Oleh Alifia Nur Fadhilah
Santri PP.Miftakhurrosyidin Cekelan Temanggung

Pendidikan merupakan peran utama dalam menjalani hidup. Baik itu pendidikan formal dan non formal. Semua mempunyai karakteristik masing-masing, yang mana semuanya menjadi penentu maju mundurnya suatu peradaban, tentunya ini sangat mempengaruhi Sumber Daya Manusia (SDM) suatu negara. Dalam proses perkembangan tahapan perubahan, manusia seringkali mengalami penyimpangan yang berlawanan arah dan tidak sejalan dengan apa yang di harapkan. Oleh karena itu manusia membutuhkan pembinaan dan keluasan ilmu sehingga tercipta kehidupan yang lebih baik.

Pendidikan adalah upaya sadar manusia untuk mengembangkan kepribadian yang berlangsung seumur hidup baik di sekolah formal maupun di pondok pesantren yang notabenya non formal. Pendidikan dapat membantu masyarakat individu dan kelompok baik itu jasmani maupun rohani menuju arah kepribadian yang berkualitas. Dalam Islam pendidikan bermakna bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani dengan hikmah mengarahkan, melatih, mengajarka, mengasuh, dan mengawasi semua ajaran Islam. Di dalam Islam sudah di teragkan dalam al-qur’an bahwasannya manusia diwajibkan untuk menuntut ilmu dengan belajar.

Allah SWT telah menjadikan pena sebagai sarana berkomunikasi antar sesama manusia, walaupun jarak saling berjauhan. Di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 yang berbunyi “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Bimbingan Konseling Islam
Sejauh mana perkembangan bimbingan konseling Islam membimbing siswa? Bimbingan dan Konseling Islam adalah suatu proses pemberian bantuan secara terus menerus dan sistematis terhadap layanan bimbingan dan konseling Islami yang mengupayakan membantu individu belajar mengembangkan fitrah dan atau kembali kepada fitrah dengan cara memberdayakan (empowering) iman, akal, dan kemauan yang dikaruniakan oleh Allah kepadanya untuk mempelajari tuntunan Allah dan Rasulnya, agar fitrah yang ada pada individu berkembang dengan benar dan kokoh sesuai dengan tuntunan Allah SWT, sehingga orang yang sedang mengalami masalah dapat memahami dirinya dan mampu memecahkan masalah yang dihadapinya sehingga bahagia dunia ahirat sesuai dengan ketentuan dan petunjuk Allah dan Rasul-Nya.

Bimbingan Konseling Islam yang diberikan kepada siswa supaya bisa mengenali diri sendiri misalnya siswa yang tadinya belum mengetahui potensi yang ada di dalam diri melalui bimbingan dan arahan guru maka siswa tersebut bisa mengembangkan bakat yang ada dan bisa mengelolanya dengan baik. Apabila perubahan yang dilakukan sulit diprediksi atau diluar jangkauan kemampuan, maka akan melahirkan kesenjangan perkembangan perilaku, seperti terjadi stagnasi (kemandekan) perkembangan, masalh-masalah pribadi atau penyimpangan perilaku.

Siswa di zaman sekarang banyak tingkah laku yang tidak sesuai dengan aturan sekolah seperti halnya memakai baju tidak sesuai standar sekolah, siswa laki-laki memakai atribut yang tidak sesuai kodratnya seperti (cincin, kalung, gelang), siswa banyak yang membolos, hubungan antara siswa laki-laki dan perempuan yang terlalu dekat hingga terjebak dalam perbuatan zina, siswa telat masuk sekolah dan lain sebagainya.

Pembentukan
Bimbingan dan konseling Islam dalam pendidikan merupakan salah satu usaha nyata dalam membuat individu untuk menjadi manusia yang berkembang dalam hal pendidikan dan memiliki berbagai wawasan, pandanagan, pilihan, penyesuaian dan keterampilan yang dapat berkenan dengan diri sendiri dan lingkungannya. Sehingga mempengaruhi perkembangan dan keoptimalan dalam proses pendidikan, mulai dari awal perjalanan sejarah terbentuknya layanan bimbingan dan konseling di sekolah.

Lahirnya Bimbingan dan konseling Islam dapat di pahami bahwa adanya persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat, yaitu gangguan mental dan penanganan persoalan pendidikan dan pekerjaan di sekolah. Keluhan yang ada di masyarakat baik itu di tingakat masyarakat bawah, menengah sampai atas, dari jenjang pendidikan sekolah dasar, sekolah menengah, dan sekolah menengah atas. Terjadinya kasus di ranah sekolah tidak lain karena beberapa faktor yaitu: Pertama, faktor internal (faktor dari dalam) yang meliputi diri sendiri.

Faktor dalam diri sendiri ini yang lebih berpengaruh terhadap kelangsungan hidup di masa depan, ketika seseorang mengalami persoalan dalam diri dan tidak bisa mengendalikan maka akan berdampak pada gangguan mental. Faktor lingkungan baik itu lingkungan keluarga dan masyarakat luas, perkembangan seseorang dalam berpikir dan tingkah laku sangat terpengaruh oleh pendidikan keluarga dengan adanya pembiasaan baik misalnya membaca al-qur’an setiap selesai solat yang dilakukan anggota keluarga maka itu akan menambah religius kepada anak.

 Kedua, faktor eksternal (faktor dari luar) yaitu faktor pengaruh masyarakat dan sosial budaya yang ada di lingkungan bisa mendukung terbentuknya tingkah laku seseorang misalnya anak yang hidup dikota dan di desa dulu sangat berbeda mulai dari gaya berpakaiannya, gaya bahasanya, sampai pada pemikiran dan mentalnya. Dikota anak sudah terbiasa hidup mengikuti tren masa kini hingga sampai mempunyai rasa malu jika tidak mengikutinya serasa menjadi anak yang jadul dan kuno bertolak belakang dengan di desa.

Bimbingan dan konseling Islam mempunyai tujuan pendidikan yang dicita-citakan meliputi bimbingan konseling disekolah dan di orientasikan kepada upaya memfasilitasi perkembangan potensi konseli, yang meliputi aspek pribadi, belajar dan karir, atau terkait dengan perkembangan konseli sebagai makhluk yang berdimensi biopsikososiospiritual (biologis, psikis, sosial dan spiritual). Sesuai undang-undang nomor 20 tahun 2003, yaitu: Beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Berakhlak mulia, Memiliki pengetahuan dan keterampilan, Memiliki kesehatan jasmani dan rohani, Memiliki kepribadian yang mantap dan kebangsaan, Memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Iklim lingkungan kehidupan yang tidak sehat, seperti maraknya tayangan televisi dan media sosial lainnya, penyalahgunaan alat kontraspsi, ketidak harmonisan dalam kehidupan keluarga, dan dekandasi moral orang dewasa ini sangat mempengaruhi perilaku gaya hidup konseli (terutama pada usia remaja) yang cenderung menyimpang dari kaidah moral (akhlak yang mulia), seperti pelanggaran tata tertib, pergaulan bebas, tawuran, dan kriminalitas. Upaya mencegah dan menagkal perbuatan yang tidak diharapkan seperti yang di sebutkan maka dengan cara mengembangkan potensi konseli dan menfasilitasi mereka secara sistematik dan terprogam untuk mencapai standar kompetensi kemandirian.

Dengan demikian, pendidikan yang bermutu efektif dan ideal adalah pendidikan yang tidak mengesampingkan bimbingan dan konseling. Pendidikan yang hanya melaksanakan bidang administratif dan instruksional dengan mengabaikan bimbingan dan konseling, hanya akan menghasilkan konseli yang pintar dan terampil dalam aspek akademik, tetapi kurang memiliki kemampuan atau kematangan dalam aspek kepribadian.

Untuk mewujudkan dan membentuk manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat maka bisa melakukan bimbingan dan konseling Islam dengan cara: Pertama, Memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap dirinya. Kedua, Mengarahkan dirinya sesuai dengan potensi yang dimilikinya kearah tingkat perkembangan yang optimal. Ketiga, Mampu memecahkan sendiri masalah yang dihadapinya. Keempat, Mempunyai wawasan yang lebih realistis serta penerimaan yang objektif tentang dirinya. Kelima, Dapat menyesuaikan diri secara lebih efektif baik terhadap dirinya maupun lingkungannya sehingga memperoleh kebahagiaan dalam hidupnya. Keenam, Mempunyai taraf aktualisasi diri sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Ketujuh, Terhindar dari gejala-gejala kecemasan dan perilaku salah suai.

Bagikan :

Tambahkan Komentar