Temanggung, TABAYUNA.com - Warga desa di wilayah daerah Tembarak Temanggung pasti tak kaget dengan budaya memperingati hari kelahiran nabi besar Muhammad Saw. Moment inilah yang bahkan ditunggu oleh masyarakat karena kebanyakan pasti tidak hanya memperingati maulid ini dengan seremonial belaka melainkan menggunakan adat jawa yaitu ingkungan, ini yang menjadi penarik masyarakat dalam memperingati maulid kalau bahasa jawanya mongso mangan iwak pitek.
Kenapa kendati demikian memakai budaya dengan ingkung karena event seperti ini kalau dalam masyarakat sekitar sini sama dengan budaya sadranan dan budaya nuansa NU dll dan kalau secara logika saja kita memperingati hari ulang tahun kita atau kekasih kita saja dengan hidangan-hidangan yang special masa baginda nabi kita tidak.
Dalam Desa Krajan Tembarak misalnya moment ini di kemas dengan euforia yang bernuansa islami misal saja biasanya menggelar pengajian kemudian dan berbagai aktifitas seperti barjanji dzibaan dan juga pada acara puncaknya yaitu dengan makan bersama atau kepungan seluruh warga desa dengan ingkungan tersebut.
Tujuanya jelas yang pertama bukti cinta kita kepada Rosul dengan memperingati maulid nabi, kedua mengharapkan mengharapakan syafaatnya dalam hadist pun tertera "barang siapa memuliakan hari kelahiranku maka aku akan memberikan syafaatnya di hari qiamat" jadi jelas event begini tidak bid'ah.
Dalam kitab Fathul bari karangan al-hafidz ibnu hajar al aqsolani juz 11, hal 431 pun diterangkan, Seorang Abu lahab saja yang nyata musuh nabi mendapatkan pertolongan keringanan siksa setiap hari senin karena bergembira dengan kelahiran nabi, itu bukti bahwa rosul memberikan kemanfaatan yang sangat besar sampai orang kafir sdkalipun. Apalagi kita yang umatnya harus bergembira dengan kelahiran nabi besar Muhammad SAW dan semoga kita semua tegolong umat yang mendapatkan syafaatnya nanti Amien. (tb33/Robin).
Kenapa kendati demikian memakai budaya dengan ingkung karena event seperti ini kalau dalam masyarakat sekitar sini sama dengan budaya sadranan dan budaya nuansa NU dll dan kalau secara logika saja kita memperingati hari ulang tahun kita atau kekasih kita saja dengan hidangan-hidangan yang special masa baginda nabi kita tidak.
Dalam Desa Krajan Tembarak misalnya moment ini di kemas dengan euforia yang bernuansa islami misal saja biasanya menggelar pengajian kemudian dan berbagai aktifitas seperti barjanji dzibaan dan juga pada acara puncaknya yaitu dengan makan bersama atau kepungan seluruh warga desa dengan ingkungan tersebut.
Tujuanya jelas yang pertama bukti cinta kita kepada Rosul dengan memperingati maulid nabi, kedua mengharapkan mengharapakan syafaatnya dalam hadist pun tertera "barang siapa memuliakan hari kelahiranku maka aku akan memberikan syafaatnya di hari qiamat" jadi jelas event begini tidak bid'ah.
Dalam kitab Fathul bari karangan al-hafidz ibnu hajar al aqsolani juz 11, hal 431 pun diterangkan, Seorang Abu lahab saja yang nyata musuh nabi mendapatkan pertolongan keringanan siksa setiap hari senin karena bergembira dengan kelahiran nabi, itu bukti bahwa rosul memberikan kemanfaatan yang sangat besar sampai orang kafir sdkalipun. Apalagi kita yang umatnya harus bergembira dengan kelahiran nabi besar Muhammad SAW dan semoga kita semua tegolong umat yang mendapatkan syafaatnya nanti Amien. (tb33/Robin).
Tambahkan Komentar