Oleh Nuzul Fatimah
Mahasiswa Prodi PAI STAINU Temanggung 

Banyak asal usul dari beberapa dusun, desa, dan kabupaten yang terdapat di Temanggung, Magelang, dan Semarang. Tidak hanya asal usul bisa terbentuknya daerah tersebut namun juga di dalamnya membahas tentang adat atau tradisi yang biasa dilakukan masyarakat setempat. Karena Tradisi adalah sesuatu yang telah dijalankan sejak lama hingga terus menerus dan turun temurun sehingga menjadi kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat. 

Dengan adanya tradisi tersebut kearifan lokal juga akan bertambah. Kearifan lokal berarti sesuatu hal yang telah melekat pada masyarakat dan telah menjadi ciri khas daerah secara turun temurun dan telah diakui oleh masyarakat luas (hlm. 203)

Kesenian Nyadran, Dayakan, Dan Grebek
Salah satu tradisi dan kesenian yang dibahas dalam buku ini adalah nyadran, tahlilan, jatilan, dan grebek. Tradisi-tradisi tersebut masih sangat melekat dalam kehidupan masyarakat, karena dapat lebih mempererat tali silaturahmi antar anggota masyarakat. Nyadran merupakan tradisi jawa yang berakulturasi dengan islam dimana masyarakat berkumpul di suatu tempat memanjatkan doa lalu diahiri dengan makan bersama.

Ketika hari jadi kota Magelang tiba, masyarakat kota Magelang mengadakan grebek. Lain halnya dengan grebek yang dilakukan masyarakat Temanggung, jika di Temanggung grebek seribu ingkung bebek kalau di magelang grebek dengan menggunakan makanan khasnya yaitu getuk. Dengan adanya tradisi tersebut diharapkan dapat menambah kekeluargaan diantara setiap lapisan masyarakat.

Kesenian yang berkembang adalah dayakan, kesenian dayakan ini baru berkembang    beberapa tahun yang lalu yang diciptakan oleh para generasi muda di desa ini. Kesenian dayakan ini dibagi menjadi dua yaitu grup dayakan anak-anak dan grup dayakan ibu-ibu. Tradisi di kota magelang sebagai hari jadi kota magelang dan sebagai pengingat sejarah kota magelang yaitu tradisi grebeg gethuk. Tradisi grebeg gethuk ini hampir mirip dengan tradisi grebeg yang ada di solo dan yogyakarta.prosesi ini diawali dengan iring-iringan wali kota magelang dan sejumlah pejabat daerah setempat menaiki kereta kencana.secara historis kirab gunungan palawija ini merupakan simbol persembahan atau upeti rakyat kepada pemimpin.

Kekurangan/Kritik:
Bahasanya masih bersifat kedaerahan
Gambarnya kurang jelas karena tidak berwarna

Kelebihan/Pujian:
Bahasa yang digunakan dalam buku tersebut mudah dipahami
Tatanannya menarik karena disertai dengan gambar

Biodata Buku:
Judul: Sejarah dan Legenda Desa di Temanggung, Magelang, dan Semarang
Nama Penulis  : Tim PAI IB STAINU Temanggung
Nama Editor   : Hamidulloh Ibda
ISBN   :  987-602-53552-7-1
Penerbit: CV. Pilar Nusantara
Tahun Terbit: 2019
Cetakan : 1, Januari 2019
Tebal : 21x14 cm, xiv + 301 halaman
Harga: Rp. 55.000,00

Bagikan :

Tambahkan Komentar