Oleh: Arinda Vivi Fitria
Mahasiswa Prodi PAI STAINU Temanggung
Indonesia hari ini merupakan sebuah negara yang mengalami pasang
surut kehidupan, sejak sebelum masa penjajahan hingga masa reformasi seperti sekarang.
Aset yang di miliki semakin mengalami kemajuan yang sangat pesat, terutama
dalam bidang tekhnologi. Kini tak perlu bersusah payah untuk menghabiskan
berlembar-lembar rupiah di luar rumah. Sembari duduk pun, tekhologi yang akan bergerak
untuk memanjakan. Namun apakah pantas jika pengorbanan para pahlawan yang rela
meneteskan darah hingga kehilangan nyawa demi kita anak cucunya, tapi
balasannya dengan senangnya berfoya-foya dari hasil jerih payah orang tua dan
menjadi seorang pemimpi dengan beribu ilusi?
Berakhirnya masa penjajahan bukan dengan tujuan supaya
kaum muda berpangku tangan menikmati kemajuan zaman. namun tentang bagaimana peran
kaum muna untuk hidup di dalam zaman tersebut dan siap untuk menggantikan para
pemimpin di garda terdepan untuk membuat beribu perubahan. Buku ini di terbitkan dengan tujuan untuk menciptakan kaum muda
yang berkualitas untuk memajukan bangsa di era selanjutnya yang bercermin
kepada sosok Ridwan Kamil dengan sikap kepemimpinan.
Seorang pemimpin berawal dari orang yang mampu memahami diri
sendiri. Erika Andersen telah membagi 3 tips untuk dapat menjadi orang yang
mampu memahami diri sendiri. Menjadi saksi yang adil bagi diri sendiri, meminta
masukan dari orang-orang dan jadilah orang yang suka mendengar.(Hlm. 21) Dengan
membaca kisah Ridwan Kamil dalam buku ini memberikan kita sebuah pernyataan
bahwa seorang pemimpin itu bukan dilahirkan, melaikan di bentuk oleh diri
sendiri yang nantinya akan bermanfaat bagi orang lain. Seorang pemimpin harus
mempunyai tujuan yang terkonsep, umumnya disebut dengan visi yang tidak hanya
berpusat pada diri sendiri, namun di tujukan untuk memberikan sesuatu bagi
masyarakat. Visi inilah yang menjadi pedoman bagi dirinya untuk bertindak
tanduk serta mengambil keputusan setiap hariya, visi adalah jiwa sang pemimpin
“visi akan memimpin seorang pemimpin”.(Hlm. 23).
Ridwan Kamil bukanlah orang yang mengambil pendidikan di bidang
politik untuk bekal mengembangkan negara, namun Ridwan Kamil adalah seseorang
yang lihai dalam bidang arsitek untuk bekal menata kota Bandung yang lebih baik
untuk kedepannya. Gaya kepemimpinanya pun tidak kolot ataupun masih menjadi
kepala birokrasi, Ridwan Kamil lebih suka memimpin yang menciptakan suatu visi
dan membuat orang lain mencintai apa yang sedang dilakukan.
Melalui buku ini di harapkan dapat mencetak generasi penerus bangsa
yang sadar akan urgensi mental yang sangat minim saat ini. Dengan terciptanya
kaum muda yang berintelektual tinggi akan membuat beragam inovasi yang nantinya
akan bermanfaat untuk masyarakat. Kaum muda harus menjadi seseorang yang
berkualitas dengan menulis apa yang akan di rencanakan dan mengerjakan apa yang
telah di rencanakan. Kekurangan dari buku ini, cerita dari sosok Ridwan Kamil
terlalu singkat sehingga imajinasi yang diciptakan kurang dapat di hayati
dengan mendalam. Diharapkan penulis mampu menerbitkan buku yang berkaca dari
sosok Ridwan Kamil yang ke-2 secara lebih mendetail agar pembaca dapat lebih
tergugah untuk bergerak.
Biodata buku
Nama Penulis : A. Yogaswara
Nama Editor :
Aditya
ISBN:
978-602-5479-12-0
Penerbit:
Checklist
Tahun terbit:
2018
Cetakan: 1
Tebal : 216
Halaman, 14x20,5 cm
Harga:
Rp.57.500
Tambahkan Komentar