Kunjungan Keuskupan Agung Semarang di PWNU Jateng |
Semarang, TABAYUNA.com – Silaturahmi yang dilakukan Keuskupan Agung Semarang di kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Jawa Tengah menjadikan komitmen dua belah pihak untuk menciptakan kehidupan beragama yang menyenangkan.
Hal itu terungkap dalam kunjungan rombongan Keuskupan Agung Semarang yang dipimpin Ketua Komisi Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan (HAK) Keuskupan Agung Semarang Romo Eduardus Didik Cahyono SJ di kantor PWNU Jateng Jalan Dr Cipto No 180 Semarang, Rabu (6/11/2018) siang.
Sekretaris Tanfidziyah PWNU Jateng KH Hudallah Ridwan Naim (Gus Huda) bersama pengurus lain menerima mereka dengan terbuka. Dalam kesempatan itu, Gus Huda menegaskan bahwa untuk membangun kehidupan beragama di Jawa Tengah tidak perlu mempedebatkan apa agamanya karena kita hidup di Indonesia berlandaskan Pancasila yang menghargai perbedaan suku, agama, ras, dan keyakinan.
“Agama sejatinya membahagiakan. Tidak merendahkan dan tidak menyakiti siapapun. Maka kalau ada orang beragama perbuatannya menyakiti dan merendahkan orang lain, berarti dalam beragamanya itu ada yang salah,” jelas Gus Huda.
Dalam hal itu, ada dua problem pokok uang diuraikan. "Pertama, bisa jadi orang tak paham agama. Kedua, bisa jadi orang paham agama tapi apatis terhadap agama, sehingga mereka hedonis," katanya.
Dijelaskannya, bahwa selama ini, dari kejadian adanya sebuah benturan atau konflik bernuansa agama hampir dapat dipastikan ada faktor-faktor nonagama yang menyusup didalamnya, ini tidak boleh terjadi dan harus dihindari. “Umat Islam dan Katolik bersama pemeluk agama-agama lain, jangan mudah diseret-seret dalam konflik berbalut agama oleh pihak manapun,” tegas Gus Huda.
Alumnus Universitas Al-Azhar Kairo tersebut juga menegaskan, bahwa para tokoh agama harus berada di garda terdepan untuk menghadapi dan melawan pihak-pihak yang menyalahgunakan agama untuk membenturkan sesama umat yang berbeda keyakinan. “Para elit juga harus memberi contoh bagaimana bertoleransi yang benar. Pengamalan toleransi jangan berhenti pada simbul-simbul formal, tetapi harus membumi dan merasuk di sanubari setiap umat,” lanjutnya.
Sementara itu, Romo Didik menjelaskan silaturahmi ke PWNU Jateng tersebut adalah program komisi kerukunan antar agama dan keyakinan Keuskupan Agung Semarang yang dipimpinnya. “Kami sedang melakukan road show, silaturahmi ke sejumlah tokoh agama di Jateng, hari ini kami ke NU Jateng, hatapannya di antara sesama tokoh agama yang sama-sama membina umat lebih saling kenal,” ujar Romo Didik.
Dengan saling mengenal antarsesama tokoh agama, lanjut Romo Didik, meski keyakinannya berbeda diharapkan akan semakin memudahkan kerja sama mengatasi persoalan bangsa dengan tanpa mengganggu keyakinannya. (tb44/HI).
Tambahkan Komentar