Semarang,
TABAYUNA.com – Sejumlah penguru Lembaga Pendidikan Ma’arif (LPM) PWNU
Jawa Tengah pada Rabu (21/11/2018) malam melanjutkan rapat rutin dalam
menguatkan platform, program kerja dan rencana kegiatan terdekat di kantor LP
Ma’arif NU Jateng. Hadir sejumlah pengurus termasuk Ketua R. Andi Irawan,
M.Ag., Sekretaris Mahmudi Abduh, S.Ag., dan Bendahara Ahmad Muzammil, M.Pd LPM
PWNU Jateng.
“Gerakan
Literasi Sekolah (GLS) atau Gerakan Literasi Madrasah (GLM) ini merupakan
sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah/madrasah
sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui
pelibatan publik dengan tujuan membumikan dan menggerakkan Aswaja Annahdliyah
dari aspek fikrah, aqifah, amaliyah dan harakah,” ujar Hamidulloh Ibda Pengurus
Bidang Litbang dan Diklat LPM PWNU Jateng saat presentasi Blueprint GLS/GLM.
GLS atau GLM
di sini, kata dia, berorientasi menjaga Islam, NU, NKRI dengan berbasis produk
yang mengacu pada pilar literasi, yaitu baca-tulis-arsip pada karya tulis
ilmiah, karya jurnalistik, dan karya sastra.
Sementara
tujuan dari GLS atau GLM ini, kata dosen STAINU Temanggung itu, yaitu menumbuhkembangkan
budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi
sekolah/madrasah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat dengan prinsip
Aswaja Annahdliyah dari aspek fikrah, aqifah, amaliyah, dan harakah.
Sementara
tujuan khususnya, kata Ibda, ada beberapa poin. Pertama, menumbuhkembangkan budaya
literasi semua sekolah/madrasah di naungan Ma’arif NU se Jateng. Kedua, meningkatkan
kapasitas warga dan lingkungan sekolah/madrasah Ma’arif NU agar literat.
Ketiga, menjadikan sekolah/madrasah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan
ramah anak agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan. Keempat, menjaga keberlanjutan
pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku bacaan dan mewadahi berbagai
strategi literasi.
Pada formula
yang kita desain, kata dia, ada beberapa strategi untuk menguatkan budaya
literasi di sekolah Ma’arif NU se Jateng. “Pertama adalah pembiasaan atau
pembudayaan, kedua yaitu pembelajaran, ketiganya yaitu keteladanan, dan
terakhir adalah penyediaan bahan bacaan,” beber peraih Juara I Lomba Artikel
Kemdikbud 2018 tersebut.
Dalam
rencana program kerja, ia memetakan pada penguatan pilar literasi yaitu baca,
tulis, dan pengarsipan. “Kami juga membuat desain literasi yang muaranya pada
tiga ranah, yaitu orientasi karya tulis ilmiah, karya jurnalistik dan karya
sastra,” tukas dia.
Sementara
itu, R. Andi Irawan Ketua LP Ma’arif PWNU Jateng juga menambahkan, banyak
sekali potensi literasi khususnya pada penguatan di masing-masing aspek. “Saya
contohkan di Kajen, selama ini perpustakaannya bagus, dan ini bisa menjadi
contoh bagi sekolah lain. Maka kami usul nanti ada pelatihan khusus pengelola
perpustakaan itu sendiri agar berjalan maksimal karena selama ini perpustakaan
dianggap kurang penting, padahal sangat vital,” kata dia.
Dalam
kesempatan itu, dibahas pula persiapan Porsema 2019 yang direncanakan akan
jatuh pada Juni 2019 di Kabupaten Temanggung. Dalam rapat itu, ditunjuk Zaedun,
S.H.I sebagai Ketua Panitia Porsema LP Ma’arif NU Jateng 2019. (tb44/Ibda).
Tambahkan Komentar