Serpong, TABAYUNA.com - Dirjen Diktis Kemenag RI menggelar Workshop Penyusunan Borang AIPT PTKI dengan 9 Kriteria bertajuk "Melalui Workshop Penyusunan Borang AIPT Menuju PTKI Menjadi Unggul" yang resmi dimulai pada Kamis malam (19/5/2019) di Ara Hotel Serpong.

Hadir perwakilan Kasubdit Kelembagaan dan Kerjasama Diktis Kemenag RI Agus Sholeh, M.Ed.l, Asesor Asesor BAN PT Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA dari UIN Jakarta, Prof Adam dari Universitas Gunadarma, dan perwakilan PTKIN (UIN, IAIN, STAIN) dan PTKIS seluruh Indonesia di bawah Kopertais. STAINU Temanggung turut mengirim dua peserta yaitu Kaprodi HKI Sumarjoko dan Kaprodi PGMI Hamidulloh Ibda.

Dijelaskan Agus Sholeh, banyak pekerjaan Diktis Kemenag dalam menggenjot nilai akreditasi. "Awalnya kami menarget PTKIN, PTKIS di bawah Kopertais seluruh Indonesia minimal terakreditasi. Namun perguruan tinggi tidak cukup nilai C atau terakreditasi, karena banyak yang terakreditasi B bahkan A," katanya.

Dalam pemaparannya, Prof. Dr. Ahmad Thib Raya mengatakan bahwa proses akreditasi yang paling penting semua penampilan di borang barus cantik. "Borang itu ibarat foto, maka harus cantik, dan data harus lengkap," kata dia.

Menurut dia, ada beberapa problematika PT dalam menyusun borang. Pertama, tim malas memberi informasi yang lengkap, karena tidak didukung dana dari perguruan tinggi. "Asesor tidak mungkin membaca keseluruhan borang akreditasi. Maka dalam borang, harus ada pokok-pokok atau paragraf yang menjelaskan bagan atau paragraf," kata dia.

Kedua, tidak tahu cara memberi informasi borang yang lengkap. "Karena biasanya, penyusun borang tidak tahu kondisi Prodi atau PT di lapangan," lanjut dia.

Kelayakan informasi yang dicantumkan di borang akan berpengaruh pada nilai akreditasi. "Silakan berikan informasi sebanyaknya di borang dengan disertai kelengkapan borang," kata dia.

Ketiga, tidak memiliki informasi yang lengkap. "Banyak data, tapi tim penyusun borang tidak dapat menyajikan informasi di borang," lanjut dia.

Tetapi jangan ngawur dalam penyajian borang, kata dia, soal similarity. "Similarity atau plagiasi ini ada dua hal, pertama aspek kalimat dan kedua adalah pola. Hati-hati kalau mencontoh borang Prodi lain, namun kalimatnya dibuat sendiri," kata dia.

Di borang dengan 9 kriteria ini, jumlah item besarnya sedikit. "Namun sub-subnya itu yang banyak sekali dan harus teliti," papar dia.

Sampai berita ini ditulis, acara masih berlangsung dan direncanakan akan berakhir pada Sabtu 18 Mei 2019.

Sementara Prof Adam, menambahkan bahwa borang 9 kriteria diubah penilaiannya. "Jika dulu namanya 7 standar, nilainya itu C, B, A, namun di borang 9 kriteria ini berubah menjadi Unggul, Baik Sekali, dan Baik," lanjut dia.

Yang paling penting, SPMI harus sinkron dengan semua kegiatan di Prodi atau PT jika mau nilainya A. "Prinsipnya buat asesor senang, mudah, dalam menemukan dan membaca borang pada matrik. Di dalam matrik ada LKPT isinya data dan LED isinya deskripsi," kata dia.

Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia Prof. Dr. M. Arskal Salim GP, M.Ag menambahkan bahwa perubahan dari 7 menuju 9 standar harus direspon. "Ini sejalan dengan pemerintah, bahwa tahun 2020, 2024, sesuai Renstra Kemenag dan Pemerintah, mendorong kualitas dan mutu," kata dia.

Tidak ada pilihan lain, kata dia, dalam mencerdaskan bangsa ini melalui pendidikan tinggi kecuali tanpa kualitas. "Kita tidak mungkin bersaing dengan perguruan tinggi negara-negara maju di kancah global kecuali tanpa mutu," tegas.dia.

Selain menggelar workshop, Kemenag juga akan melakukan perekrutan asesor melalui BAN PT. "Insyallah bulan Syawal kita akan lakukan hal itu, menggelar pelatihan dalam mengawal borang dengan 9 kriteria," papar dia.

Merespon hal itu, Sumarjoko sebagai salah satu peserta workshop berharap agar kejelasan dari 7 menuju 9 kriteria dikawal bersama agar nasib Prodi atau PT di lingkungan Kopertais dapat menyesuaikannya. (Tb55).
Bagikan :

Tambahkan Komentar