Pekalongan, TABAYUNA.com - LP Ma’arif PWNU Jawa
Tengah mengadakan kampanye pendidikan inklusif pada Ahad, 23 Februari 2020 di
Gedung Aswaja Center Kota Pekalongan. Kegiatan yang merupakan kerjasama LP
Ma’arif dan Unicef ini dilakukan untuk mengajak kepala madrasah dan sekolah
Ma’arif dari Kota Pekalongan, Kabupaten Pekalongan, Batang, dan Kendal agar
bersedia menerima anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) agar bisa belajar di
lembaga pendidikan reguler yang mereka pimpin.
Rois Syuriah PWNU Jawa Tengah, KH
Ubaidillah Shodaqoh, dalam sambutan pengarahannya berpesan agar madrasah dan sekolah Ma’arif harus terus
memperbaiki diri, meningkatkan mutu, dan melayani masyarakat sebaik mungkin. “Pendidikan
harus bisa melayani semua termasuk anak-anak berkebutuhan khusus. Karena itu
Ma’arif menggalakkan pendidikan inklusi bekerjasama dengan Unicef,” tegasnya.
Kepala SD Cita Bangsa Kota
Semarang, Veva Lenawaty, yang menjadi narasumber pada kampanye ini menyampaikan
bahwa sampai saat ini masih terdapat beberapa kendala yang dihadapi ABK
kaitannya dengan haknya akan pendidikan, di antaranya adanya stigma atau label
yang tidak baik bagi ABK, orang tua merasa malu memiliki ABK, biaya pendidikan
yang mahal bagi ABK, SDM guru belum siap memberikan layanan pendidikan bagi
ABK, dan masih sedikitnya sekolah atau madrasah inklusif.
Untuk mendukung keberhasilan
inklusif dan mengurangi kendala yang dihadapi ABK tersebut, Veva menjelaskan
setidaknya ada 5 faktor meliputi sikap dan keyakinan yang positif, akses ke
kurikulum dan lingkungan, dukungan sistem, metode mengajar, dan resource
center. “proaktif memberikan advokasi dan konsultasi, menyediakan layanan guru
kunjung, menyediakan alat bantu khusus, menyelenggarakan pelatihan, dan
menyelenggarakan kampanye kesadaran masyarakat” jelasnya.
Narasumber lainnya, Supriyono
yang juga kepala MI Ma’arif Keji Ungaran Barat Kabupaten Semarang dalam
paparannya menceritakan sejarah madrasah yang dipimpinnya menerima ABK sebagai
peserta didik bersama anak-anak lain yang non ABK. Penolakan dari banyak pihak berdatangan
termasuk dari guru, yayasan, dan wali murid, serta pemegang kebijakan
pendidikan yakni pemerintah. Adanya tekad yang kuat dari kepala madrasah untuk
meyakinkan semua pihak akhirnya menjadikan pendidikan inklusif di MI Keji bisa
diterima berbagai pihak.
“Yang penting niat memberikan pelayanan terbaik dari
bapak ibu kepala sekolah dan madrasah kepada semua siswa termasuk yang ABK,
pelajari ilmunya, jalin kerjasama dengan SLB, dokter, psikolog, dan semua pihak.
Insya Allah, Tuhan akan memberikan keberhasilan dan keberkahan bagi sekolah dan
madrasah bapak ibu” tuturnya.
Koordinator Implementasi program
pendidikan inklusi LP Ma’arif PWNU Jawa Tengah – Unicef, Fakhrudin Karmani
menjelaskan bahwa LP Ma’arif sudah menyusun handbook yang menjadi panduan bagi
madrasah dan sekolah inklusif. Ada tiga panduan yang disiapkan yaitu Manajemen
Perubahan di Madrasah/Sekolah Inklusif, Kurikulum dan Pembelajaran
Madrasah/Sekolah inklusif, dan Futbolnet – Ma’arif Game.
“Buku manajemen untuk
pegangan kepala madrasah/sekolah, komite, dan yayasan. Buku kurikulum dan
pembelajaran untuk para guru, dan buku Futbolnet dan Maarif Game untuk guru
Pendidikan Jasmani” jelasnya.
Kampanye kali ini merupakan
kampanye yang ke enam di Jawa Tengah. LP Ma’arif PWNU Jawa Tengah mengagendakan
kampanye pendidikan inklusif ke madrasah dan sekolah Ma’arif di Seluruh
Kabupaten di Jawa Tengah dengan tempat kegiatan yang terkonsentrasi di delapan
titik, yaitu Klaten, Magelang, Purbalingga, Wonosobo, Brebes, Pekalongan, Pati,
dan Semarang. Dengan terpaparnya kepala madrasah dan sekolah Ma’arif di Jawa
Tengah oleh informasi pendidikan inklusif ini, diharapkan terjadi percepatan
lahirnya lembaga-lembaga pendidikan yang siap menerima para ABK di madrasah dan
sekolah reguler. Sebagaimana disampaikan oleh Miftahul Huda, selaku program
officer pada program pendidikan inklusif kemitraan LP Ma’arif PWNU Jawa Tengah
dan Unicef.
“LP Ma’arif sudah menyiapkan 20 fasilitator inklusi tingkat Jawa
Tengah, bulan maret nanti akan diadakan pelatihan untuk 25 fasilitator inklusi
tingkat kabupaten. Kami juga terus membangun sinergi dan kolaborasi dengan
pemerintah dan pihak-pihak yang lain untuk terwujudnya pendidikan inklusif di
Jawa Tengah” tandasnya.
Hadir dalam kegiatan ini pengurus
PWNU dan LP Ma’arif PWNU Jawa tengah, PCNU dan LP Ma’arif PCNU Kota Pekalongan,
Kabupaten Pekalongan, Batang, dan Kendal, Ketua DPRD Kota Pekalongan. Hadir
juga perwakilan Unicef Supriyono Subakir, sastrawan Triyanto Triwikromo, dan
536 kepala madrasah dan sekolah Ma’arif dari Kota Pekalongan, Kabupaten
Pekalongan, Batang, dan Kendal. (admin/huda).
Tambahkan Komentar