Pati, TABAYUNA.com - KH Abdullah Umar Fayumi dalam bedah buku KH Ahmad Fayumi Munji, Faqih Falaki Pengabdi Umat di halaman PCNU Pati, Rabu, 27 Maret 2019, pukul 14.00 sampai maghrib menjelaskan paikologi Ruhani KH Ahmad Fayumi Munji.

Psikologi Ruhani adalah pemahaman Alam bawah sadar yang melekat dalam diri seseorang Dan mewarnai seluruh pemikiran Dan perilakunya yang bersumber Dari nilai-nilai ruhani religius. Psikologi Ruhani merupakan nilai intrinsik paling dalam yang menjiwai seseorang.

HAl ini berbeda dengan psikologi jasmani yang merupakan pemahaman bawah sadar seseorang yang bersumber murni dari rasa Dan emosi seseorang. Psikologi jasmani lebih merupakan tampilan lahir yang bisa dipahami dengan mempelajari ilmu psikologi secara Umum.

Gabungan psikologi Ruhani Dan jasmani mengokohkan bangunan pemikiran, mental, Dan tampilan lahir seseorang.

Dalam mengkaji biografi para Ulama, psikologi Ruhani bisa menjadi perspektif yang mampu menyelami tokoh secara komfrehensif, baik pemikiran, tindakan, maupun resposnnya terhadap masalah sosial yang terjadi.

Cinta: Psikologi Ruhani KH Ahmad Fayumi

Gus Umar, panggilan akrab KH Abdullah Umar Fayumi, menjelaskan, psikologi Ruhani KH Ahmad Fayumi Munji adalah cinta.

Karena cinta, ilmu yang dipelajari Dan didalami KH Ahmad Fayumi Munji digunakan untuk menyayangi Dan menyelamatkan, bukan untuk menghakimi Dan menunjukkan otoritas lebih Dari yang lain.

Persandingan madzhab sering digunakan KH Ahmad Fayumi untuk memberikan solusi terhadap masalah yang dibahas. Ilmu falak yang dikaji digunakan untuk mendeteksi fenomena sosial Dan bangsa untuk menentukan langkah-langkah, baik kuratif maupun preventif.

Karena cinta, KH Ahmad Fayumi mendidik para santri dengan sepenuh hati, mengkader mereka menjadi Penerus perjuangan Islam Ahlussunnah Wal Jamaah. Beliau sering mengunjungi santrinya ke rumahnya untuk melihat kondisi santri Dan memberikan saran-saran dalam berdakwah di tengah masyarakat.

Karena cinta, KH Ahmad Fayumi memanfaatkan kedekatannya dengan Bupati untuk memilih moden (simbol tokoh Agama di kampung) supaya menghidupkan masjid Dan NU. Keduanya adalah aset utama tegaknya Islam Aswaja di tengah masyarakat.

Karena cinta, KH Ahmad Fayumi mampu Menjaga kebersamaan, soliditas Dan solidaritas dengan MUHAMMADIYAH di tengah polarisasi umat yang kontraproduktif bagi ukhuwwah Islamiyah Dan wathaniyah.

Beliau mencontohkan langsung kebersamaan dengan MUHAMMADIYAH dengan menerbitkan Tabloit Tajdid dengan tokoh MUHAMMADIYAH Bapak Muhammad Zuhri yang dikenal Sufi Dan banyak berkarya.

Beliau bersama-sama melakukan shalat tarawih dengan MUHAMMADIYAH. Satu waktu beliau menjadi imam, sehingga Ma'mum MUHAMMADIYAH mengikuti shalat 23 rakaat. Satu waktu beliau menjadi Ma'mum dengan mengikuti shalat 11 rakaat. Inklusivitas KH Ahmad Fayumi ini menyejukkan.

Karena cinta, KH Ahmad Fayumi aktif dalam Organisasi NU untuk menyebarkan Islam Ahlussunnah Wal Jamaah an Nahdliyyah Dan memberdayakan masyarakat. Berbagai program dijalankan Dan beliau aktif turun ke bawah untuk melihat kondisi masyarakat secara langsung.

Karena cinta, KH Ahmad Fayumi Munji rajin sedekah Dan lebih mementingkan orang lain dalam segala Hal. Jika Ada yang lebih sepuh atau lebih membutuhkan, beliau menyerahkan kepada mereka.

Sanad NU KH Ahmad Fayumi Munji

KH Ahmad Fayumi Munji mempunyai Dua sanad dalam memperjuangkan NU.

Pertama, sanad keilmuan. Sanad keilmuan KH Ahmad Fayumi Dari gurunya KH Muhammadun Abdul Hadi yang merupakan santri langsung Hadlratussyaikh KH M Hasyim Asy'ari.

Kedua, sanad jejaring Ulama yang sama-sama aktif memperjuangkan paham Ahlussunnah Wal Jamaah.

Kedua sanad ini mengokohkan eksistensi KH Ahmad Fayumi dalam mengabdi di NU Demi kemaslahatan umat.

Sejarah Menjadi Rais Syuriyah PCNU Pati

Ketika KH Ahmad Fayumi Munji aktif di Pengadilan Agama Kabupaten Pati sebagai pegawai pemerintah, maka posisi KH Ahmad Fayumi menjadi sorogan banyak pihak, khususnya pemerintah. Hal ini karena KH Ahmad Fayumi konsisten mendukung PPP sebagai partai Islam. Sedangkan hampir mayoritas pemerintah berhaluan Golkar.

Saat keputusan kembali ke Khittah tahun 1984 di Muktamar Situbondo, maka posisi KH Ahmad Fayumi dianggap figur yang tepat sebagai Rais Syuriyah PCNU Pati, sehingga sosialisasi khittah menemukan momentumnya.

Politik Kemaslahatan Dan Keadilan

KH Ahmad Fayumi memaknai politik sebagai instrumen penegakan keadilan Dan kemaslahatan di muka bumi.

Pada titik ekstrim,  pemimpin Mana yang dipilih: kafir-musyrik yang menegakkan keadilan-kemaslahatan atau muslim-mukmin yang berbuat zalim Dan kerusakan. Jawaban yang dipilih adalah pemimpin nonmuslim yang menegakkan keadilan Dan kemaslahatan.

Bacaan KH Ahmad Fayumi dalam masalah politik ini Tidak hanya pada kitab madzhab Syafii, seperti Ahkam Sulthaniyah Al Mawardi, tapi meluas pada madzhab yang lain, seperti Ibnu Qayyim Al Jauziyah Al Hambaliyyah, Dan lain-lain.

Kader-kader muda NU seyogianya terinspirasi Dan meneladani spirit keilmuan Dan pengabdian KH Ahmad Fayumi Munji. (TB22/KN).
Bagikan :

Tambahkan Komentar