Karl Marx (Foto: Tirto.id)
Karya: Erich Fromm

Bisa dikatakan bahwa gambaran populer mengenai Materialisme-Historis Marx yang disebut sebagai anti-agama, tak bertuhan dan memusuhi kehidupan spiritual adalah sangat tidak benar. Tujuan Marx adalah pembebasan spiritual, pembebasan kesadaran manusia dari belenggu determinasi ekonomi, restitusi manusia dalam keseluruhan kemanusiaannya, membuat manusia agar dapat menemukan kesatuan dan harmoni dengan sesamanya dan alam semesta.

Filsafat Marx, dalam bahasa sekular dan non-teistik, merupakan langkah baru dan radikal dalam tradisi messianisme-profetik; Filsafat Marx mengarah pada kesadaran individu secara utuh, di mana arah ini merupakan warisan dari Pemikiran Barat sejak Renaissance dan Reformasi hingga jauh ke abad ke-19. Gambaran positif ini, tidak diragukan lagi, pasti mengejutkan banyak orang karena berbeda sekali dengan pandangan mereka tentang Marx selama ini.

Teori Materialisme-Historis tidak mengasumsikan bahwa motif utama manusia adalah mencari materi melulu; lebih dari itu, tujuan nyata Marx adalah membebaskan manusia dari tekanan kebutuhan ekonomi dengan tindak penyelesaian kontradiksi-internal dalam kehidupan ekonomi-politik itu sendiri. Dengan menyelesaikan kontradiksi-internal dalam kehidupan ekonomi-politik  manusia memungkinkan diri agar dapat lebih hidup sebagai manusia. Manusia yang dibentuk oleh kesadaran (consciousness) dan keutamaan bukan oleh tumpukan akumulasi-kapital.

Dakwah Marx merupakan emansipasi manusia sebagai seorang spesies-individu, mengentaskan keterasingan, restorasi kemampuan manusia untuk menghubungkan dirinya seacra utuh dengan sesamanya dan alam. Filsafat Marx menyatakan eksistensialisme-spiritual dengan bahasa sekular-ilmu pengetahuan.

Konsep kesadaran (consciousness) yang hendak dicapai Marx sebenarnya memiliki banyak kemiripan dengan Buddhisme yang berusaha mewujudkan nirvana di dunia nyata, bukan alam seberang delusif di sana.

Oleh Ahmad Fauzi
Bagikan :

Tambahkan Komentar