Suasana halalbihalal virtual FKPT Jateng
Semarang, TABAYUNA.com - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengajak masyarakat Jawa Tengah supaya dapat mengambil sisi positif dari wabah corona yang melanda saat ini. Karena jika masyarakat sibuk menyalahkan kondisi hal itu justru tidak menyelesaikan masalah.

“Sisi positif dari corona ini mengajari kita banyak hal, ada rasa kemanusiaan, saling tolong menolong, toleransi, mau membantu dengan ikhlas, bahkan bumi ini direstart, bumi ini di reinstall, pencemaran udara menurun, ozon tertutup kembali” tuturnya.

Ia juga bersyukur karena Jawa Tengah memiliki kearifan lokal yang agung seperti masyarakatnya yang ramah, wajah yang senyum, senang menolong. Semua itu harus dijaga demi relasi sosial masyarakat yang baik, agar lahir situasi bahagia, aman, nyaman dan tentram dalam kehidupan bermasyarakat. Kalau sudah demikian, nanti masalah-masalah bisa dihadapi bersama.

Ganjar juga berharap supaya masyarakat Jawa Tengah selalu berpikir positif.
“Pokoknya Bapak Ibu Sehat terus, bantu masyarakat, ajari pikiran positif, jaga pola hidup sehat, kemudian wajahnya bersinar karena terpancar keikhlasan hati kita semua” pungkasnya.

Hal ini disampaikan pada acara Halalbihalal Virtual bersama Ulama dan Tokoh Masyarakat yang diadakan oleh Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Tengah pada Jumat, 12 Juni 2020, yang disiarkan langsung melalui aplikasi Zoom.

Kegiatan yang dimulai pukul 19.00 WIB hingga 22.00 WIB ini juga menghadirkan KH. Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) sebagai salah satu narasumber. Pengasuh Pondok Pesantren Raudlotut Thalibin Leteh Rembang ini menyampaikan:
“Pandemi covid-19 merupakan suatu pelajaran yang besar sekali dari Allah SWT. Ketika sebagian dari kita banyak yang melupakan jatidirinya sebagai manusia yaitu hamba Allah yang dipasrahi menjadi kholifahnya di muka bumi ini, Allah betul-betul memukul kita dengan pelajaran yang dahsyat dengan adanya pandemi yang melanda seluruh manusia yang ada di muka bumi ini.

"Kita kadang-kadang terlalu sadar kekhalifahan kita sehingga melupakan kehambaan kita, atau sebaliknya. Kita kadang-kadang menganggap manusia hanya terhadap orang-orang yang kita setujui. Kita hanya menganggap manusia kepada mereka yang kita senangi, kita sukai, kita cintai. Segala macam kepentingan-kepentingan duniawi selama ini melupakan bahwa kita sebenarnya bersaudara. Kadang-kadang kita bahkan tega mengalirkan darah saudara-saudara kita sendiri. Seperti yang terjadi dibeberapa belahan dunia. Mudah-mudahan dengan adanya teguran berat atau pelajaran besar dari Allah SWT yang berupa pandemi ini, kita nantinya bisa menjaga jarak dengan dunia ini sehingga kita lebih akrab dengan Allah SWT, kita tetep menjadi hambanya dan menjadi penguasa bumi sebagai kholifahnya” terangnya.

Selain Gubernur, Gus Mus, dan Kepala BNPT, Komjen Pol. Boy Rafli Amar, acara ini juga dihadiri sejumlah ulama dan tokoh masyarakat Jawa Tengah dengan memberikan sambutan, diantaranya KH. Ahmad Daroji (Ketua MUI Jawa Tengah), KH. Tafsir (Ketua PW Muhammadiyah Jawa Tengah), KH. Ubaidillah Shodaqoh (Rais Syuriah PW Nahdlatul Ulama Jawa Tengah), Prof. Dr. Imam Taufiq (Rektor UIN Walisongo Semarang) dan Haerudin, M.H (Kepala Badan Kesbangpol Jawa Tengah).

Prof. Dr. Syamsul Maarif, Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Tengah dalam sambutannya menyampaikan pentingnya peran aktif Kiai di tengah pandemi seperti sekarang ini.
“Di masa pandemi seperti sekarang ini, peran ulama dan tokoh masyarakat atau yang biasa orang Jawa menyebutnya dengan kiai ini sangat penting karena penyebaran paham radikal terorisme tidak mengenal pandemi, masyarakat tidak boleh lengah dengan paham radikal terorisme ditengah covid-19 yang justru bisa mencuri momentum dengan memprovokasi masyarakat. Oleh karena itu, para Kiai yang merupakan kearifan lokal diharap dapat menjadi inspirasi dan peneduh dalam beragama yang menebar kasih sayang kepada semesta alam.” Terangnya.

Kegiatan ini juga dimeriahkan dengan hiburan dari Keroncong Sekar Banawa dan Duta Damai Dunia Maya BNPT Jawa Tengah. Tausiyah disampaikan oleh KH. Hudallah Ridwan Naim dan diakhiri dengan doa. (Tb55/Ar).
Bagikan :

Tambahkan Komentar