Ilustrasi |
Oleh Wahyu Egi
Widayat
Aktivis PMII dan Pengurus Dewan
Racana STAINU Temanggung
Gerakan Pramuka
hakikatnya menjadi wahana pendidikan damai. Mengapa? Tidak ada Gerakan Pramuka
yang mengajarkan radikalisme, justru sangat produktif membangun generasi cinta
NKRI, Pancasila, dan UUD 1945 yang ujungnya pada nasionalisme. Nilai-nilai
Pramuka
menjadi wahana pendidikan karakter terhadap peserta didik guna mencapai
perdamaian sesama manusia. Sepuluh
dharma menjadi norma perilaku dalam gerakan pramuka. Dharma pertama berbunyi
“Ketuhanan Yang Maha Esa”, mengandung makna bahwa setiap anggota pramuka wajib
taqwa kepada Tuhannya. Tanpa memandang perbedaan agama atau keyakinan. Hidup berdampingan tanpa melihat asal usulnya
sangat ditekankan sejak dini. Hasil yang diperoleh tidak ada golongan ini itu
yang menimbulkan kegaduhan.
Dharma kedua,
“Cinta Alam dan Kasih Sayang Sesama Manusia”. Selain manusia, alam juga perlu
dikasihi. Kejadian beberapa waktu lalu di Surabaya menjadi duka mendalam
terhadap generasi muda Indonesia. Pelaku bom bunuh diri rela meledakkan diri
beserta keluarganya. Prinsip meraka adalah jihad, membela agama Allah. Anggota
pramuka berprinsip bahwa hidup nyaman dengan prinsip dharma kedua tersebut
Dharma ketiga,
“Patriot yang Sopan dan Kesatri”. Bukan sekadar pembela agama, alam dan
manusia. Penekanan pada dharma ini adalah negara. Seorang pramuka harus mampu
mencintai negara dengan sikap sopan dan pemberani. Menjadi panutan terhadap
orang disekitarnya dengan penuh kesopanan dan keberanian.
Dari ketiga
dharma tersebut tercermin bahwa melalui pramuka menjadi alternatif dalam perdaiaman.
Sejak dini seorang pramuka sudah ditekankan pada toleransi melalui dharma
tersebut.
Pramuka
menjadi duta perdamiaan, karena mereka adalah orang-orang yang menjalankan
pekerjaan di masa damai yang membutuhkan keberanian dan kecerdikan (Scouting For
Boys, 1908). Perintah dari founding father menjadi acuan seluruh pembina
pramuka.
Pendidikan
pramuka juga sebagai wujud pendukung program pemerintah tentang Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK). Toleran, semangat kebangsaan, dan cinta damai
menjadi bagian pendidikan karakter yang dicanangkan pemerintah (Perpres Nomor
87 Tahun 2017).
Sifat tersebut
menjadi sebagian karakter dalam pendidikan pramuka. Karakter tersebut tercantum
dalam dasa dharma yang menjadi ketentuan moral kepada seluruh anggota pramuka.
Sikap tersebut tercantum dalam beberapa dasa dharma yang telah disebutkan.
Tri satya
merupakan kode kehormatan pramuka berdampingan dengan dasa dharma. Janji
anggota pramuka tercantum dalam tri satya. Janji tersebut mengharuskan untuk
selalu menjalankan kewajibannya terhadap Tuhannya, Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan Pancasila.
Melalui
penanaman nilai yang terkandung dalam trisatya dan dasa dharma menjadikan
pramuka mampu menjadi salah satu pendidikan perdamaian. Sebagai progres
menanggulangi tidakan yang akan merugikan alam dan manusia disekitarnya.
Penanaman nilai-nilai tersebut perlu dilakukan sejak dini sebagai wujud
penanaman karakter toleransi terhadap sesama.
Pramuka
menjadi solusi tepat untuk generasi muda Indoensia agar menjadi generasi milenial
yang memiliki prinsip toleransi. Bukan hanya sekadar agama, namun termasuk
negara, manusia dan alam sekitar. Penanaman nilai tersebut langkah awal
mengurangi pemikiran yang radikal atau pun ekstrim. (tb3)
Tulisan ini sudah dimuat di Kolom Mahasiswa, Buletin PGMI (BUMI) Prodi PGMI STAINU Temanggung edisi 1 (Agustus-September 2018).
Tambahkan Komentar