Temanggung, TABAYUNA.com
- Program Studi S2 (Magister) Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Institut Islam Nahdlatul Ulama (INISNU) Temanggung siap menerima mahasiswa baru pada tahun akademik 2024-2025. Hal itu terungkap karena izin penyelenggaraan sudah keluar berdasarkan Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 713 Tahun 2024 tentang Izin Penyelenggaraan Program Studi Pendidikan Agama Islam untuk Program Magister pada Institut Islam Nahdlatul Ulama Temanggung tertanggal 8 Juli 2024.

“Prodi S2 PAI INISNU siap menerima mahasiswa baru, dan beberapa mahasiswa sudah mendaftarkan diri. Alhamdulillah, hari ini sudah kami terima,” kata Wakil Rektor III INISNU Temanggung Moh. Syafi’ usai menerima KMA Izin Penyelenggaraan di Kantor DIKTIS Kemenag RI, Jakarta, Rabu (24/7/2024).

Berdasarkan Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 713 Tahun 2024 tentang Izin Penyelenggaraan Program Studi Pendidikan Agama Islam untuk Program Magister pada Institut Islam Nahdlatul Ulama Temanggung tertanggal 8 Juli 2024 tersebut, maka jumlah Program Studi di INISNU kini bertambah delapan Prodi, yaitu enam Prodi S1 dan dua Prodi S2.

Penerimaan Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 713 Tahun 2024 tentang Izin Penyelenggaraan Program Studi Pendidikan Agama Islam untuk Program Magister pada Institut Islam Nahdlatul Ulama Temanggung secara langsung diberikan oleh Kasubbag TU Direktorat GTK Ajang Pradita, S.Kom., kepada Bendahara BPP INISNU Temanggung H. Ipnu Haryono, AAIJ., ICLFP., dan Wakil Rektor III INISNU Temanggung Moh. Syafi’.

Secara terpisah, Rektor INISNU Temanggung Dr. Muh. Baehaqi menyambut baik capaian tersebut, karena dengan bertambahnya Prodi S2 dapat meningkatkan mutu SDM di Jawa Tengah khususnya di Kabupaten Temanggung.

“Kami mengajak kepada semua masyarakat, alumni, dan siapa saja yang berminat kuliah, ayo daftarkan diri di S2 PAI INISNU Temanggung. Untuk PMB INISNU bisa mengunjungi https://pmb.inisnu.ac.id/ atau http://linktr.ee/pmbinisnuakpernu atau bisa dilakukan langsung di kampus Jalan Suwandi-Suwardi KM.01 Madureso Temanggung,” kata Rektor.

Moh. Syafi’ juga menambahkan bahwa setelah KMA tersebut diterima, langkah berikutnya adalah percepatan reakreditasi minimum melalui Sima hanya dalam waktu setahun. “Setelah itu kita akan kejar untuk reakreditasi di Lamdik,” tegas dia. (tb31).


Semarang, TABAYUNA.com
– Bertempat di Aston Inn Pandanaran Semarang, Badan Penanggulangan Terorisme Nasional (BNPT) melakukan kegiatan Monitoring Pelibatan Masyarakat dalam Pencegahan Terorisme Melalui FKPT Jawa Tengah pada 24-27 Juli 2024 bertajuk “Bersama Kita Tingkatkan Kinerja Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Tengah.”

Dalam laporannya Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Tengah Prof. Dr. Syamsul Ma’arif melaporkan bahwa banyak sekali capaian kinerja pengurus FKPT Jawa Tengah yang bersifat mandatori dan non-mandatori.

Untuk Bidang Agama, Sosial, dan Budaya kegiatan mandotorinya adalah Gembira Beragama: Gerakan Muda Bangga Bernegara dan Beragama, Bidang Pendidikan dan Pemuda kegiatannya adalah Youth Of Indonesia (Yoi) Pelibatan Pelajar SMA Sederajat dalam Rangka Pencegahan Paham Terorisme, Bidang Penelitian dan Pengkajian Coaching Mandiri "Penelitian Survei Indeks Potensi Radikalisme (IPR) dan Indeks Risiko Terorisme (IRT)".

Sementara untuk kegiatan non-mandatori telah terlaksana dengan beragam bentuk. "FKPT Jawa Tengah kinerjanya 24 jam non-stop. Bahkan tengah malam ndodok lawang (mengetuk pintu), dari ormas-ormas, kordinasi lintas institusi, dan bahkan forum yang ingin melakukan demonstrasi pada kelompok tertentu," katanya.

Ke depan, katanya, FKPT Jawa Tengah harus menguatkan narasi-narasi dan literasi yang kuat, seperti rencana pembuatan jurnal ilmiah ke depan. “Beberapa buku sudah kami terbitkan ber-ISBN termasuk Kearifan Kiai Polisi Tangkal Terorisme itu istilah dari saya,” jelasnya.

Beberapa dokumentasi kegiatan non-mandatori menjadi narasumber di TVRI, Dialog Interaktif RRI bertajuk "Tantangan Penguatan Moderasi dan Internalisasi Kearifan Lokal di Kluster Pendidikan" pada 9 Februari 2024, seminar pencegahan radikalisme, webinar kebangsaan dalam menangkal radikalisme dan terorisme ISNU Kota Semarang, menjadi narasumber Diklat Ekatama "Satuan Garda Nasional Garda Dipowongo Satuan Kota Pekalongan", Kajian Majas (Majelis Jamaah Subuh) di Masjid Affa Ulya Estetika, Pengajian dan Berbuka Berama Insan OJK dengan tema Integritas dari Sudut Pandang Islam pada 27 Maret 2024, Diseminasi dan Pelatihan Cergah Terorisme Bersama Yayasan Prasasti Perdamaian, Seminar Internasional membangun harmoni kerjasama dengan Perguruan Tinggi, Peace Camp Lintas Iman di Salatiga 3-4 Maret 2024 Kolaborasi dengan Pusat Studi Ilmu Agama dan Budaya (PSIAB), dan lainnya.

"Pengurus kami juga aktif menulis di media massa nasional dan local yang membawa nama FKPT Jawa Tengah," beber dia.

Dijelaskannya, FKPT Jawa Tengah sebagaimana tugas pokok dan fungsinya, siap melaksanakan tugas dan kegiatan mandatori dari BNPT maupun non-mandatori melalui kerjasama, koodinasi dan menjalin hubungan baik dengan Pimpinan Daerah, elemen masyarakat dan stakeholders terkait untuk menggugah kesadaran masyarakat melawan ancaman terorisme di Jawa Tengah secara berkelanjutan, terukur, dan sesuai dengan kearifan lokal.

Selain Prof. Dr. Syamsul Ma’arif, M.Ag., hadir Siti Maemunah, M.S.I., Bendahara FKPT Jateng, Ahmad Ro’uf, M.Pd., Sekretaris FKPT Jateng, Dr. Hamidulloh Ibda, M.Pd Kabid Media, Hukum dan Humas, KH. Hudalloh Ridwan, Lc., Kabid Agama, Sosial dan Budaya, Dra. Atiek Surniati, M.Si., Kabid Perempuan dan Anak, Nanang Qosim, M.Pd., Kabid Penelitian dan Pengkajian, Rahmad Winarto, M.H., Kabid Pemuda dan Pendidikan, Usfiyatul Marfu’ah, M.S.I., Staf Keuangan, Fatkhur Rohman, S.Ag., Staf Administrasi dan Umum. Hadir juga Kepala Subdirektorat Pemberdayaan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Kolonel (Sus) Dr. Harianto, S.Pd., M.Pd., dan Subkoordinator Penelitian dan Evaluasi Subdit Pemberdayaan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Teuku Fauzansyah, S.S., M.S.I.

Sementara itu, KH. Hudalloh Ridwan, Lc., Kabid Agama, Sosial dan Budaya menambahkan bahwa terdapar catatan dan poin yang dialami dan direflekesikan selama kepengurusan ini. “Saat ini terjadi iswa’iyah (kalang kabut di dalam pemaknaan, nilai, keadilan, demokrasi, moderasi), dan ini menjadi sumber masuknya faham-faham radikalisme. Seperti contoh antara moderasi dengan wasatiyah. Akademisi sering menyebut moderasi dan wasatiyah sama, namun tidak dilihat bahwa keduanya berbeda,” katanya.

Kalau wasatiyah, katanya, pada intinya sebuah faham, perangkat epistemologis untuk membaca nilai itu dari Al-Quran. “Wasatiyah tidak lahir dari konflik agama, dia turun sudah suci. Berbeda dengan moderasi beragama, itu lahir karena adanya konflik agama,” kata Gus Huda.

Seperti contoh lagi demokrasi di Indonesia disamakan dengan konsep syuro. “Syuro dengan demokrasi berbeda, sedangkan demokrasi dipraktikkan di Indonesia dengan contoh praktik baik dari negara-negara Barat,” paparnya.

Aspek lain adalah lemahnya titik temu antara institusi-institusi negara. Mereka memiliki pemahaman-pemahaman berbeda. Kayaknya sama, tapi pemaknaan, perspektif, imajinasinya berbeda-beda.

Seperti contoh moderasi beragama, lanjutnya, harusnya dipraktikkan bukan mengurangi dosis agama, namun mendalami dan menguatkan agama masing-masing agar semakin harmoni.

Di sisi lain, terdapat pendekatan kepada masyarakat dan stakeholders sangat berat jika memakai baju FKPT, namun kita praktikkan dengan baju kita, idiom-idiom kita, tradisi-tradisi kita sehingga bisa melebur.

“Ketidakberdayaan masyarakat menjadi salah satu sumber lahirnya pemahaman-pemahaman yang melenceng, dari sini akan lahir sikap-sikap yang tidak toleran. Ini terjadi karena faktor ekonomi, faktor kesenjangan, dan bentuk lain,” jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Kepala Subdirektorat Pemberdayaan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Kolonel (Sus) Dr. Harianto, S.Pd., M.Pd., mengapresiasi capaian kinerja FKPT Jawa Tengah. “Dari awal, kita dan staf, kita niatkan untuk ngangsu kawruh dari semuanya, termasuk FKPT Jawa Tengah. Kami juga menegaskan bahwa ketika ada monitoring wajib ain untuk hadir,” katanya.

Kami mengapresiasi yang setinggi-tingginya atas capaian FKPT Jawa Tengah, katanya, ini adalah bentuk sinergi dan kolaborasi yang maksimal dengan berbagai kendala. “Peran dari Bapak dan Ibu ini sangat ditunggu di wilayah Jawa Tengah,” lanjutnya. (Tb13).


TABAYUNA.com
- Perkumpulan Dosen Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PD PGMI) Korwil VIII Jawa Tengah - DIY mendapatkan penghargaan PD PGMI Indonesia Award sebagai Peringkat I Korwil Terproduktif PD-PGMI Indonesia. Hal itu terungkap dalam Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) ke-10 di UIN Raden Intan Lampung pada Kamis (18/7/2024) sampai Sabtu (20/7/2024).

Dalam kesempatan pembukaan Mukernas ke-10 tersebut, diumumkan peraih penghargaan melalui Surat Keputusan Pengurus Pusat Perkumpulan Dosen Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PD PGMI) Indonesia Nomor: 001/PD-PGMI/SK/VII/2024 tentang Penetapan Award Perkumpulan Dosen Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PD PGMI) tahun 2024.

PD PGMI Korwil Jateng-DIY mendapat penghargaan yang diberikan langsung oleh Ketua Umum  PD PGMI Indonesia Dr. Andi Prastowo, M.Pd.I. kepada Ketua PD PGMI Korwil VIII Jawa Tengah dan DIY Dr. Aninditya Sri Nugraheni, M.Pd.

Ketua PD PGMI Korwil VIII Jawa Tengah dan DIY Dr. Aninditya Sri Nugraheni menyampaikan bahwa PD PGMI Korwil Jateng DIY aktif melaksanakan diskusi pendidikan dan webinar nasional dengan sasaran peserta dosen, mahasiswa, dan guru Madrasah Ibtidaiyah di seluruh Indonesia.

"Diskusi Pendidikan dimulai dari bulan Januari yang membahas mengenai peningkatan kualitas pembelajaran melalui outcome based education yang disampaikan oleh ibu Fitri Yuliawati, M.Pd. sebulan setelah itu, di bulan Februari PD PGMI Korwil Jateng DIY Kembali melaksanakan 2 kegiatan sekaligus, yaitu academic writing dan diskusi Pendidikan.  Kegiatan academic writing dilaksanakan pada tanggal 9 Februari 2024 dengan menghadirkan narasumber ibu Eva Luthfi Fakhru Ahsani, M.Pd.," lanjutnya.

Tak lama dari itu PD PGMI Korwil Jateng DIY kembali melaskanakan diksusi Pendidikan yang membahas mengenai strategi publikasi ilmiah bidang pendidikan dasar di jurnal international bereputasi dengan sasaran dosen dan mahasiswa PGMI, kegiatan tersebut dilaksanakan pada 26 Februari 2024 dengan menghadirkan narasumber yang ahli di bidang publikasi yaitu ibu Siti Fatimah, M.Pd, dan bapak Dr. Hamidulloh Ibda, M.Pd.

Dilanjutkannya bahwa setelah sukses mengadakan kegiatan diskusi pendidikan di bulan januari dan februari, PD PGMI Korwil Jateng-DIY Kembali melaksanakan kegiatan webinar nasional dan diskusi Pendidikan sekaligus dalam 1 bulan. Kegiatan   webinar nasional membahas mengenai Strategi Pengembangan Prodi Melalui Optimalisasi Kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi, dengan menghadirkan bapak Didik Efendi, M.Pd dan ibu Ihda Ayunil Khotimah, M.Pd yang dilaksanakan pada tanggal 9 maret 2024.

Adapun kegiatan diskusi Pendidikan, dilaksanakan pada tanggal 30 Maret 2024 dengan menghadirkan narasumber ibu Dr. Laelatul Badriah, M.Pd yang membahas mengenai Akreditasi sebagai sarana peningkatan kualitas Pendidikan.

PD PGMI Korwil VIII Jateng-DIY juga aktif melaksanakan diskusi Pendidikan dengan sasaran peserta mahasiswa PGMI se Indonesia. Pada bulan April PD PGMI Korwil VIII Jateng-DIY melaksanakan kegiatan diskusi Pendidikan yang membahas mengenai kebijakan tugas akhir nonskripsi.

Kegiatan tersebut sukses menarik perhatian para mahasiswa seluruh Indonesia yang masih bingung mengenai kebijakan nonskripsi. Diskusi Pendidikan mengenai kebijakan tugas akhir nonskripsi menghadirkan ibu Zulaikhah, M.Ag, M.Pd., yang dilaksanakan pada tanggal 23 April 2024.

Sebulan setelahnya PD PGMI Korwil VIII Jateng-DIY kembali mengadakan Webinar Nasional yang membahas mengenai Strategi Tembus PKM Litapdimas dan Pelatihan Menyusun Proposal PKM Litapdimas, dengan menghadirkan narasumber bapak Ma’as Shobirin, M.Pd. dari Universitas Wahid Hasyim.

Mengingat akan pentingnya SPMI dalam kunci sukses akreditasi, PD PGMI Korwil VIII Jateng-DIY juga melaksanakan kegiatan diskusi Pendidikan yang membahas mengenai SPMI sebagai kunci sukses akreditasi perguruan tinggi yang langsung disampaikan oleh Dr. Ahwy Oktradiksa, M.Pd.I, yang juga Sekretaris PD PGMI Indonesia. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada tanggal 14 Juni 2024, melalui aplikasi zoom meeting. Kegiatan tersebut diikuti lebih dari 100 peserta dari prodi PGMI seluruh Indonesia.

Dalam melaksanakan berbagai kegiatan, Korwil PD PGMI Wilayah VIII ibu Dr, Aninditiya Sri Nugraheni, M.Pd dibantu oleh Staf kesekretariatan yaitu M. Hulkin, S.Pd dan Noptario, M.Pd sebagai Host dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh PD PGMI Korwil VIII Jateng-DIY.

"Selain itu kesuksesan setiap acara yang diselenggarakan oleh PD PGMI Korwil VIII Jateng-DIY tidak luput dari peran serta seluruh kepengurusan PD PGMI Wilayah VIII yang sangat aktif dalam memberikan saran dan masukan, sehingga program-program yang dilaksanakan dapat berjalan dengan lancar dan memberi kebermanfaat untuk semua," beber Dr. Anin kepada tabayuna.com melalui siaran persnya. (TB44).


Jakarta, TABAYUNA.com
- Pimpinan Pusat (PP) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) menggelar Latihan Instruktur Nasional (LATINNAS) selama empat hari berturut-turut dengan mengusung tema “Integration of Sustainability Cadreship” di Balai Diklat Keagamaan Jakarta, Pulo Gebang, Cakung, Jakarta Timur, DKI Jakarta, Rabu hingga Sabtu (17-20/7/2024).

 

Dalam siaran pers yang diterima redaksi Tabayuna.com pada 20 Juli 2024, Ketua PW IPNU Jawa Tengah M Irfan Khamid menanggapi bahwa proses pelatihan kaderisasi tingkat nasional ini harus digarap dengan serius mengingat akan pentingnya kebutuhan sumberdaya instruktur yang lebih kompeten dan mampu menjawab problematika kaderisasi yang ada di wilayah masing-masing.

 

Menurut Irfan, hari ini Pimpinan Pusat kurang serius dalam menyelenggarakan kaderisasi dan terkesan memaksakan untuk menciptakan monumental periodisasi. Sehingga menitikberatkan pada kuantitas dan seremonial semata. Dan menghilangkan esensi kaderisasi sebagaimana yang sudah diatur pada PO atau sistem kaderisasi IPNU itu sendiri,” kata dia.

 

Lanjutnya, ketidakseriusan PP IPNU menggelar LATINNAS tercerminkan pada input peserta yang belum semua melaksanakan kaderisasi LAKUT (Latihan Kader Utama) yang menjadi syarat sah seorang kader dapat mengikuti jenjang kaderisasi LATINNAS.

 

Maka, kata Irfan, LATINNAS yang seharusnya diharapkan menjadi kaderisasi informal di tingkat nasional untuk mencetak kader progresif serta menjadi master plan kaderisasi justru terciderai dengan banyaknya peserta yang hanya lulusan Latihan Kader Muda (LAKMUD) saja, hal tersebut patut dipertanyakan pada kapasitas analisis sosial, mengelola dinamika kelompok, menjalin relasi (public relation), bernegosiasi, berkomunikasi, dan mentoring secara berkala.

 

Harapannya, PP IPNU mampu mengorkestrasi sesuai dengan standar kaderisasi dan solutif pada permasalahan pemerataan kaderisasi di seluruh Indonesia,” papar dia. (TB12).