Oleh: Anisa Rachma Agustina
Mahasiswa Prodi PAI STAINU Temanggung

Sebuah pengajian dilaksanakan untuk berbagi ilmu, membahas atau mengkaji hal-hal yang berbau keagamaan, saling mengingatkan untuk berbuat kebaikan, dan senantiasa mendekatkan diri pada sang pencipta. Biasanya pengajian tersebut dilaksanakan di rumah ibadah seperti masjid, atau lapangan yang dapat menampung banyak jamaah.

Pengajian juga dapat dijadikan sebagai charger iman yang dapat dilakukan  setelah kepenatan dan kemaksiatan kita lakukan. Laiknya HP yang di charger tiap hari, imanpun sama harus di charger saat mulai low. Salah satu yang dapat kita lakukan adalah dengan mendengarkan pengajian yang disampaikan oleh pemuka agama.

Dengan berpartisipasi dalam sebuah pengajian kita memaksa diri kita untuk mau belajar dan terus belajar, disetiap pelajaran pasti kita akan menemukan suatu semangat maupunn motivasi baru dalam kehidupan kita. Menambah pengetahuan dalam hal keagamaan dan senatiasa mendekatkan diri pada sang pencipta.

Tidak semua kajian berjalan mulus, ada bebrapa kajian yang terpaksa dibubarkan atau tidak jadi dilaksanakan karena sebuah alasan tertentu, di berbagai daerah nampaknya terdapat sebah kajian ynag dibubarkan.

Pembubaran pengajian yang sering dilakukann oleh banser dijadikan tameng untuk sebagian komplotan yang tidak pro NU untuk menjatuhkan banser, mereka menggiring opini orang awam untuk membenci banser karena sering membubarkan pengajian. Banser sendiri mempunyai alasan tersendiri menggapa mereka melakukan aksi tersebut, sebuah kajian yang mengarah atau mendoktrinn para jamaahnya unuk menjadi radikal, kajian tersebut yang banser bubarkan.

Namun berita yang berkembang di masyrakat adalah banser yang sering membubarkan pengajian, tanpa ada embel-embel penjelasan  pengajian apa yang mereka bubarkan. Setelah membaca atau mendengar berita tersebut stigma kita pasti akan menyudutkan banser itu sendiri, tanpa kita tau ada apa dibalik itu semua.

Hal ini pula yang awalnya ada dalam benak saya, awalnya saya pun menggira apa yang dilakukan banser adalah sebuah tindakan tidak terpuji, bahkan waktu itu ketika melihat orang menggunakan sragam banser saya pandang dengan tatapan sinis, dengan rasa penasaran yang mendalam waktu itu saya tanyakan kepada salah satu dosen saya, beliau menjelaskan sembari tertawa bahwa pengajian yang banser bubarkan adalah pengajian yang mengarah ke radikalisme.

Saat itu saya mulai melunak dan tidak sembarangan menilaii sesuatu hanya dari satu pandangan saja, apa yang kita lihat, belum tentu itu yang terjadi, mengklaim kita paling benar juga tidak  baik, tapi terus memperbaiki diri karena penilaian sesungguhnya bukan datang dari diri kita melainkkan dari orang lain.

Sebenarnya ini harus diluruskan tentang stigma yang selalu menjadi keresahan dalam masyarakat awam, khususnya masyarakat yang tidak tau namun sok tau. Banser membubarkan kajian yang berkonten mengarah pada radikalisme, jadi tidak sembarang pengajian yang mereka bubarkan. bukan pengajiannya yang tidak baik namun kontenya yang kurang baik.

Setiap orang menerima dan mencerna informasi berbeda-beda, laiknya orang sedang makan. Ada yang ditelan mentah-mentah, ada yang dikunyah baru ditelan, ada yang harus tau kondisi baru dikunyah lalu ditelan. Sebagai generasi yang sangat dekat dengan teknologi harusnya kita bisa menyaring dan memfilter informasi yang masuk kepada kita sebelum mencernanya.

Menghindari Provokasi
Yang dapat kita lakukan agar tidak terprovokasi terhadap berita-berita yang beredar adalah yang pertama kita harus mengetahui duduk permasalahan dari suatu perkara. Mencari tau seluk beluk masalah yang sedang beredar.

Setelah kita mengetahui dengan jelas masalah yang sedang viral kita harus mencari tau dari berbagai sudut pandang, tidak hanya dari satu sudut pandang tetapi dari berbagai sudut pandang agar kita dapat menganalisis permasalahan tersebut.

Ketiga kita tidak boleh langsung menuduh suatu kelompok itu salah, atau mencurigainya sebelum kita mengetahui secara mendalam alasan yang dilakukan tersebut.

Keempat jangan menjustifikasi bahwa kita yang paling benar, ingat diatas langit masih ada langit, jangan berdalih bahwa kita selalu benar, dan menggangap kita yang paling benar dan orang lain selalu salah.

Kelima perbanyak membaca berbagai buku, jurnal ilmiah, artikel. Dengan gemar membaca kita akan mendapat informasi tidak hanya dalam satu sumber namun berbagai sumber dan berbagai sudut pandang dari situ kita tidak akan menjadi seseorang yang merasa paling benar dan pintar.

Setiap hal yang dilakukan sebuah kelompok atau organisasi masyarakat yang sering kita sebut Banser ini hanya untuk melindunggi Negara Kesatuan Republik Indonesi dari paparan radiasi radikalisme yang sedang marak beredar, radikalisme yang dikhawatirkan nantinya akan membuat NKRI terpecah. Banser dengan sigap ada pada gardu paling depan untuk ikut menjaga keutuhan NKRI.

Sebagai orang yang melek teknologi, yang setiap hari mendapat informasi dan berita dari internet sudah seyogyanya kita menfilter berita yang masuk ke kita. Tidak sembarangan membagikan berita dan menuduh seenak sendiri tanpa tau duduk permasalahanya.

Bagikan :

Tambahkan Komentar