Jakarta, TABAYUNA.com – Bertempat di Hotel Royal Kuningan Jakarta dan Hotel Bidakara Jakarta, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggelaar Rapat Kerja Nasional Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) ke-XI yang diikuti seluruh perwakilan pengurus FKPT se Indonesia di 34 FKPT ditambah FKPT Lebak, dan FKPT Jepara pada 19-22 Februari 2024.
Kepala BNPT Komjen Pol. Prof. Dr. H.
Mohammed Rycko Amelza Dahniel, M.Si., dalam kesempatan itu mengatakan bahwa salama
tahun 2023 tidak ada serangan teroris di Indonesia. "Alhamdulillah,
sepanjang 2023 tidak ada satupun serangan teroris secara terbuka terjadi di
Indonesia atau zero terrorist attack. Namun demikian kita harus tetap waspada,
apa yang terjadi kini dan berbagai serangan terbuka hanyalah fenomena yang
muncul di atas permukaan dalam sebuah teori gunung es," jelasnya dalam
pembukaan Rakernas ke-XI tersebut.
Pihaknya juga menyampaikan bahwa
evaluasi kinerja penanggulangan terorisme nasional tahun 2023, dan pelaksanaan
RAN PE yang sudah masuk di tahun terakhir dengan pencapaian 90,4%. "Renja
BNPT tahun 2024 memfokuskan pada upaya membangun daya tahun masyarakat (public
resilience) dari ideologi kekerasan, radikal terorisme, melalui public
awareness, yang memwujudkan public engagement, dan multistakeholders
collaboration," bebernya.
Dalam kesempatan itu, Plt. Menteri
Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Muhammad Tito
Karnavian mengapresiasi capaian BNPT selama tahun 2023 karena tidak ada
serangan terorisme. “Kami mengapresiasi setinggi-tingginya atas kinerja BNPT
dalam upaya penanggulangan terorisme khususnya prestasi Zero Terrorist Attack
pada tahun 2023 dan amannya tahapan pelaksanaan Pemilu Tahun 2024 dari
aksi-aksi terorisme,” katanya.
Di sisi lain, Kasubdit Pemberdayaan
Masyarakat Kolonel sus. H. Dr. Harinto., M.Pd, mengatakan bahwa Pengurus FKPT
memainkan peran akselerasi informasi, deteksi dini, serta melaksanakan
kebijakan dan strategi pencegahan terorisme di masing-masing daerah. “Pengurus
FKPT di 34 provinsi dan 2 kabupaten memainkan peran akselerasi informasi,
deteksi dini serta melaksanakan kebijakan dan strategi pencegahan terorisme di
masing-masing daerah," katanya.
Pihaknya menambahkan bahwa pencegahan
radikalisme dan terorisme bukan hanya tanggung jawab pemerintah, namun juga
seluruh lapisan masyarakat. FKPT berkomitmen untuk terus bekerjasama demi
menciptakan lingkungan yang damai untuk semua warga Indonesia. “Dengan tugas
dan tujuan mulia tersebut, anggota FKPT diharapkan dapat pula merangkul semua
pihak di daerah dengan semangat kebangsaan dalam penanggulangan radikalisme
terorisme demi menciptakan lingkungan yang damai,” bebernya.
Dalam kesempatan itu, hadir juga Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN RB) Abdullah
Azwar Anas, dan sejumlah tamu undangan.
Dalam rangkaian Rakeras FKPT ke-XI
tersebut, dilakukan pembagian komisi-komisi, komisi bidang agama, sosial dan
budaya, komisi bidang perempuan, anak dan remaja komisi bidang pemuda dan
Pendidikan, komisi bidang media massa, hukum dan humas serta bidang penelitian.
Sementara itu, Ketua FKPT Jawa Tengah Prof. Dr. Syamsul Ma’arif mengatakan bahwa Rakernas ini sangat efektif memplanning program-program yang komprehensif dan berkelanjutan, sehingga upaya melakukan mitigasi radikalisme sampai ke akar-akarnya bisa tercapai. "Apalagi selama ini sudah zero attack, berkat kerjasama semua pihak," katanya.
Meskipun begitu tetap harus waspada dan jangan lengah sedikitpun; karena terorisme pasti juga bermetamorfosis dengan strategi lain; lebih terbuka dan bisa jadi juga merebut hati masyarakat. "Oleh sebab itu, kita perlu terdepan dalam countering violent extremisme and terrorism dengan strategi yang dinamis. Seperti memperkuat gerakan kesadaran masyarakat, meresonansi moderasi, dan program-program dengan pretensi pendidikan dan kebudayaan. Dan tak boleh dilupakan setiap program seharusnya berbasis kerja penelitian yang profesional dan data-data yang akurat," katanya.
Di sinilah FKPT Jateng mengusulkan dan berharap semoga terealisasi dengan ide pembuatan Jurnal Ilmiah. "Harapannya agar senantiasa bisa mengupdate setiap masalah dan strategi penyelesaian terkait paham radikalisme dan terorisme berdasarkan penelitian para ahli sekaligus bisa menjadi referensi dunia," bebernya. (*)
Meskipun begitu tetap harus waspada dan jangan lengah sedikitpun; karena terorisme pasti juga bermetamorfosis dengan strategi lain; lebih terbuka dan bisa jadi juga merebut hati masyarakat. "Oleh sebab itu, kita perlu terdepan dalam countering violent extremisme and terrorism dengan strategi yang dinamis. Seperti memperkuat gerakan kesadaran masyarakat, meresonansi moderasi, dan program-program dengan pretensi pendidikan dan kebudayaan. Dan tak boleh dilupakan setiap program seharusnya berbasis kerja penelitian yang profesional dan data-data yang akurat," katanya.
Di sinilah FKPT Jateng mengusulkan dan berharap semoga terealisasi dengan ide pembuatan Jurnal Ilmiah. "Harapannya agar senantiasa bisa mengupdate setiap masalah dan strategi penyelesaian terkait paham radikalisme dan terorisme berdasarkan penelitian para ahli sekaligus bisa menjadi referensi dunia," bebernya. (*)
Tambahkan Komentar