Oleh : Ayu Fatmawati
Program Studi Ekonomi Syariah Jurusan Syariah STAINU Temanggung 2018
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
Mata kuliah : Bahasa Indonesia Lanjutan
Dosen pengampu : Hamidulloh Ibda, M.Pd.



Abstrak
Bahasa merupakan aspek penting dalam berkehidupan. Karena dengan bahasa bisa menjadikan suatu interaksi bisa berjalan dengan baik dan dimengerti oleh pihak yang diajak berinteraksi. Mendengarkan merupakan salah satu aspek yang ada pada catur tunggal bahasa yaitu menyimak (mendengarkan), membaca, menulis dan berbicara. Menyimak yaitu kegiatan mendengarkan tapi dengan memperoleh informasi, bisa menangkap isi atau pesan serta dapat memahami apa yang telah disampaikan dan juga bisa mengungkapkan kembali apa yang telah didapat dari apa yang disampaikan. Mengungkapkan bisa melalui beberapa cara agar lebih mudah memahami apa yang seharusnya ditangkap pada yang disampaikan.
Kata kunci : Bahasa, menyimak, mendengarkan.

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kehormatan suatu bangsa tercermin dari kualitas pendidikan. Di Indonesia khususnya pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Upaya yang sudah dilakukan oleh pemerintah di bidang pendidikan yaitu salah satu contohnya pengembangkan kurikulum, menyediakan fasilitas sarana dan prasarana pendidikan, bantuan melalui dana BOS, meningkatkan kesejahteraan guru melalui program sertifikasi yang memotivasi guru untuk meningkatkan kinerjanya di bidang pendidikan.[1]
Keterampilan menyimak berperan penting dalam usaha mempelajari banyak hal, apalagi di dunia pendidikan. Setiap pelajaran di sekolah memerlukan keterampilan menyimak dan memahami. Guru mentransferkan ilmunya sebagian besar melalui ujaran. Disisnilah keterampilan menyimak bagi siswa dibutuhkan, mengingat pentingnya keterampilan menyimak, maka keterampilan tersebut harus diajarkan sejak dini dalam pelajaran bahasa di sekolah dasar.[2]

Rumusan Masalah
Apa yang Dimaksud Bahasa?
Apa Karakteristik Bahasa?
Apa yang Dimaksud Mendengarkan?
Apa saja Trik Mendengarkan?
Bagaimana Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran Keterampilan Menyimak
Bagaimana Contoh Mendengarkan yang Baik?

Tujuan
Mengetahui pengertian Bahasa
Mengetahui karakteristik bahasa
Mengetahui Pengertian Mendengarkan
Mengetahui Trik Mendengarkan
Mengetahui Bagaimana Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran Keterampilan Menyimak
Mengetahui Contoh Mendengarkan yang Baik

BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Bahasa
Bahasa adalah suatu faktor mendasar yang membedakan manusia dengan hewan. Bahasa sebagai anugerah dari sang pencipta memungkinkan individu dapat hidup bersama orang lain, membantu memecahkan masalah, dan memosisikan diri sebagai makhluk yang berbudaya.[3]

Bahasa merupakan sarana komunikasi yang penting bagi manusia. Melalui bahasa, seseorang dapat menyampaikan ide atau gagasan kepada orang lain.[4] Keterampilan berbahasa sangat penting dimiliki oleh setiap manusia karena bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang dalam berbahasa, maka akan semakin jelas pula jalan pikiran orang tersebut.

Beberapa ahli mengemukakan pendapat tentang kepemilikan manusia dalam bahasa. Berdasarkan penelitian mereka terhadap spesies hewan tertentu, diketahui bahwa banyak spesies hewan yang memiliki cara yang kompleks dan cerdas untuk memberi sinyal bahaya maupun mengomunikasikan sebagai kebutuhan dasar mereka, seperti makan dan berhubungan seks. Para ahli sepakat bahwa semua hewan dapat berkomunikasi satu sama lain dan beberapa spesies dapat dilatih untuk memanipulasi symbol-simbol yang mirip dengan bahasa. Namun demikian, symbol-simbol tersebut jauh lebih rendah dibandingkan bahasa pada manusia. Penelitian terhadap bahasa yang digunakan antar simpanse tidak membawa hasil sebaik yang dilakukan oleh manusia melalui bahasa isyarat. Dalam penelitian tersebut tidak ada simpanse yang dapat memahami lebih dari seratus kosa kata. Terrace (dalam Dworetzky,1984) mengadakan penelitian terhadap beberapa simpanse dan membuktikan bahwa simpanse-simpanse tersebut dapat memahami banyak kosa kata, namun mereka tidak bisa menghasilkan kalimat-kalimat yang orisinil. Berdasarkan beberapa penelitian tersebut diasumsikan bahwa bahasa adalah alat komunikasi social bagi ras manusia, bukan spesies lain. [5]

Keterampilan berbahasa meliputi empat keterampilan dasar, yaitu: menyimak, berbicara dan menulis. Keempat keterampilan tersebut memiliki satu hubungan dengan yang lainnya dan saling mendukung. Tarigan juga menyatakan bahwa keterampilan berbahasa biasanya diperoleh manusia secara berurutan. Keterampilan berbahasa yang pertama kali dikuasai oleh manusia adalah menyimak dan berbicara baru kemudian membaca dan menulis. [6]

Bahasa diperoleh dan dipelajari secara alamiah bagi anak-anak untuk memenuhi kebutuhan dalam lingkungan. Bahasa mampu mengubah dan mengontrol perilaku tidak hanya pada anak, tetapi tingkah laku yang lain. Sebagai alat sosial, bahasa menjadi cara bereaksi terhadap orang lain. Bahasa juga memfasilitasi dan kadang-kadang bertanggung jawab untuk pertumbuhan kognitif. Bahasa juga memungkinkan untuk mengekspresikan keunikan kita sendiri sebagai individu. Bahasa sebagai alat komunikasi  bagi anak memiliki banyak fungsi.[7]

Karakteristik Bahasa
Bahasa memiliki karakteristik yang menjadikannya sebagai aspek khas komunikasi. Ada beberapa karakteristik bahasa sebagai berikut.[8]
1 Sistematis, artinya bahasa merupakan suatu cara menggabungkan bunyibunyian maupun tulisan  yang bersifat teratur, standar, dan  konsisten. Setiap bahasa memiliki tipe konsistensi yang bersifat khas. Bahasa  Inggris memiliki sejumlah variasi pola konsisten yang jumlahnya jauh lebih banyak dibandingkan pola yang tidak konsisten. Bahasa Indonesia juga memiliki jenis pola keteraturan tertentu.
2 Arbitier, yaitu bahwa bahasa terdiri dari hubungan-hubungan antara berbagai macam suara dan visual, objek, maupun gagasan. Setiap bahasa memiliki kata-kata yang berbeda dalam memberi simbol pada angkaangka tertentu. Sebagai contoh kata satu dalam bahasa Indonesia dan kata one dalam bahasa Inggris merupakan simbol yang memiliki kesamaan konsep. Beberapa bahasa di dunia memiliki dua puluh enam jenis huruf alfabet, tetapi negara seperti Cina menggunakan sistem yang berbeda yang memiliki sekitar tiga ribu karakter. Keputusan yang bersifat arbitier (mana suka) akan menentukan cara membaca suatu bahasa. Dalam membaca bahasa tertentu, Anda harus membacanya berdasarkan kolom dari atas halaman ke bawah halaman, dari kanan halaman ke kiri halaman, ataupun dari kiri halaman ke kanan halaman.
3 Fleksibel, artinya bahasa dapat berubah sesuai dengan perkembangan zaman. Kosa kata terus bertambah mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Penambahan ribuan kosa kata tersebut terdiri atas berbagai kata baru yang berkenaan dengan istilah teknologi, berbagai singkatan, maupun bahasa jargon yang cukup banyak digunakan oleh kelompok tertentu.
4 Beragam artinya dalam hal pengucapan, bahasa memiliki berbagai variasi dialek atau cara. Perbedaan dialek terjadi dalam pengucapan, kosa kata, dan sintaks. Semula, perbedaan dialek ditentukan oleh daerah geografisnya, namun sekarang ini kelompok sosial yang berbeda dalam suatu masyarakat menggunakan dialek yang berbeda pula. Sebagai contoh  Indonesia dengan berbagai budayanya memiliki ratusan dialek yang digunakan oleh masyarakat. India memiliki lebih dari dua puluh bahasa dan delapan puluh dialek.
5 Kompleks, yaitu bahwa  kemampuan berpikir dan bernalar dipengaruhi oleh kemampuan menggunakan bahasa yang menjelaskan berbagai konsep, ide, maupun hubungan-hubungan yang dapat dimanipulasikan saat berpikir dan bernalar.

Mendengarkan
Pembelajaran menyimak atau mendengarkan bisa berupa mendengarkan cerita atau mendengarkan isi pengumuman. Pada pembelajaran menyimak, siswa akan diminta untuk mampu mengemukakan kembali isi simakan. Kemampuan ini termasuk kemampuan yang kompleks dan mesti dilatih.[9]
               
Media Audio Visual (film) dapat dikembangkan misalnya untuk menyampaikan materi peninggalan sejarah Hindu, Budha dan Islam. Guru dapat menampilkan film yang memuat ilustrasi, gambar, teks, dan audio tentang peninggalan sejarah tersebut. Dengan demikian, materi pembelajaran menjadi menarik karena tidak hanya menyuguhkan ceramah semata.[10]

Mendengar yang pertama adalah memasukkan suara ke telinga, sedangkan mendengar yang kedua (mendengarkan) adalah mengolah suara yang masuk ketelinga menjadi lebih bermakna. Untuk mendengar secara lebih bermakna, kita dibantu sejumlah pertanyaan. Pertanyaan itu membuat kita lebih mengerti makna dari pernyataan atau ucapan si pembicara. Ketika si pembicara mengatakan “saya setuju bahwa…” maka kita ajukan pertanyaan “Apa yang Anda setuju tadi…?” sehingga kita menjadi pendengar yang lebih baik, atau juga mendorong orang lain untuk mendengar secara lebih baik.

TRIK-TRIK MENDENGARKAN
Berikut adalah  11 macam teknik mendengarkan yang sebaiknya dimiliki fasilitator .[11]
Triks-1: Membahasakan Kembali (Paraphrasing)
Membahasakan kembali merupakan teknik yang paling penting untuk dipelajari. Teknik ini merupakan dasar dari teknik lainnya.
Teknik ini bersifat menenangkan, membuat peserta paham bahwa ucapannya dimengerti orang lain.
Terutama digunakan untuk menanggapi jawaban yang berbelit dan membingungkan.

Triks-2: Menarik Keluar (Drawing people out)
Karena jawaban warga kurang lengkap, fasilitator perlu menarik keluar gagasan yang belum dikatakan.
Gunakan teknik ini bila warga mengalami kesulitan menjelaskan gagasan.


1.      Triks-3: Memantulkan (Mirroring)
a.       Fasilitator berfungsi sebagai dinding, yang memantulkan katakata warga. Tujuannya, meyakinkan warga bahwa fasilitator mendengarkan ucapannya.
b.      Biasanya digunakan bila fasilitator ingin menegaskan bahwa ia tidak memihak.
c.       Teknik ini berguna mempercepat diskusi yang lamban. Sesuai untuk memfasilitasi proses curah pendapat.
2.      Triks-4: Mengumpulkan Gagasan (Gathering Ideas)
a.       Adalah teknik mendaftar gagasan secara cepat. Hanya untuk mengumpulkan, dan bukan hendak mendiskusikannya.
b.      Kumpulkan gagasan dengan memadukan teknik membahasakan kembali. Agar lebih cepat, gunakan terutama teknik memantulkan. Dengan memantulkan ucapan, warga merasa didengarkan dan mereka akan ikut menyampaikan gagasan secara singkat. Biasanya dalam 3 sampai 5 kata. Jadi, kita lebih mudah menuliskannya di papan tulis.
3.      Triks-5: Mengurutkan (Stacking)
a.       Adalah semacam teknik menyusun antrian bicara, ketika beberapa orang bermaksud berbicara pada waktu bersamaan.
b.      Dengan teknik ini, setiap orang akan mendengarkan tanpa gangguan dari orang yang berebut kesempatan bicara.
c.       Karena setiap orang tahu gilirannya, tugas fasilitator menjadi lebih ringan.
4.      Triks-6: Mengembalikan ke Jalurnya (Tracking)
a.       Bayangkan bila ada lima orang yang ingin membicarakan berbagai akibat dari penumpukan sampah. Empat orang ingin menghitung biaya pengadaan kereta pengangkut sampah. Tiga orang tertarik membahas pemanfaatan sampah menjadi pupuk organic
b.      Biasanya orang menganggap bahwa apa yang ia anggap penting seharusnya terpilih menjadi topik diskusi. Pada keadaan ini, fasilitator bertugas mengembalikan diskusi ke jalumya.
c.       Teknik ini akan menenangkan orang yang bingung karena gagasannya tidak mendapatkan sambutan dari orang lain.


5.      Triks-7: Menguatkan (Encouraging)
a.       Adalah teknik mengajak orang ikut terlibat dalam diskusi, tanpa membuat mereka tersiksa karena terpaksa menjadi pusat perhatian.
b.      Dalam diskusi biasanya ada peserta yang hanya duduk dan diam. Diam bukan berarti malas atau tidak mau tahu. Mereka merasa kurang terlibat. Dengan sedikit dorongan, temukan sesuatu yang menarik perhatian mereka.
c.       Teknik menguatkan terutama membantu selama tahap awal diskusi, pada saat para peserta masih menyesuaikan diri. Bagi peserta yang lebih terlibat, mereka tidak membutuhkan begitu banyak penguatan untuk berpartisipasi.
6.      Triks-8: Menyeimbangkan (Balancing)
a.       Pendapat paling kuat dalam suatu diskusi seringkali datang dari orang yang mengusulkan topik diskusi. Mungkin ada sebagian peserta yang mempunyai pendapat lain, tapi belum mau bicara.
b.      Teknik menyeimbangkan membantah anggapan umum bahwa "diam berarti setuju". Teknik menyeimbangkan gunanya untuk membantu orang yang tidak bicara karena merasa pendapatnya pasti tidak disetujui banyak orang.
c.       Dengan teknik menyeimbangkan, fasilitator sebenamya menunjukkan bahwa dalam diskusi orang boleh menyatakan pendapat apapun.
7.      Triks-9: Membuka Ruang (Making Space)
a.       Teknik membuka ruang adalah teknik membuka kesempatan kepada peserta yang pendiam untuk terlibat dalam diskusi.
b.      Dalam setiap diskusi selalu ada yang bicara terus, ada yang jarang bicara. Pada saat diskusi berlangsung cepat, orang pendiam dan yang berpikir lambat  mungkin mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri.
c.       Ada orang yang tidak mau berperan banyak, karena tidak ingin dianggap ingin menang sendiri. Ada pula yang ikut dalam diskusi sambil meraba raba apakah ia dapat diterima atau tidak. Banyak juga yang enggan bicara karena menganggap dirinya bodoh. Maka, fasilitator perlu membuka ruang partisipasi.
8.      Triks-10: Diam Sejenak (Intentional Silence)
a.       Adalah berhenti bicara selama beberapa detik. Menunggu sejenak agar si pembicara menemukan apa yang ingin ia katakan.
b.      Banyak orang membutuhkan keadaan tenang untuk mengenali pemikiran atau perasaannya. Kadang kadang berhenti bicara beberapa detik sebelum mengatakan sesuatu yang mungkin berisiko. Ada pula yang diam sejenak untuk menyusun pikirannya.
c.       Gunakan teknik ini jika peserta diskusi terialu mudah berbicara. Teknik ini akan mengajak mereka untuk berpikir lebih mendalam.
9.      Triks-11: Menemukan Kesamaan Pemikiran Dasar
a.       Teknik menemukan kesamaan pemikiran dasar terutama berguna ketika peserta diskusi terbelah oleh perbedaan pendapat. Teknik ini dapat memperjelas letak persamaan dan pertentangan pendapat yang terjadi dalam, diskusi.
b.      Teknik ini dapat membangkitkan harapan. Membuat warga tersadar bahwa meski saling bertentangan, mereka memiliki kesamaan tujuan. Untuk hal yang dasar mereka memiliki banyak kesamaan.

1.      Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran Keterampilan Menyimak
Pada dewasa ini Model pembelajaran lebih dititik beratkan pada siswa untuk mencari sendiri permasalahan atau inti dari apa yang dipelajari. Pemilihan model pembelajaran merupakan bagian terpenting dalam tahap perencanaan Pembelajaran. Model Pembelajaran yang tepat dapat membangun Interaksi dan motivasi siswa dalam mengikuti Pembelajaran Suatu  tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan apabila model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diberikan oleh seorang guru Pemberian materi pembelajaran yang hanya menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas menyebabkan siswa menjadi jenuh dalam menerima pembelajaran. Model pembelajaran ini masih dilakukan di semua sekolah-sekolah karena keterbatasan guru memahami model-model pembelajaran yang inovatif dan kreatif sehingga siswa tidak menyerap dan mengikuti pembelajaran secara optimal. Untuk itu diperlukan suatu pendekatan yang dapat membangkitkan motivasi belajar siswa.[12]
           
Hasil yang ingin dicapai dalam pembelajaran keterampilan menyimak menggunakan media film animasi ini adalah pencapaian kompetensi menyimak siswa. Untuk itu, guru membuat soal keterampilan menyimak dalam tiap siklus dengan memanfaatkan film animasi sebagai pengganti wacana lisan untuk mengukur keterampilan menyimak siswa. Siswa ditugasi untuk menyimak dialog dan monolog yang terdapat dalam film animasi yang ditayangkan kemudian menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan film animasi tersebut.
Proses pembelajaran keterampilan menyimak menggunakan media film animasi mengalami peningkatan dari siklus ke siklus. Siswa tertarik dengan film animasi yang dijadikan media pembelajaran. Meskipun pada saat pemberian materi banyak siswa yang tidak fokus terhadap pembelajaran, semua siswa menjadi fokus saat film animasi ditayangkan. Hal ini berlangsung terus selama dua siklus, hanya pada siklus 1 konsentrasi siswa sedikit terganggu karena film animasi yang ditayangkan mengandung unsur humor sehingga siswa terpancing untuk tertawa. Ketertarikan siswa juga dapat dilihat pada saat pembelajaran akan dilaksanakan, banyak siswa yang bertanya tentang film animasi yang akan dijadikan media.
2.      Contoh Menyimak/mendengarkan[13]
1.      Menyimak Cerita
Pembelajaran menyimak atau mendengarkan dapat dilakukan oleh guru dengan memperdengarkan suatu cerita. Guru dapat langsung bercerita di depan kelas. Guru pun bisa saja merekam ceritanya dan memperdengarkan rekaman itu kepada siswa. Salah satu kekurangan dengan teknik rekaman adalah cerita tidak bisa diulang seandainya siswa tidak memperhatikan. Pengulangan itu bisa dilakukan namun akan merepotkan. Guru dapat memutar rekaman dua kali bahkan tiga kali. Selanjutnya siswa diminta untuk mampu mengomentari tokoh cerita dongeng. 
Guru menyiapkan cerita dongeng dan diperdengarkan. Menggunakan media audio, misalnya hp atau laptop. Guru harus yakin bahwa siswa dapat mendengarkan media audio yang dibuatnya. Suara audio yang nyaring sangat penting dalam pembelajaran. Tanpa audio yang nyaring, siswa tidak akan bisa mendengarkan cerita dengan baik. Dalam pembelajaran mendengarkan (menyimak) siswa diharapkan mampu mengemukakan kembali hasil simakan. Siswa diminta untuk menyebutkan tema atau gagasan cerita. Siswa tidak disarankan menyebutkan judul karena bisa saja siswa kesulitan mengingat judul. Siswa bisa saja lebih suka mengingat peristiwa daripada judul.
            Evaluasi pembelajaran mendengarkan dilakukan dengan menyebutkan nama tokoh, sifat tokoh, dan tanggapan terhadap tokoh. Setelah mendengarkan cerita, siswa diminta untuk menyebutkan tiga nama tokoh beserta sifatnya. Terakhir siswa diminta untuk menyebutkan tiga tokoh beserta tanggapan siswa terhadap tokoh yang ia simak. 
Guru dapat memberikan latihan sebelum evaluasi. Latihan dapat dilakukan siswa dengan mengisi lembar kerja siswa (LKS) atau lembar kerja peserta didik (LKPD). Dengan begitu, ada dua cerita yang harus disiapkan guru. Satu cerita untuk latihan, satu lagi cerita untuk evaluasi. Dalam latihan-latihan, siswa dilatih untuk dapat mengungkapkan kembali hasil simakan.
2.      Menyimak Melalui Media
Selain mengembangkan metode, guru dapat mengembangkan media pembelajaran. Pengembangan media mestinya mengutamakan efektifitas dan efisiensi. Pada saat ini guru dapat melihat banyak media di internet. Guru juga dapat melihat banyak film di internet yang berkaitan dengan materi pelajaran. Film atau media lain dapat menginspirasi guru dalam mengembangkan medianya. Film atau media dapat dibuat atau dikompilasi dari film atau media lain. Bila film atau media itu berupa kompilasi dari berbagai sumber lain, maka sumbernya harus dicantumkan agar tidak terjadi klaim plagiat. Di samping itu, pencantuman sumber akan memudahkan bagi pembuat media untuk menelusuri sumber aslinya. 
Media audio visual (film) dapat dikembangkan misalnya untuk menyampaikan materi peninggalan sejarah Hindu, Budha dan Islam. Guru dapat menampilkan film yang memuat ilustrasi, gambar, teks, dan audio tentang peninggalan sejarah tersebut. Dengan demikian, materi pembelajaran menjadi menarik karena tidak hanya menyuguhkan ceramah semata. 
Media pun dapat dikembangkan untuk menyampaikan materi membaca atau menyimak. Guru dapat memilih tema kenampakan alam atau dalam pembelajaran IPA terdapat materi kenampakan alam. Guru dapat menampilkan film yang memuat ilustrasi, gambar, teks, dan audio tentang kenampakan alam. Kenampakan alam dapat berupa kenampakan alami dan buatan. Kenampakan alami misalnya laut, hutan, sungai, danau, gunung, lembah. Kenampakan buatan misalnya perumahan, pesawahan, jalan, bangunan, hutan buatan, sungai buatan (irigasi), atau danau buatan.
3.      Menyimak dengan Metode Evaluasi
Guru dapat mengembangkan evaluasi berupa soal pilihan ganda dan isian singkat. Soal isian singkat dan esai sebenarnya lebih membuat siswa kreatif. Namun, soal pilihan ganda memudahkan guru dalam menilai skor siswa. 
Evaluasi harus dibuat dengan menyertakan kunci jawaban. Skor jawaban pilihan ganda bisa lebih kecil daripada skor jawaban esai. Skor jawaban esai bisa saja berbeda-beda antara satu jawaban esai dengan jawaban esai yang lain. Bila satu pertanyaan esai hanya menghendaki satu jawaban, maka skornya mungkin satu atau dua. Selanjutnya, bila satu pertanyaan esai menghendaki lima jawaban, maka skornya bisa saja lima kali lipat lebih besar daripada soal yang menghendaki satu jawaban. Dengan begitu, skor tidak selamanya harus bulat, misalnya 10 atau 100. Skor bisa saja 14, 23, 36; kemudian skor ini bisa dikonversi menjadi skala 9, 10, atau 100. 
Evaluasi dapat dilakukan pada aspek psikolinguistik. Aspek psikolinguistik dalam proses pembelajaran dapat diamati. Guru dapat mengamati perilaku siswa di dalam kelas. Contoh perilaku yang berkaitan dengan psikolingiustik di antaranya percaya diri, kerja sama, disiplin, menghargai pendapat, dan motivasi. Aspek ini bisa pula diamati atau diukur. Dengan begitu aspek ini dapat dihubungkan dengan prestasi siswa. 

BAB III
PENUTUP
Simpulan
Bahasa adalah suatu faktor mendasar yang membedakan manusia dengan hewan. Bahasa sebagai anugerah dari sang pencipta memungkinkan individu dapat hidup bersama orang lain, membantu memecahkan masalah, dan memosisikan diri sebagai makhluk yang berbudaya.
Para ahli mengemukakan 5 karakteristik bahasa sebagai berikut.
1.       Sistematis, bahwa bahasa  bersifat  teratur dan memiliki  polapola  yang relatif konsisten;
2.       Arbitier, bahwa bahasa terdiri dari hubungan-hubungan yang arbitrari antara berbagai macam suara dan visual yang jelas, objek, maupun gagasan;
3.       Fleksibel, bahwa bahasa dapat berubah sesuai dengan perkembangan zaman;
4.       Beragam, bahwa dalam hal pengucapan, bahasa memiliki berbagai variasi dialek atau cara;
5.       Kompleks, bahwa  kemampuan berpikir dan bernalar dipengaruhi oleh kemampuan menggunakan bahasa yang menjelaskan berbagai konsep, ide, maupun hubunganhubungan yang dapat dimanipulasikan saat berpikir dan bernalar
Ada juga 11 teknik mendengarkan yang harus dimiliki oleh fasilitator misalnya trik-1 yaitu : Membahasakan Kembali (Paraphrasing)
1.      Membahasakan kembali merupakan teknik yang paling penting untuk dipelajari. Teknik ini merupakan dasar dari teknik lainnya.
2.      Teknik ini bersifat menenangkan, membuat peserta paham bahwa ucapannya dimengerti orang lain.
Pemilihan model pembelajaran merupakan bagian terpenting dalam tahap perencanaan Pembelajaran. Model Pembelajaran yang tepat dapat membangun Interaksi dan motivasi siswa dalam mengikuti Pembelajaran Suatu  tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan apabila model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diberikan oleh seorang guru Pemberian materi pembelajaran yang hanya menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas menyebabkan siswa menjadi jenuh dalam menerima pembelajaran.


Daftar Pustaka
Dhieni Nurbiana. Lara Fridani. Hakikat Perkembangan Bahasa Anak. Modul 1
Tarigan, Henry Guntur. 2009. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: CV Angkasa.
Prana D. iswara. 2016. PENGEMBANGAN MATERI AJAR DAN EVALUASI PADA KETERAMPILAN MENDENGARKAN DAN MEMBACA. Vol. 3(1).
Yana Wayan Darmika. Wayan Darsana. IB Gede Surya Abadi. 2014 PENGARUH  PENDEKATAN PAILKEM BERBANTUAN TAPE RECORDER TERHADAP KETERAMPILAN MENDENGARKAN PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V GUGUS II TEGALLALANG. vol.2.
TEKNIK BERTANYA/ MENDENGARKAN (DALAM MEMFASILITASI)



[1] Wayan Darmika Yana, Wayan Darsana, IB Gede Surya Abadi, PENGARUH  PENDEKATAN PAILKEM BERBANTUAN TAPE RECORDER TERHADAP KETERAMPILAN MENDENGARKAN PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V GUGUS II TEGALLALANG, vol.2, 2014
[2] Widhi Prasetyo Utomo, PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENYIMAK (BUKU TEKS ANAK YANG DIBACAKAN GURU) MENGGUNAKAN MEDIA FILM ANIMASI PADA PESERTA DIDIK KELAS VI SD NEGERI 3 TEMPURSARI KECAMATAN SIDOHARJO KABUPATEN WONOGIRI, 2012
[3] Nurbiana Dhieni, Lara Fridani, Hakikat Perkembangan Bahasa Anak, Modul 1, hlm.1
[4] Tarigan, Henry Guntur. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: CV Angkasa. 2009. Hal:2
[5] Nurbiana Dhieni, Lara Fridani, Hakikat Perkembangan Bahasa Anak, Modul 1, hlm.1
[6] Tarigan, Henry Guntur. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: CV Angkasa. 2009. Hal:2
[7] Nurbiana Dhieni, Lara Fridani, Hakikat Perkembangan Bahasa Anak, Modul 1, hlm.1
[8] Nurbiana Dhieni, Lara Fridani, Hakikat Perkembangan Bahasa Anak, Modul 1, hlm.1
[9] Prana D. iswara, PENGEMBANGAN MATERI AJAR DAN EVALUASI PADA KETERAMPILAN MENDENGARKAN DAN MEMBACA, Vol. 3(1), 2016, hlm.94
[10] Widhi Prasetyo Utomo, PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENYIMAK (BUKU TEKS ANAK YANG DIBACAKAN GURU) MENGGUNAKAN MEDIA FILM ANIMASI PADA PESERTA DIDIK KELAS VI SD NEGERI 3 TEMPURSARI KECAMATAN SIDOHARJO KABUPATEN WONOGIRI, 2012
[11] TEKNIK BERTANYA/ MENDENGARKAN (DALAM MEMFASILITASI
[12] Wayan Darmika Yana, Wayan Darsana, IB Gede Surya Abadi, PENGARUH  PENDEKATAN PAILKEM BERBANTUAN TAPE RECORDER TERHADAP KETERAMPILAN MENDENGARKAN PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V GUGUS II TEGALLALANG, vol.2, 2014
[13] Prana D. iswara, PENGEMBANGAN MATERI AJAR DAN EVALUASI PADA KETERAMPILAN MENDENGARKAN DAN MEMBACA, Vol. 3(1), 2016

Bagikan :

Tambahkan Komentar