Judul: Problematika Anak SD/MI Zaman Now dan Solusinya
ISBN: 978-602-50566-5-9
Cetakan: I, Januari 2019
Tebal: 21 x 14 cm,  xviii + 396  Halaman
Prakata: Farid Ahmadi, M.Kom., Ph.D., Dr. H. Muh. Baehaqi, M.M., Hamidulloh Ibda, M.Pd.
Penulis: Tim Penyusun PGMI STAINU Temanggung (Danik Ermilasari, dkk)
Editor: Hamidulloh Ibda, M. Pd
Desain Sampul: Wahyu Egi Widayat
Diterbitkan: Forum Muda Cendekia (Formaci)
HP: 08562674799
Harga: Rp. 100.000 (Belum Ongkir)

Madrasah Ibtidaiyah (MI) sebagai lembaga pendidikan dasar menjadi kunci masa depan anak-anak dalam menempuh pendidikan formal jenjang menengah atas, bahkan sampai perguruan tinggi. Mendidik anak-anak usai MI/SD sangat susah. Apalagi, tantangan zaman dan problematika yang sudah tertulis di buku ini sangat berbahaya jika tidak segera diputus mata rantainya.

Untuk memutus mata rantai problematika itu, tidak semudah membalik telapak tangan. Dalam buku ini, banyak pemikiran yang luar biasa. Hasil riset akademisi PGMI ini sudah dapat membaca, menganalisis secara mendalam, akar dan solusi problematika pada anak-anak usia MI/SD yang kini harus di atasi secara serius. Keseriusan itu tentu tidak hanya ada dalam kepala, namun harus terlaksana riil, baik melalui gagasan di buku, pemikiran nyata, atau melalui gerakan aksi di lapangan.

Melihat apa yang ditulis anak-anakku, sekilas kita akan membaca problematika di MI/SD saat ini yang sangat ironis. Mulai dari game online, kekerasan fisik, bullying, hate speech, bahasa kasar, pemerkosaan, pornografi, pedofilia, human traficking, fenomena anak jalanan, broken home, narkoba, ngelem, terorisme, radikalisme, minuman keras, free sex, kecanduan gadget, kesurupan, dan lainnya. Jika kita prediksi, sepuluh sampai dua puluh tahun ke depan, tentu akan berbahaya dan merusak bangsa jika tidak diputus mata rantainya sejak dini.

Dari realitas itu, ada beberapa komentar yang dapat dijelaskan di sini. Pertama, semua permasalahan di MI/SD tidak dapat diselesaikan satu pintu. Akan tetapi, semua problematika tersebut dapat diantisipasi dan dicari solusinya melalui internal pengelola lembaga pendidikan. Mulai dari unsur guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan, hingga penjaga sekolah. Kedua, problematika anak-anak tidak semuanya hadir atau datang dari atau di sekolah. Namun, saat ini justru hadir dari faktor teman, pergaulan, komunitas, atau pengaruh internet, gadget, dan dunia siber yang kian marak.

Untuk itu, sinergi antara keluarga, sekolah, dan masyarakat sangat penting, khususnya di dunia madrasah jenjang ibtidaiyah, sebelum melangkah ke jenjang tsanawiyah dan aliyah bahkan di perguruan tinggi. Kesuksesan anak-anak MI/SD sangat ditentukan sinergitas antara elemen-elemen tersebut. Jika tidak dapat bersinergi, tentu akan berdampak pada anak itu sendiri.

Pendidikan di Nahdlatul Ulama (NU) sendiri, mulai yang dikelola LP Ma’arif NU atau Lembaga Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU) tidak sekadar mengutamakan kecerdasan intelektual. Akan tetapi, lembaga pendidikan di bawah NU justru lebih menekankan spiritual dan emosional. Kecerdasan pasti dimiliki pelajar dan mahasiswa, akan tetapi akhlak, karakter, sopan santun, tata krama, tidak semua pelajar atau mahasiswa memilikinya. Apa guna orang cerdas, namun tidak bermoral. Dalam buku ini, mengajak kita mengaji ulang betapa pentingnya moral, akhlak, karakter, tertanam sejak dini di jenjang MI/SD.

Dari buku ini kita akan tahu, bahwa bangsa ini sudah digerogoti permasalahan yang kompleks, termasuk akhlak anak-anak atau pelajar yang kian merosot. Maka melalui ikhtiar kecil untuk mengurai problematika di MI/SD yang ditulis dalam buku ini, semoga ke dapan akan lahir generasi yang berakhlakul karimah, berkarakter, menjunjungtinggi nilai-nilai Islam Ahlussunnah Waljamaah Annahdliyah, serta memiliki spirit nasionalisme yang tinggi. Semoga apa yang ditulis anak-anakku di Prodi PGMI ini menjadi bahan ilmiah untuk terus mengbadi.
Bagikan :

Tambahkan Komentar