Temanggung, TABAYUNA.com - Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) bekerjasama dengan Korps PMII Putri (KOPRI) Kabupaten Temanggung menggelar seminar bertajuk "Pendidikan Politik Perempuan di Kabupaten Temanggung" pada Sabtu 14 Desember 2019. Kegiatan ini diikuti oleh para mahasiswi STAINU Temanggung yang mengajak perempuan untuk melek politik.
Acara ini diawali dengan pembacaan basmalah kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Sambutan pertama disampaikan oleh Ketua STAINU Temanggung Dr. H. Muh. Baehaqi. Dalam sambutannya beliau menyatakan bahwa sejak kemunculnya, Islam sudah mulai untuk mengangkat derajat wanita. "Peran wanita sejak saat itu sangatlah penting, terbukti dengan adanya Aisyah Radhiyallahu Anha sebagai wanita periwayat hadis yang terbanyak," tegasnya.
Sambutan kedua disampaikan oleh perwakilan dari DP3AP2KB. Beliau mengungkapkan bahwa isu kesetaraan gender masih didengungkan sampai saat ini karena budaya Indonesia masih didominasi oleh patriarki. Kesetaraan disini bukan berarti agar perempuan melebihi laki-laki, namun lebih kepada untuk menjalin relasi. Diharapkan agar wanita mampu melihat persoalan persoalan disekitar serta ikut andil dalam merumuskan kegiatan.
"Kalian sebagai perempuan harus mampu mengambil peran dalam pembuatan keputusan," pungkasnya.
Materi pertama Pendidikan Politik Perempuan disampaikan oleh Dosen sekaligus Kaprodi PAI STAINU Temanggung, Luluk Ifadah. Beliau mengutarakan beberapa langkah dalam mulai berpolitik yaitu mencari role model untuk memotivasi, memonitoring role model tersebut, memberikan kesempatan untuk monitorship, serta berkomitmen dalam berproses.
Materi kedua disampaikan Bapak Muh. Hendri Wicaksono, salah seorang aktivis politik. Beliau menyatakan bahwa cara untuk berpartisipasi dalam politik dapat dimulai dengan kesadaran untuk menyuarakan aspirasi, beratensi, serta mempengaruhi policy (kebijakan). Dalam berelasi dan berhubungan dengan orang lain dikatakan sebagai berpolitik. Menurut pandangan beliau wanita memiliki daya tahan dan fokus politik yang lebih daripada laki laki. Maka wanita tak perlu ragu untuk mulai berpolitik.
Seminar ini diakhiri dengan doa dan foto bersama. Dengan terselenggaranya acara ini diharapkan agar para perempuan memiliki kesadaran untuk berpolitik. (Tb44/anggitadei).
Acara ini diawali dengan pembacaan basmalah kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Sambutan pertama disampaikan oleh Ketua STAINU Temanggung Dr. H. Muh. Baehaqi. Dalam sambutannya beliau menyatakan bahwa sejak kemunculnya, Islam sudah mulai untuk mengangkat derajat wanita. "Peran wanita sejak saat itu sangatlah penting, terbukti dengan adanya Aisyah Radhiyallahu Anha sebagai wanita periwayat hadis yang terbanyak," tegasnya.
Sambutan kedua disampaikan oleh perwakilan dari DP3AP2KB. Beliau mengungkapkan bahwa isu kesetaraan gender masih didengungkan sampai saat ini karena budaya Indonesia masih didominasi oleh patriarki. Kesetaraan disini bukan berarti agar perempuan melebihi laki-laki, namun lebih kepada untuk menjalin relasi. Diharapkan agar wanita mampu melihat persoalan persoalan disekitar serta ikut andil dalam merumuskan kegiatan.
"Kalian sebagai perempuan harus mampu mengambil peran dalam pembuatan keputusan," pungkasnya.
Materi pertama Pendidikan Politik Perempuan disampaikan oleh Dosen sekaligus Kaprodi PAI STAINU Temanggung, Luluk Ifadah. Beliau mengutarakan beberapa langkah dalam mulai berpolitik yaitu mencari role model untuk memotivasi, memonitoring role model tersebut, memberikan kesempatan untuk monitorship, serta berkomitmen dalam berproses.
Materi kedua disampaikan Bapak Muh. Hendri Wicaksono, salah seorang aktivis politik. Beliau menyatakan bahwa cara untuk berpartisipasi dalam politik dapat dimulai dengan kesadaran untuk menyuarakan aspirasi, beratensi, serta mempengaruhi policy (kebijakan). Dalam berelasi dan berhubungan dengan orang lain dikatakan sebagai berpolitik. Menurut pandangan beliau wanita memiliki daya tahan dan fokus politik yang lebih daripada laki laki. Maka wanita tak perlu ragu untuk mulai berpolitik.
Seminar ini diakhiri dengan doa dan foto bersama. Dengan terselenggaranya acara ini diharapkan agar para perempuan memiliki kesadaran untuk berpolitik. (Tb44/anggitadei).
Tambahkan Komentar