Kebumen TABAYUNA.com - LP Ma’arif PWNU Jawa Tengah bekerjasama
dengan Unicef dan Yayasan Rumah Inklusi Kebumen mengadakan kampanye pendidikan
inklusif dengan tema “Syukuran Kebumen Inklusif” di Kabupaten Kebumen pada hari
minggu, 24 November 2019. Bertempat di Joglo Inklusif Kembaran Kebumen, base
camp Rumah Inklusif. Kegiatan ini memadukan dari 4 acara yaitu talkshow, doa
lintas iman/ agama, fashion show batik pegon, dan membatik 30 meter.
Kegiatan diawali dengan membatik dimana peserta
yang hadir diminta menorehkan coretan bebas dengan canting batik di atas kain
sepanjang 30 meter yang sudah disiapkan. Fashion show dilakukan tiga kali yaitu
di awal acara, di sela-sela talkshow, dan di akhir acara, dengan menampilkan hasil
karya para anggota Rumah Inklusif. Talkshow dengan tajuk “Pendidikan Inklusif
dan Masa Depan Anak Disabilitas” menghadrikan 4 narasumber, Amiruddin sebagai
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kebumen, Miftahul Huda tim Inklusi LP Ma’arif
PWNU Jawa Tengah, Endang Sarworini dari pengamat pendidikan, dan Mu’inatul
Khoiriyah pimpinan Rumah Inklusif. Acara kemudian ditutup dengan pembacaan doa
lintas iman.
Ketua Yayasan Rumah Inklusif, Muinatul Khoiriyah,
menyampaikan terima kasih atas partisipasi semua pihak meramaikan acara
Syukuran Kebumen Inklusif. Menurutnya masyarakat Kebumen patut bersyukur karna
dalam waktu dekat pemerintah Kebumen akan mendeklarasikan diri sebagai
Kabupaten Inklusif. “Kami di Rumah Inklusif sangat bersyukur atas usaha banyak
pihak, termasuk yang sangat intens adalah teman-teman dari LP Ma’arif PWNU Jawa
Tengah melakukan komunikasi dengan berbagai pihak di Kebumen. Terima kasih mas
Miftahul Huda dan kawan-kawan,” tutur Ibu yang biasa disapa Iin tersebut.
Kepala Dinas Pendidikan Kebumen, Amiruddin,
mengatakan bahwa saat ini saat ini pemerintah Kebumen sedang berposes menuju
Kabupaten Inklusi. Amir menjelaskan bahwa tahun 2019 ini pemerintah Kebumen
sudah meng-SK-kan 20 lembaga pendidikan yang terdiri dari 18 sekolah SD, SMP,
dan 2 madrasah yaitu MI, dan MTs. Kantor-kantor yang fasilitas layanan
masyarakat juga sudah disesuaikan agar aksesibel bagi penyandang disabiltas,
seperti adanya bidang miring, dan toilet yang bisa dimasuki pengguna kursi
roda. “Mungkin belum layak disebut dengan kabupaten Inklusif, tapi upaya yang
dilakukan sudah mengarah ke sana,” ungkap Amir.
Tim Inklusi LP Ma’arif PWNU Jawa Tengah, Miftahul
Huda, menyampaikan bahwa Kabupaten yang akan mendeklarasikan sebagai Kabupaten
Inklusif tidak harus sudah benar-benar inklusif dari dari sisi ketersediaan
aturan hukum yang mendukung, sarana, pelayanan, dan budaya masyarakatnya.
Menurutnya niat baik dari pemangku kebijakan menjadi modal utama menuju
kabupaten inklusif. “Yang penting pimpinan daerah dan para pemangku kebijakan
menyatakan diri siap membawa Kebumen menuju kabupaten inklusif, itu jadi modal
besar bagi kita. Sementara yang lain akan kita kawal bersama agar berproses
menjadi inklusif”, jelasnya.
Huda juga menjelaskan bahwa madrasah atau sekolah
yang inklusif juga tidak harus sudah memiliki sarana, kurikulum, guru yang
sesuai dengan standar ideal madrasah atau sekolah inklusif, tapi niat dan
kesanggupan stakeholder pendidikan untuk memberikan layanan yang sama baiknya
bagi semua siswa, baik anak berkebutuhan khusus maupun non abk, agar bisa
belajar di ruang, waktu, dan dari guru yang sama.
Selanjutnya kepada warga Kebumen, diharapkan bisa
menjalankan perannya sebagai masyarakat yang mendukung Kebumen Inklusif dengan
aktif menginformasikan atau mengkampanyekan kebumen inklusif dengan cara yang
mereka bisa. “Teman-teman mahasiswa yang ada di sini, dari IAINU dan STIE Putra
Bangsa, Fatayat, Muslimat, santri, keluarga dari disabilitas, dan teman-teman
dari beberapa gereja, bisa melakukan dari hal yang sederhana yakni jika ada keluarga
di sekitar kita yang memiliki ABK segera informasikan ke pihak terkait,
pemerintah desa, dinas sosial, dinas pendidikan dan sebagainya, berikan
dukungan kepada keluarganya agar tidak salah dalam memperlakukan abk. Jangan
lupa juga, beritahu kami LP Maarif, agar kami bisa membantu berkomunikasi
dengan pihak-pihak terkait,” tegasnya.
Kegiatan diikuti sekitar 300 orang meliputi
mahasiswa IAINU Kebumen, mahasiswa STIE Putra Bangsa, anak dengan disabilitas
dan keluarganya, Fatayat, Muslimat, dan utusan dari beberapa gereja di Kebumen.
Pembacaan doa secara berurutan dibacakan oleh ustadz Nabhan Humam, pendeta
Erni, pendeta Andreas, Susilo Ari, dan Kyai Abdul Ghofar Ismail. (hi).
Tambahkan Komentar