Oleh Sriatun

Guru MI Miftakhul Huda Pagersari Tlogomulyo Temanggung 

Dimasa pandem covid-19 yang sedang menguncang seluruh dunia banyak terjadi perubahan diberbagai bidang kehidupan mulai dari bidang agama, sosial, budaya dan bidang-bidang kehidupan lainnya. Perubahan yang terjadi sangat signifikan, seperti perubahan pada sistem pendidikan. Dimana sistem pembelajarannya ada perubahan dari sistem pembelajaran tatap muka menjadi sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Apa itu PJJ ?

PJJ bukanlah istilah baru dalam dunia pendidikan. PJJ kini sering diperbincangkan seiring perkembangan covid-19 yang semakin tinggi khususnya di Indonesia. Semua sekolah baik negeri maupun swasta menerapkan sistem PJJ. Media yang digunakan untuk PJJ sepeti gawai/smarphone, laptop, komputer, tablet dan sejumlah aplikasi yang dapat digunakan untuk menunjang pembelajaran jarak jauh.

Tidak menuntut kemungkinan PJJ akan menjadikan anak stress, orang tua, dan bahkan gurunyapun ikutan stress. Kalau  kata kebanyakan wali murid yang hidup diperdesaan 

“PJJ itu mbingungi ” harus lewat HP, menginstal aplikasi bla-bla-bla, apalagi kalau daerah yang kurang akses sinyal. Belum lagi tidak menpunyai uang untuk membeli kuota internet, banyak orang tua siswa yang gaptek, guru gaptek, padahal semua tugas dan pembelajaran harus mengunakan media.

Semua permasalahan tadi akan menjadikan sejumlah orangtua, siswa dan guru mengalami stress berat akibat PJJ ini. Kali ini penulis akan menuliskan tips  mengelolah stress dalam PJJ. Tips mengatasi stress dalam PJJ.

Pertamahindari stress akibat PJJ. PJJ jangan dianggap suatu hal yang menyetresskan. Kita melek keadaan saja bahwa saat ini kita sedang beradaptasi dengan dampak covid-19. Siap tidak siap guru, siswa dan orangtua harus siap menerima sistem pembelajaran baru. Harus dapat beradaptasi dengan lingkungan baru, cra baru, dan keadaan baru. Semua  dituntut untuk dapat melaksanakan PJJ. Tetapi PJJ jangan dianggap sesuatu hal yang menyetreskan, jadikan PJJ adalah hal baru yang akan menjadikan guru, siswa, dan orangtua sedikitnya mengetahui tentang perkembangan teknologi saat ini.

Kedua, orangtua dirumah harus mendampingi anaknya dalam belajar. Kompetensi setiap siswa itu berbeda-beda, sehingga siswa harus didampingi orangtuanya dalam PJJ,  siswa yang tertinggal bisa mengikuti dengan  dibimbing  orangtuanya sehingga akan lebih mudah mencerna pembelajaran.

 

Ketiga, guru membagi siswa beberapa anggota group atau kelompok belajar, sehingga dapat mencermati siswanya, apakah jiwa sosial siswanya itu besar atau kecil. Apakah mereka bisa saling gotong-royong ?, guru akan dengan mudah melakukan penilaian sikap sosial.

Keempat, guru  harus dapat memanajemen waktu belajar. Guru harus dapat mengalokasikan waktu yang banyak bagi siswa yang tertinggal. Cara yang paling efektif adalah guru melakukan home visit kerumah siswa yang tertinggal. Disana siswa tersebut akan lebih banyak diberikan pengetahuan secara luas.

Kelima, guru harus fokus pada materi yang penting. Karena pembelajaran dimasa belajar merdeka, belajar ini tidak  keharusan  mengejar  ketuntasan kurikulum. Sehingga siswa tidak perlu diberikan semua materi yang ada dikurikulum. Cukup diberikan  materi yang sekiranya siswa harus mengetahui, karena hal ini juga berpengaruh dengan waktu yang terbatas akibat adanya covid-19.

Keenam, guru harus berbagi  informas i mengenai teknologi. Seperti halnya siswa, kemampuan guru juga berbeda-beda. Ada yang langsung bisa tanggap teknologi dan ada juga guru yang gaptek. Sehingga antara guru yang satu dengan yang lain harus berbagi informasi, dan harus saling bantu-membantu dalam kaitanya metode pembelajaran yang akan disampaikan kepada siswanya.

Ketujuh, bagi orangtua dirumah  ketika sedang mendampingi anaknya belajar, orangtua harus dapat  memberikan selingan bermain , belajar, bermain, belajar. Agar anaknya tidak terlalu tertekan dengan proses pembelajaran. Anak tetap fokus belajar ketika belajar. Anak juga akan enjoy ketika bermain, sehingga tidak ada penekanan dengan anak. Selingan bermain bisa dengan anak diajak memasak, bermain dengan media seadanya, atau dengan permainan yang disukai anak-anak.

Kedelapan, jika  proses  PJJ   hanya dilakukan dirumah anak akan merasa bosan. Ajak anak untuk keluar rumah tetapi jangan ajak anak ke tempat yang ramai, ajak anak ketempat yang sepi aja agar anak bisa kosentrasi belajar. Ajak anak misal ke lapangan yang sepi, ajak anak ke tempat olahraga, disisi lain anak bisa belajar anak juga dapat bermain setelah belajar. Sehingga anak tidak akan bosan belajar, tetapi tetap harus patuh protokol kesehatan.

Delapan tips ini semoga bisa bermanfaat bagi semua pembaca tulisan ini, dan semoga wabah covid-19 segera hilang dari bumi pertiwi ini. Betapa guru menahan rasa rindu dengan siswanya, begitupun siswanya juga sangan rindu dengan gurunya. Semoga secepat mungkin guru dan siswanya bisa saling  belajar dengan tatap muka seperti sedia kala. Amin.

Bagikan :

Tambahkan Komentar