Jakarta, TABAYUNA.com - Dalam rangka menguatkan kapasitas penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (PkM) dosen, LP2M Institut PTIQ Jakarta menggelar Pelatihan Penulisan Proposal Penelitian melalui moda daring pada Selasa (7/12/2021).
Dalam
sambutannya, Warek I Institut PTIQ Jakarta Dr. H. Imam Addaruqutni, M.A.,
mengapresiasi kegiatan tersebut. “Kami sebagai Warek I menyambut baik kegiatan
ini yang digagas LP2M ini, yang menyelenggarakan pelatihan penulisan proposal. Kita
melihat bahwa kalau mengikuti perkembangan, berbagai peraturan perguruan tinggi
dan program studinya, kian hari kian meningkat, semua itu dimaksudkan untuk
meningkatkan kualitas program perkuliahan, yang diharapkan tenaga akademik yang
mumpuni,” bebernya.
Juga untuk
dimaksudkan ke arah universitas yang baik, kata dia, ada perguruan tinggi yang
gradasinya yang lecturing, yang bersifat mengandalkan S1. “Kedua, research
university, yaitu perguruan tinggi yang sudah memiliki skills dalam risetnya,”
lanjut dia.
Perguruan
tinggi ini, menurutnya, yang sudah memiliki prodi di Pascasarjana. “Ini
menyiapkan tidak hanya menyiapkan dosennya, namun juga mahasiswanya yang S2 dan
S3, maka keterampilan risetnya juga harus ditingkatkan,” tegas dia.
Tanpa
penelitian, katanya, kepangkatan dosen akan susah naik. Maka ia berharap,
selain tulisan di makalah seminar, perlu peningkatan publikasi ilmiah dalam
bentuk lain. Maka dari itu, PTIQ menurutnya telah menyiapkan dana sebesar Rp
400.000.000 untuk penelitian para dosen sebagai stimulan. Pihaknya berharap, ke
depan penelitian di PTIQ atas dukungan dana itu semakin meningkat.
Ketua LP2M
Institut PTIQ Dr. Aas Siti Sholicah, M.Pd., mengatakan kegiatan ini tidak
sekadar untuk peningkatan kapasitas dosen dalam menyusun proposal di internal
PTIQ, namun juga diperuntukkan peningkatan kapasitas dosen pada penulisan
proposal di luar termasuk Litapdimas Kemenag dan berbagai kompetisi lainnya.
Dosen Institut
Islam Nahdlatul Ulama Temanggung Hamidulloh Ibda dalam materinya menegaskan
bahwa guru bukan dosen, tapi banyak dosen rasa guru. “Dosen menurut kami ya
peneliti yang mengajar, bukan pengajar yang tak pernah meneliti. Menulis, meneliti,
mengabdi, bukan soal jenjang pendidikan, punya H-Index tinggi, tapi soal
kebiasaan. Proposal itu bagian dari kegiatan kompetisi, rekognisi untuk
kemajuan diri dan institusi,” beber Pjs Wakil Rektor I INISNU Temanggung
tersebut.
Dijelaskannya,
bahwa proposal substansinya adalah dokumen rancangan yang ditulis untuk
mengusulkan penelitian, pengabdian kepada masyarakat oleh dosen kepada lembaga
‘pemberi’ bantuan dana. “Proposal penelitian dan PkM harus berbeda, menarik,
orisinil, logis, dan mengandung kebaruan,” beber penulis buku Media Literasi
Sekolah tersebut.
Menulis
proposal, menurut Koordinator Gerakan Literasi Ma’arif (GLM), tekniknya
dilakukan tiga tahap yaitu sebelum, saat, setelah. “Dalam menulis proposal,
kita harus memperhatikan beberapa hal. Telitilah dan bacalah pengumuman, petunjuk
teknis penulisan atau author guidelines, atau kaidah selingkung. Selanjutnya baca
petunjuk teknis upload proposal, laporan awal, antara, akhir, dan luaran riset
atau PkM,” papar Dewan Pengawas Lembaga Penyiaran Publik Lokal Temanggung TV tersebut.
Usai pemaparan
materi, kegiatan dilanjutkan dengan diskusi yang dipandu moderator Sekretaris
LP2M Institut PTIQ Jakarta Muhammad Khoirul Anwar. (*)
Tambahkan Komentar