Majelis Sholawat Jatisari dan KORDAIS UIN Walisongo Semarang gelar “Ngaji Budaya” memperingati menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW di lapangan Masjid Jami’ Jatisari.
Semarang, TABAYUNA.com – Semangat keagamaan yang sedang tumbuh di kalangan masyarakat muslim di tanah air perlu dibarengi dengan kecintaan terhadap khasanah budaya lokal sebagaimana yang telah diwariskan oleh para pejuang bangsa ini.

KH Syarif Rohmat mengatakan Indonesia selama ini menjadi rujukan bagi dunia dalam penerapan toleransi umat beragama. Hal ini bisa terjadi karena umat muslim sebagai penduduk mayoritas dapat mengayomi kelompok lain.



Menurut dai yang populer lewat tayangan Damai Indonesiaku ini, sikap toleran yang ditunjukkan oleh masyarakat muslim di Indonesia telah membukakan mata dunia bahwa kehadiran Islam bukan sebagai ancaman. Sebaliknya, agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW ini ramah terhadap sesama dan menghargai perbedaan.

“Kita perlu meneladani cara berdakwah Walisongo dalam mensyiarkan ajaran Islam melalui pendekatan kebudayaan. Kita juga harus berterimakasih kepada para pejuang bangsa yang telah menjadikan Indonesia seperti sekarang ini. Semangat keislaman yang sedang tumbuh di masyarakat perlu diimbangi dengan penguatan wawasan kebangsaan,” terangnya.

Lebih lanjut, dosen di Perguruan Tinggi Ilmu Al Qur’an (PTIQ) Jakarta ini mengatakan, penghargaan terhadap budaya lokal menjadi pintu masuk bagi masyarakat muslim di Indonesia mencintai bangsanya. Karena itu, tradisi keislaman yang telah diwariskan para pendahulu perlu dijaga dan dirawat.

“Islam itu mencintai keindahan. Dakwahnya disampaikan melalui medium seni dan kebudayaan. Tadi kita bersama-sama mendengarkan sholawat yang dilantunkan dengan suara yang indah dari Bu Hj Wafiq Azizah diiringi tarian sufi. Salah kalau Islam itu kasar dan suka marah-marah,” imbuhnya.
Ceramah KH Syarif Rohmat itu disampaikan dalam acara “Ngaji Budaya” menyambut bulan Maulid Nabi dan sekaligus memperingati ulang tahun Korps Dai Islam (KORDAIS) ke-33 yang dihelat baru-baru ini di lapangan masjid Jami’ Jatisari, Mijen, Semarang.

Kegiatan yang diselenggarakan oleh Majelis Sholawat Jatisari dan KORDAIS UIN Walisongo Semarang ini dihadiri sejumlah tokoh. Antara lain Gus Ali Gondrong, Kyai Ahmad Anas, H Masrukan dan Gus “Boby” Mahbub Zaki. Pengajian budaya makin meriah dengan lantunan sholawat yang dibawakan Hj Wafiq Azizah dengan iringan tari sufi dari para personil yang telah terlatih.

Heru Wibowo selaku ketua panitia mengatakan, melalui kegiatan ini pihaknya mengajak masyarakat sekitar untuk menghidupkan kembali tradisi-tradisi keislaman yang diwariskan oleh para pendahulu. Menurutnya hal ini penting untuk membantengi masyarakat dari paham-paham keislaman yang anti terhadap keberagaman. (tb44/hmd).
Bagikan :

Tambahkan Komentar