Oleh: Khaida Baqiyatussholihah

Mahasiswi Tarbiyah Pendidikan Agama Islam STAINU Temanggung

Dalam masa pandemic covid 19, semua kalangan masyarakat di sarankan untuk di rumah aja. Sudah hampir 8 bulan, covid 19 melanda Negara kita, dan lebih 8 bulan melanda Negara tetangga. Tidak sedikit masyarakat yang mengeluh dengan keadaan saat ini, banyak dari masyarakat yang melakukan suatu aktivitas yang enak,  menyenangkan dan tidak membosankan. Tapi banyak juga masyarakat yang melakukan kriminal di tengah masa pandemic ini. Mereka melakukan apapun untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Namun walaupun keadaan seperti sekarang, sebagian masyarakat juga menciptakan bisnis baru yang dapat dilakukan di rumah dan menghasilkan uang.

Salah satunya adalah Zhang Yiming, seorang pria asal China yang mendirikan ByteDay, yang mengembangkan aplikasi tik tok. Tik Tok adalah aplikasi yang memberikan special effects unik dan menarik yang dapat digunakan oleh penggunanya dengan mudah sehingga dapat membuat video pendek dengan hasil yang keren serta dapat dipamerkan kepada teman-teman atau pengguna lainnya. Aplikasi sosial video pendek ini memiliki dukungan musik yang banyak sehingga penggunanya dapat melakukan performanya dengan tarian, gaya bebas, dan masih banyak lagi sehingga mendorong kreativitas penggunanya menjadi content creatore.

Aplikasi tik tok ini walaupun baru naik daun di Negara kita, tapi sudah banyak memiliki pengguna. Mulai dari kalangan anak-anak sampai tua, dari wanita dan pria. Awalnya Tik Tok sendiri menggunakan bahasa Mandarin, namun sekarang sudah tersedia mulai dari bahasa Inggris dan bahasa Indonesia di toko aplikasi, sehingga dapat dinikmati oleh pengguna di Indonesia. Selain efek positif yang tidak membuat bosan, tik tok juga punya efek negative, terutama bagi psikologi perkembangan anak dalam konsentrasi belajar.

Seorang anak yang belajar selama 1 jam, kemudian ia refressing/ istirahat dengan melihat aplikasi tik tok, maka akan mengurangi daya otak dalam berfikir. Daya otak yang digunakan untuk berfikir 1 jam akan menurun, sehingga anak akan sulit menerima materi, karena sudah banyak refresing dengan menonton aplikasi tik tok tersebut. Menurut Surya, 2003 dalam jurnalnya Ria Aviana dan Fitria Fatichatul Hidayah yang berjudul “Pengaruh Tingkat Konsentrasi Belajar Siswa Terhadap Daya Pemahaman Materi Pada Pembelajaran Kimia Di SMA N 2 Batang” mengatakan bahwa kesiapan mental siswa terutama dalam hal konsentrasi belajar sangat mempengaruhi daya pemahaman materi pada proses pembelajaran di kelas. Asumsi tersebut didukung oleh telaah para ahli pendidikan yang menyatakan bahwa rendahnya prestasi belajar siswa sebagian besar disebabkan oleh lemahnya kemampun anak untuk melakukan konsentrasi.

  Selain memainkan aplikasi tik tok, pembawaan gadget di waktu belajar juga mengurangi konsetrasi dalam belajar. Dalam jurnal Setianingsih dkk yang berjudul “Dampak Penggunaan Gadget Pada Anak Usia Prasekolah Dapat Meningkatkan Resiko Gangguan Pemusatan Perhatian Dan Hiperaktif” mengatakan bahwa Kecanduan Gadget dapat mempengaruhi perkembangan otak anak karena produksi hormon dopamine yang berlebihan, menganggu kematangan fungsi prefrontal korteks yaitu mengontrol emosi, kontrol diri, tanggung jawab, pengambilan keputusan dan nilai-nilai moral lainnya. Kecanduan gadget dapat menimbulkan gangguan pemusat perhatian dan hiperaktivitas.

 Hormon Dopamine adalah salah satu zat kimia di otak yang berperan dalam mempengaruhi emosi, gerakan, sensasi, kesenamgan dan rasa sakit, pernyataan tersebut dikutib dari Irdhawati dkk dalam jurnalnya tahun 2015. Maka dari itu, Hormon dopamine juga berlaku untuk anak yang kecanduan bermain Tik tok. Tidak sedikit anak yang mudah menghafal lagu dan gerakan tik tok, sedangkan mereka sulit dalam menerima dan memahami pelajaran sekolah. Apalagi saat ini, masa pembelajaran dalam jaringan ( Daring ), banyak dari anak sekolah yang tidak menyimak pelajaran , tapi malah asik menonton dan menghafal lagu dan gerakan dalam  video tik tok.

Di samping itu, menurut anak-anak yang menjadi penggemar tik tok, mereka mengatakan  bahwa bergerak mengikuti video tik tok itu tidak membosankan dan membuat senang. Walaupun mereka sudah berkali-kali menonton video tik tok, tetap saja mereka senang melihatnya dan ikut menirukan gerakan yang ada dalam aplikasi tik tok tersebut. Dalam lingkungan anak, aplikasi ini banyak memberikan efek tidak baik untuk perkembangan anak, anak yang seharusnya belajar yang positif, akan kecanduan dengan menonton video tik tok tersebut dan mengurangi daya konsentrasi pada anak.

Meluasnya budaya tik tok ini kebanyakan terjadi pada anak usia remaja yaitu antara 12- 23 thn. Dalam buku yang berjudul “Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja” tertulis bahwa perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh stimulus yang di berikan pada anak tersebut, semakin banyak anak mendapatkan stimulus, semakin banyak anak belajar hal baru dan mengakibatkan semakin kuat juga sinopsis neuron yang ada di dalam otak anak, hal tersebut dapat merangsang anak tumbuh dengan kemampuan yang jauh lebih baik dan optimal. Begitu juga anak yang banyak mendapat stimulus dari menonton video tik tok akan berkembang dan semakin kuat juga memori  tik tok nya. Kebanyakan anak bermain tik tok ini, akan mensulitkan dalam berkonsentrasi dalam belajar, karena pikirannya sudah terisi dengan lagu dan gerakan tik tok.

Bagikan :

Tambahkan Komentar