Tabayuna.com - Situasi memanas, sebab, almarhum HTI meski sudah bubar berkeping-keping, namun Buletin Kaffah milik HTI masih bergentayangan dan disebar luas di masjid-masjid.
Anda, khususnya warga NU harus ekstra waspada, bahkan waspada sekali. Sebab, HTI hanya almarhum secara kelembagaan. Namun ideologinya terus menggerogoti aswaja. Maka dari itu, adanya fenomena gentayangan Buletin Kaffah ini tidak boleh dibiarkan begitu saja.

Anda harus tahu, sebelumnya HTI saat masih hidup, memiliki Buletin Al-Islam yang disebar di masjid-masjid, terutama saat hari Jumat karena banyak jemaah datang ke masjid untuk salat Jumat. Mereka menyebarkannya dengan terang-terangan. Anda pasti tahu, isinya provokasi, adu domba dan suka membid'ahkan.

Isinya, dari penelitian terbatas yang dilakukan redaksi Tabayuna.com selama dua hari, yaitu 17-18 Agustus 2017 sejak menerima foto Buletin Kaffah milik HTI ini memang sangat provokatif. Ya, pol provokatif tenan!

Buletin Kaffah milik HTI laknat ini, di edisi perdananya No. 001, 11 Agustus 2017/18 Dzulqa’dah 1438 H, buletin Kaffah memberikan judul besar pada salah satu tulisannya, "Islam Kaffah". Yang menjadi sorotan redaksi Dutaislam.com adalah paragraf ini:

Demikian pula terkait pengurusan negara. Al-Quran memang tidak secara tegas (tekstual) menentukan sistem dan bentuk negara. Namun, ketentuan tentang sistem dan bentuk negara dijelaskan oleh banyak nash as-Sunnah atau ditegaskan oleh Ijmak Sahabat. Hal demikian amat mudah dipahami oleh mereka yang memahami ijtihad dan tentu akan gagal dipahami oleh mereka yang tidak mengerti ijtihad.

Untuk melihat detailnya, Anda bisa baca sendiri agar tidak sepenggal di foto di atas. Jika perlu, Anda download dan baca sambil ngopi biar tidak gagal paham.

Baca: Yes, Memerangi Khilafah dan HTI itu Bukan Anti Islam

Jika sudah, silakan simpulkan sendiri. Meski hanya implisit, namun intinya HTI ingin KHILAFAH tetap dijalankan di Indonesia, padahal ia sudah dilarang pemerintah dan sudah resmi dibubarkan. 
Aduh-duh, HTI memang tidak tahu diri ya. Jebul ngunu kuwi niate kawit biyen! (TB77).
Bagikan :

Tambahkan Komentar