Semarang, TABAYUNA.com
– Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif NU PWNU Jawa Tengah melaksanakan pendampingan Bahasa Mandarin sebagai persiapan seleksi beasiswa ke China. Kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen untuk mencetak generasi unggul yang menjadi kader-kader Nahdlatul Ulama (NU). Acara pembukaan karantina tersebut dihadiri oleh Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI, Prof. Dr. Noor Achmad, serta Ketua PWNU Jawa Tengah, KH. Ghofarozin, pada Jumat (22/8/2025) di Kantor PWNU Jawa Tengah.

Dalam laporannya, Fakhrudin Karmani menjelaskan bahwa program ini merupakan bagian dari kerja sama antara PWNU Jateng dan Baznas RI di bidang pendidikan. Program ini bertujuan mencetak generasi unggul yang akan menempuh pendidikan di kampus-kampus terbaik di China, sesuai dengan minat dan kebutuhan dunia di era globalisasi saat ini. Para peserta akan dikarantina bahasa selama 3 bulan di Ponpes KH. Sholeh Darat PCNU Kota Semarang, dan akan didampingi hingga mendapatkan beasiswa terbaik di kampus China.

Sementara itu, dalam sambutannya, Gus Rozin berpesan kepada para peserta agar memanfaatkan kesempatan yang sangat berharga ini dengan sebaik-baiknya. Ia menekankan bahwa para peserta yang terpilih adalah kader terbaik NU Jawa Tengah. Gus Rozin juga mengingatkan bahwa proses yang akan dilalui tentu tidak mudah, namun harus dijalani dengan tekad dan semangat yang kuat hingga akhir.

“Kalian harus serius berproses, karena kalian adalah harapan bagi NU, orang tua, dan sekolah asal masing-masing,” ujar Gus Rozin.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Baznas RI, Prof. KH. Noor Achmad, memberikan pesan penting kepada para peserta. Pertama, ia mengingatkan untuk memiliki komitmen belajar yang serius dan relevan dengan kebutuhan dunia saat ini. Kedua, ia menekankan pentingnya memiliki pikiran terbuka, siap menerima ilmu dari siapa pun, serta membangun jejaring internasional.

“Sebagai generasi penerus, kalian harus memiliki komitmen untuk belajar yang sungguh-sungguh. Di dunia yang terus berkembang, ilmu pengetahuan yang kalian peroleh harus relevan dengan kebutuhan global. Selain itu, pikiran kalian harus terbuka untuk menerima ilmu dari berbagai sumber dan membangun jejaring dengan dunia internasional,” ujar Prof. Noor Achmad.

Pesan terakhir dari Prof. Noor Achmad adalah agar para peserta dapat kembali ke Indonesia setelah selesai studi, memberikan kontribusi positif kepada masyarakat sekitar, serta berperan bagi organisasi dan bangsa.

Program ini mendapat dukungan dari kepala sekolah, keluarga siswa, dan masyarakat luas. Banyak pihak menilai bahwa beasiswa ini merupakan peluang emas bagi pemuda NU untuk mengembangkan diri dan memberi dampak positif di tingkat internasional. Para peserta juga diharapkan menjadi agen perubahan di masyarakat Indonesia, dengan membawa ilmu dan pengalaman yang mereka peroleh selama studi di China.

Keberhasilan program ini akan menjadi contoh nyata bagaimana pendidikan dapat berperan penting dalam membentuk karakter generasi muda yang unggul. Diharapkan, dengan berbekal pengetahuan dan pengalaman global, para peserta akan kembali ke Indonesia dengan semangat untuk berkontribusi, tidak hanya untuk Nahdlatul Ulama, tetapi juga untuk kemajuan bangsa dan negara. (TB11/Ubbad/Ibda).

Bagikan :

Tambahkan Komentar