wungkal atau Desa Gondosuli. Perjalanan menuju makam biasanya memakan waktu beberapa jam tergantung pada jalur yang dipilih. Setibanya di makam, pengunjung akan disambut oleh atmosfer yang khusyuk dan tenang. Di sekitar makam, terdapat bangunan-bangunan kecil yang digunakan untuk beribadah dan berziarah. Banyak orang datang ke sini untuk memanjatkan doa, mencari berkah, atau sekadar merenung dalam kedamaian alam. Selain keaslian spiritualnya, Makam Sunan Muria juga menawarkan pemandangan alam yang memukau. Dari puncak Gunung Muria, pengunjung dapat menikmati panorama indah pegunungan Jawa Tengah yang hijau dan udara segar yang menyegarkan.

Seperti banyak tempat ziarah di Indonesia, makam Sunan Muria juga menjadi pusat perayaan dan tradisi Islam setempat. Pada hari-hari besar Islam atau peringatan khusus, ribuan orang berkumpul di sini untuk merayakan dan berziarah. Makam Sunan Muria tidak hanya menjadi tujuan spiritual bagi umat Islam, tetapi juga merupakan tempat yang memikat bagi para pencinta alam dan sejarah. Dengan keindahan alamnya yang menakjubkan dan aura spiritual yang khusyuk, tempat ini menyediakan pengalaman yang memuaskan bagi siapa pun yang berkunjung, baik itu untuk tujuan religius maupun penjelajahan alam.

Wisata Candi Borobudur

Candi Borobudur adalah salah satu warisan budaya dunia UNESCO yang paling terkenal di Indonesia. Terletak di Kabupaten Magelang, candi ini merupakan monumen Buddha terbesar di dunia. Dibangun pada abad ke-9, candi ini menampilkan arsitektur yang menakjubkan dan ukiran relief yang menggambarkan ajaran Buddha. Setiap tahunnya, ribuan orang mengunjungi Candi Borobudur, terutama saat perayaan Waisak.

Wisata Candi Prambanan

Berdekatan dengan Candi Borobudur, Candi Prambanan adalah kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia. Terdiri dari beberapa candi yang indah, termasuk candi utama yang didedikasikan untuk Trimurti, yakni Brahma, Vishnu, dan Shiva. Setiap tahun, Prambanan menjadi tempat perayaan besar saat Hari Raya Waisak dan perayaan keagamaan Hindu lainnya.

Wisata Vihara Buddhagaya Watugong

Vihara Buddhagaya Watugong terletak di Kota Semarang dan merupakan salah satu tempat ibadah Buddha terbesar di Jawa Tengah. Dikenal karena arsitektur tradisional Jawa yang memukau, vihara ini menjadi tempat meditasi dan peribadatan bagi umat Buddha di daerah tersebut.

Wisata Gereja Ayam

Gereja Ayam, atau dikenal juga sebagai Gereja Bukit Rhema, adalah sebuah gereja yang memiliki arsitektur yang unik dan menarik. Terletak di Bukit Rhema, Magelang, gereja ini didirikan dengan bentuk yang menyerupai seekor ayam. Meskipun bukan tempat ibadah utama, Gereja Ayam menjadi tujuan wisata spiritual bagi banyak orang.

Wisata Makam Sunan Geseng

Terletak di Desa Kandri, Kabupaten Blora, makam Sunan Geseng menjadi salah satu tempat ziarah yang populer di Jawa Tengah. Sunan Geseng merupakan tokoh yang dihormati dalam Islam Jawa dan makamnya sering dikunjungi oleh orang-orang yang mencari berkah spiritual.

Jawa Tengah menawarkan pengalaman spiritual yang mendalam melalui berbagai destinasi wisata religi ini. Dari candi kuno hingga makam para wali, setiap tempat memiliki cerita dan keagungan spiritualnya sendiri, menjadikan Jawa Tengah sebagai destinasi yang tak terlupakan bagi para pencari kedamaian dan makna dalam perjalanan mereka. (TB/Hamidulloh Ibda).


Oleh Irfan Naufal

Beberapa tahun terakhir kasus perundungan banyak terjadi di sekolah, bahkan cenderung meningkat dari tahun ke tahun, baik perudnungan cerara verbal mapun non verbal. Kasus perundungan banyak terjadi di lingkungan sekolah bahkan sampai jenjang sekolah dasar mampu melakukan perundungan. Kasus perundungan menajdi salah satu pperhatian sekolah dalam mengungarangi dan mencegah tindak perundungan. Namun kasus perundungan belum mampu terselasaikan dengan baik di lingkungan sekolah. Setiap bulan terdapat setidiaknya  satu sampai dua kasus perundungan terjadi di sekolah, seolah – olah perudunga sudah menjadi kebiasaan umum yang dilakukan oleh sekelompok pelajar.

Perundungan baik secara verbal maupun non verbal dapat memberikan dampak buruk tertuama bagi korban. Dampak tersebut berupa trauma yang berkepanjangan hingga sulit untuk disembuhkan. Terkadang, tak sedikit korban perundung memilih untuk mengakhiri hidupnya, dan mengalami depresi karena ketakutan yang berlebihan akibat mendapat peruundunngan dari teman – temanya, hingga kobran yang mengalami depresi harus mendapatkan bimbungan dari psikolog untuk menyembuhkan depresi yang diderita korban.

Perundungan terjadi karena pelaku merasa superior dibandingkan dengan korban dan sebaliknya korban merasa inferior dibanding pelaku. Hal tersbeut membuat pelaku dapat terus – menerus melakukan perundungan hingga membuat kasus seperti ini akan terus bermunculan, dan susah untuk dicegah atau diminalkan. Selain itu yang membuat pelaku merasa suprerior karena korban kesulitan untuk melaporkan kepada pihak – pihak seperti guru, tenaga kependidikan maupun sekolah, hal tersebut terjadi karena korban mendapatkan intiimidasi dari pelaku perudnungan/ bullying\.

Terdapat faktor yang memicu terjadinya perundungan/ bullying selain pelaku yang merasa inferior salah satu diantaranya adalah,  kebebasan pelajar dalam mengakses berbagai platform media sosial yang ada seperti, tiktok, Instagram, facebook maupun yutub. Mereka dapat mengakses berbagai jenis konten yang terdapat pada media sosial tersebut tanpa menyaring damapak baik maupun buruk dari konten yang mereka akses. Kebebasan itulah yang membuat mereka menjadi kebabalasan dalam bersikap dan tak jarang mampu menjadi pemicu terjadinya perundungan/ bullying di sekolah. Konten seperti adegan berantem, dan prank dapat memicu pelaku untuk melakukan perundungan/ bullying serupa kepada temanya agar dianggap jagoan seperti yang mereka di media sosial, melakukan prank hingga membuat korban celaka bahkan cacat seumur hidup. Selain melakukan hal tersebut terkadang pelaku perundungan/ bullying dapat melakukan pelecehan seksual kepada lawan jenis atas dasar ingin memenuhi hasrat nafsu yang mereka milki.

Dalam menjalankan aksi perundungan/ bullying, biasanya pelakunya melakukann secara berkelompok kepada korban yang menajdi targetnya. Hal tersebut dilakukan pelaku agar korban kesulitan untuk membalas perbuatan pelaku dan memudahkan pelaku dalam melakukan intimidasi kepada korban.

Pihak sekolah melakuka berbagai upaya untuk mencegah dan meminimalisasi perundungan / bullying di sekolah melalui berbagai cara seperti.

Melakukan sosialiasi anti perundungan / bullying.

Sosialasi dilakukan agar pelajar dapat mengetahui dampak baik dan buruk melakukan perudungan/ bullying, memberikan pengarahan bagi murid untuk tidak melakukan aksi perundungan/ bullying. Kemudian memberikan pengarahan terkait keragaman ras, suku, agama, dan lain – lain. Tentunya dalam menjalankan sosialisasi pihak sekolah bekerja sama dengan stick holder terkait seperti masyarakat sekitar, dan polsek setempat untuk membantu memberikan sosiasliasi untuk mencegah perundungan/ bullying. Selain memberikan sosialisasi kepada murid, sosialisasi juga diberikan kepada wali murid untuk memperhatikan anaknya dalam mengakses berbagai konten yang terdapat pada platform media sosial untuk menechagah perilaku perundudngan / bullying.

Menetapkan aturan yang tegas terkait aksi perundungan/ bullying.

Pihak sekolah harus membuat  aturan yag tegas terhadap tindakan perundungan / bullying. Melalui aturan tersebut dapat membantu meminimalisasi perilaku perundungan / bullying yang terjadi di sekolah.

Memberikan sanksi yang sesuai  bagi pelaku perundungan/ bullying.

Sanksi diberikan kepada pelaku perundungan / bullying untuk memberikan efek jera atas perbuuatan yang mereka lakukan kepada korban. Pemberian sanksi tergantung pada tingkatan yang mereka lakukan seperti pemberian skorsing, di keluarkan dari sekolah atau bahkan penindakan kepada aparat berwajib.

Menciptakan jalur komunikasi.

Dalam hal ini guru mampu menicptakan komunikasi antara guru dengan murid. Melalu komunikasi dapat tericipta hubungan baik atara guru dengan murid sehingga guru mampu mengawasi dan membimbing murid dengan mudah untuk mencegah perilaku perundungan / bullying.

Menciptakan toleransi.

Perilaku perundungan/bullying sering kali disebabkan oleh kurangnya perlaku dalam menghargai sebuah perbedaan. Baik dari sisi agama, ras, warna kulit, maupun perbedaan lainnya. Dengan adanya pemahaman tentang toleransi, anak bisa berpikir bahwa apa yang beda adalah bentuk keunikan dan keberagaman. Sehingga harus dihargai dan dihormati.

Melalui berbagai upaya yang dilakukan diharapkan pihak sekolah dapat mencegah / meminimalisasi perilaku perundungan / bullying yang terjadi di sekolah. Dengan melibatkan masyarkat, dan aparat terkait dapat menekan aksi perilaku perundungan/ bullying di sekolah. Selain itu lingkungan sekolah dapat menciptakan lingkunagn yang aman, nyaman, dan bebas dari perilaku perundungan/ bullying. Sehingga murid dapat belajar dengan giat, dan semangat untuk mengejar cita – cita yang diinginkan.