Temanggung, TABAYUNA.com - Menurut data www.covid-19.go.id, tertanggal 22 Maret 2020, 514 orang di Indonesia positif terjangkit virus corona, 29 dinyatakan sembuh dan 48 meninggal dunia. Melihat data ini semua masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan dalam menanggulangi persebaran virus ini. Semua komponen perlu terlibat aktif dalam upaya tersebut. Pemerintah, organisasi masyarakat dan semua komponen masyarakat perlu bergandeng tangan menyatukan kekuatan untuk menangkalnya. Tidak terkecuali dengan NU yang merupakan ormas terbesar di Indonesia wajib memberikan pelayanan terhadap warganya yaitu rasa aman dan nyaman.
Di Temanggung, berbagai langkah strategis dilakukan oleh NU melalui NU-CARE LAZISNU, ANSOR-BANSER dan semua badan otonom lainnya. Semua sepakat bersama-sama mencegah persebaran wabah ini khususnya di kota surganya kopi ini.
Banyak agenda kegiatan yang harus di tunda atau di cancel dengan alasan keamanan dan sebagai bentuk ketertudukan terhadap titah pimpinan (baca: PBNU dan Pemerintah). Di mulai dari pertengahan bulan Maret ini tak kurang berbagai Gerakan berjalan masif di berbagai wilayah dalam rangka antisipasi bersama-sama.
Tanggal 15/3/2020 MWC Pringsurat dan Kranggan memberikan penyuluhan dan penyemprotan kepada warga. Tanggal 21/3/2020 kemarin penyemprotan disinfektan dilakukan oleh NU Parakan dan Kledung, 22/3/2020 MWC Selopampang juga melakukan yang sama. Senin, 23/3/2020 giliran NU Gemawang melakukan penyemprotan di 10 ranting secara secara serempak dan menyasar berbagai macam sarana umum (tempat ibadah, sekolah/madrasah dan lingkungan lainnya).
Menurut Rokhat Ubaidillah, koordinator bidang tasharruf NU-CARE LAZISNU Gemawang menjelaskan bahwa banyak upaya pencegahan yang dilakukan NU melalui lembaganya. Penyebaran informasi dan penyemprotan disinfektan dilakukan sebagai tindakan preventif terhadap meluasnya wabah ini.
Cara ini sesuai dengan tujuan pendirian organisasi NU yaitu memuliakan warga tidak hanya dalam bidang keagamaan tetapi juga di bidang sosial lainnya.
“Kita sebagai umat Islam wajib hukumnya berikhtiar yang terbaik untuk keselamatan bersama meski secara jujur banyak agenda keumatan lainnya yang tertunda. Namun demikian kaidah fiqh dar’ul mafasid muqoddamun ‘ala jalbil masholih menjadi penting untuk diterapkan secara konsekuen”, katanya diplomatis.
Lebih lanjut dia mengatakan tindakan ini tidak cukup dilakukan secara sporadis. Kita akan melakukan cara lainnya sesuai dengan protap yang ditentukan oleh pemerintah yaitu social distancing dan kampanye cara hidup sehat serta selalu mendekatkan diri kepada Allah dengan cara berdoa. Bagi masyarakat cara tersebut adalah wasilah yang terbaik di tengah belum ditemukannya obat pencegahan virus tersebut.
“Pembacaan sholawat tibbil qulubi dan qunut Nazilah menjadi salah satu amalan para sesepuh NU ketika menghadapi sebuah wabah. Maka demi terhindarnya dari semua wabah, masyarakat dihimbau ikut berpartisipasi dalam upaya pencegahan yang ditetapkan oleh ulama dan umaro”, tutup pengasuh Madin Mambaul Khair ini. (TB44).
Di Temanggung, berbagai langkah strategis dilakukan oleh NU melalui NU-CARE LAZISNU, ANSOR-BANSER dan semua badan otonom lainnya. Semua sepakat bersama-sama mencegah persebaran wabah ini khususnya di kota surganya kopi ini.
Banyak agenda kegiatan yang harus di tunda atau di cancel dengan alasan keamanan dan sebagai bentuk ketertudukan terhadap titah pimpinan (baca: PBNU dan Pemerintah). Di mulai dari pertengahan bulan Maret ini tak kurang berbagai Gerakan berjalan masif di berbagai wilayah dalam rangka antisipasi bersama-sama.
Tanggal 15/3/2020 MWC Pringsurat dan Kranggan memberikan penyuluhan dan penyemprotan kepada warga. Tanggal 21/3/2020 kemarin penyemprotan disinfektan dilakukan oleh NU Parakan dan Kledung, 22/3/2020 MWC Selopampang juga melakukan yang sama. Senin, 23/3/2020 giliran NU Gemawang melakukan penyemprotan di 10 ranting secara secara serempak dan menyasar berbagai macam sarana umum (tempat ibadah, sekolah/madrasah dan lingkungan lainnya).
Menurut Rokhat Ubaidillah, koordinator bidang tasharruf NU-CARE LAZISNU Gemawang menjelaskan bahwa banyak upaya pencegahan yang dilakukan NU melalui lembaganya. Penyebaran informasi dan penyemprotan disinfektan dilakukan sebagai tindakan preventif terhadap meluasnya wabah ini.
Cara ini sesuai dengan tujuan pendirian organisasi NU yaitu memuliakan warga tidak hanya dalam bidang keagamaan tetapi juga di bidang sosial lainnya.
“Kita sebagai umat Islam wajib hukumnya berikhtiar yang terbaik untuk keselamatan bersama meski secara jujur banyak agenda keumatan lainnya yang tertunda. Namun demikian kaidah fiqh dar’ul mafasid muqoddamun ‘ala jalbil masholih menjadi penting untuk diterapkan secara konsekuen”, katanya diplomatis.
Lebih lanjut dia mengatakan tindakan ini tidak cukup dilakukan secara sporadis. Kita akan melakukan cara lainnya sesuai dengan protap yang ditentukan oleh pemerintah yaitu social distancing dan kampanye cara hidup sehat serta selalu mendekatkan diri kepada Allah dengan cara berdoa. Bagi masyarakat cara tersebut adalah wasilah yang terbaik di tengah belum ditemukannya obat pencegahan virus tersebut.
“Pembacaan sholawat tibbil qulubi dan qunut Nazilah menjadi salah satu amalan para sesepuh NU ketika menghadapi sebuah wabah. Maka demi terhindarnya dari semua wabah, masyarakat dihimbau ikut berpartisipasi dalam upaya pencegahan yang ditetapkan oleh ulama dan umaro”, tutup pengasuh Madin Mambaul Khair ini. (TB44).
Tambahkan Komentar