Adhyaksa Dault Ketua Kwartir Nasional Pramuka. (Foto: kompas.com).
Tabayuna.com – Namanya adalah Adhyaksa Dault dan ia saat ini adalah Ketua Kwartir Nasional Pramuka. Namanya yang sangar seperti orangnya. Namun gara-gara ulahnya, Ketua Kwartir Nasional Pramuka ini yang belum diklarifikasi dan tabayun, karena dia mendukung Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan khilafah, membuat Kementerian Pemuda dan Olahraha membekukan anggaran Pramuka sebesar Rp 10 miliar.

Sebagai respons pernyataan dari Ketua Kwartir Nasional Pramuka Adhyaksa Dault yang diduga mendukung khilafah dan Hizbut Tahrir Indonesia itu, ada beberapa dosa-dosa besar yang sudah dikumpulkan timteng redaksi Tabayuna.com.

Pertama, sebagai warga negara yang hidup di NKRI, Adhyaksa Dault sangat berdosa ketika mendukung HTI dan khilafah yang jelas-jelas dilarang.

Kedua, Adhyaksa Dault sebagai Ketua Kwartir Nasional Pramuka, Adhyaksa Dault sangat berdosa karena menciderai nilai-nilai pramuka. Sebab, Anda harus melek Pramuka, bahwa orang Pramuka itu sangat “NKRI” dan menjadi guru penganut Pancasila bagi masyarakat. Terutama kalangan anak-anak SD sampai SMA dan juga guru-guru. La kok malah mendukung HTI dan Khilafah? Ini Ketua Kwarnas Pramuka cap apa?

Ketiga, gara-gara ulahnya itu, dana Pramuka tidak cair. Dampaknya sampai ke tingkat bawah, bahkan di bawah Kwartir Ranting di desa-desa.

Keempat, anggota dan pengurus Pramuka resah, emosi, misuh bahkan geram. Juga umat Islam di kalangan akar rumput ikut resah karena ulah Adhyaksa Dault yang tidak bisa lagi menjadi contoh bagi masyarakat. Sebab, selain Ketua Kwarnas Pramuka, Adhyaksa Dault adalah mantan Menpora era Susilo Bambang Yudhoyono.

Kelima, banyak yang mendukung HTI bahkan menjadi kader, pengurus dan penyokong dana. Namun, Adhyaksa Dault berkilah. Seperti yang dinukil redaksi Tabayuna.com di Kompas.com, Adhyaksa mengaku dalam berbagai kesempatan sudah melakukan klarifikasi di media televisi, koran, radio, media online dan media sosial. Adhyaksa menyatakan, dirinya hadir pada acara HTI tahun 2013 hanya sebagai undangan.

"Saya hadir di acara HTI itu tahun 2013, hanya sebagai undangan, bukan simpatisan, apalagi anggota, seperti halnya Pak Din Syamsuddin dan tokoh lainnya," kata Adhyakasa, lewat keterangan tertulis seperti yang ditabayan dari Kompas.com, Senin (24/7/2017).

Namun apakah hanya klarifikasi? Tentu tidak. Harus dibuktikan dengan pernyatan yang ada hitam di atas putihnya.

Adhyaksa juga mengklaim bahwa dirinya sudah pernah memberikan klarfikasi tertulis kepada Presiden Joko Widodo, Wapres Jusuf Kalla, Badan Intelijen Negara, termasuk ke Menpora Imam Nachrowi, terkait masalah dukungan khilafah dan HTI.

Keenam, dosen Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka 2013 – 2018 ini adalah membuat gaduh tatanan kehidupan sosial, politik dan pendidikan. Sebab, mau tidak mau, ia adalah pijakan dan kiblat anggota Pramuka seluruh dunia. Jika Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka saja ikut HTI, lalu anggotane piye?

Ketujuh, dosa besar Adhyaksa juga menggerogoti pilar kebangsaan, yaitu Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945. Lalu, Pramuka cap apa yang mendukung HTI?

Kedelapan, gara-gara ulah Adhyaksa Dault, Kemenpora tidak mengucurkan dana sebesar 10 miliar. Akibatnya pula, kegiatan Raimuna Nasional yang akan dihadiri oleh 15.000 Pramuka penegak dan pandega yang akan hadir di Jakarta tiga minggu lagi bisa gagal.

Kesembilan, menjelang Hari Pramuka, HUT NKRI 17 Agustus 2017, Adhyaksa Dault seharusnya lebih konsen dan serius mengawal Pramuka. Bukan malah membuat gaduh.

Kesepuluh, sebagai pejabat publik, Adhyaksa Dault seharusnya memahami, mengamalkan dan mengampanyekan ideologi negara, bukan sebaliknya. Ingat sekali lagi, bukan sebaliknya. Apalagi, setelah video pernyataan Adhyaksa Dault beredar, masyarakat banyak yang menonton dan mengikuti ucapannya yang meresahkan masyarakat se jagad Nusantara.

Lihat Sampai Selesai Video: MENGEJUDKAN! Hadiri Acara Hizbut Tahrir Indonesia,Ini Komentar Mengejudkan Adhyaksa Dault

Juga Video YoutubeAdhyaksa Ingin Ganti Pancasila Dengan Khilafah

Berikut foto Adhyaksa Dault di acara HTI:
Sumber: Youtube


Kesebelas, Adhyaksa Dault belum seratus persen mengamalkan Tri Satya dan Dasa Dharma Pramuka. Ayo diingat lagi:
(Pramuka itu: Takwa kepada Tuhan yang Maha Esa, Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia, Patriot yang sopan dan kesatria, Patuh dan suka bermusyawarah, Rela menolong dan tabah, Rajin, terampil dan gembira, Hemat, cermat dan bersahaja, Disiplin, berani dan setia, Bertanggung jawab dan dapat dipercaya, Suci dalam pikiran, perkataan maupun perbuatan).

Lalu, apakah Adhyaksa Dault sudah suci dalam pikiran, perkataan maupun perbuatan?

Keduabelas, Adhyaksa Dault adalah aktivis Pramuka “abal-abal”. Lo kok bisa? Kalau benar-benar kader Pramuka, pasti ia tunduk dan patuh terhadap aturan NKRI. (TB2).
Bagikan :

Tambahkan Komentar