Oleh Ahmad Fauzi

Ia sering mangkal di gardu pos kamling desa dan dekat sekolah. Kata tetangga, karena ibu bapaknya meninggal dan kakaknya pergi, ia menjadi seperti itu. Orang orang desa menyebut dia, orang gila, tak waras. Beruntung saja penduduk sini sering memberi baju untuk ganti dan tak jarang memberinya makanan.

Menurut  Foucault dalam bukunya Madness and Civilization, ada kebenaran tersembunyi dalam diri orang orang gila. Foucault berusaha mengungkap suara lain dari kebenaran yang selama ini dibungkam oleh rasio.

Gila tidak sepenuhnya tak waras. Ia bisa jadi merupakan kritik atas rasio yang kaku dan kolot. Maka, Nietzsche yang kemudian memengaruhi Foucault menyebut ada kebenaran yang tak terungkap dalam kegilaan. Socrates membahasakannya, Our Greatest Blessings Come to Us by Way of Madness.

Ia juga bisa menjadi kutukan bagi tempat yang disinggahinya, apabila tak ada yang memerhatikannya.
Bagikan :

Tambahkan Komentar