Oleh: Siti Ayu Khanifah

Mahasiwa Prodi Ekonomi Syariah INISNU Temanggung

Sudah tiga tahun terakhir Indonesia dilanda corona virus disease 2019. Hampir seluruh lapisan masyarakat, instansi, bahkan perusahaan mengeluh dengan stabilitas ekonomi yang turun derastis akibat adanya kejadian ini, yang mengharuskan kita untuk mematuhi berbagai peraturan dari pemerintah guna memutus mata rantai penyebaran virus corona. Akan tetapi, di sisi lain hadirnya covid-19 memiliki banyak hikmah yang bisa diambil. Bisa jadi, musibah tersebut adalah bentuk teguran dari Allah SWT kepada umat manusia agar senantiasa mendekatkan diri kepada-Nya, serta selalu bersyukur atas apa-apa yang diberikan Allah. Tergantung dari bagaimana cara manusia menyikapi segala ketentuan terbaik menurut takdir Allah.

 Salah satu kebijakan yang cukup dirasakan dampaknya adalah pembatasan interaksi sosial antar individu. Mulai dari lockdown per wilayah, PSBB, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 1, 2, 3 dst. Dengan adanya kebijakan tersebut, mengharuskan individu maupun kelompok membentuk konstruksi atau kebiasaan baru dalam melakukan seluruh aktivitas. Yang semula dilakukan secara tatap muka, berpindah menjadi interaksi virtual dengan berbagai media online seperti zoom, WhataApp , google meet, telegram dan lain sebagainya. 

Dampak Covid-19 juga dirasakan oleh para wiraushawan dalam menjalankan usahanya. Di mana masalah utama dan mendasarnya adalah mengenai arus kas untuk terus memutar roda usaha agar tidak gulung tikar. Pendapatan yang diterima tentu mengalami penurunan, sedangkan kebutuhan tidak berkurang. Sehingga, perlu analisis lebih dalam untuk mengatasi masalah tersebut. 

Pada dasarnya, akuntansi dalam seluruh kegiatan ekonomi merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan. Identifikasi, pencatatan dan perhitungan yang dilakukan mempunyai peranan yang sangat penting guna mendapatkan laporan keuangan. Laporan ini lah yang kemudian dipakai sebagai acuan wirausahawan dalam mengambil keputusan manajemen usahanya, apa lagi di masa pandemi. Untuk mendapatakan laporan akuntansi yang sesuai SAK, maka dibutuhkan seorang tenaga akuntan professional. 

Salah satu akuntan dalam perusahaan adalah akuntan internal perusahaan. Sosok akuntan ini berperan penting guna kelangsungan usaha. Bukan hanya bertugas membuat laporan keuangan untuk berbagai pihak, mereka juga memiliki peran membantu perusahaan untuk mengupayakan berbagai usaha preventif untuk mencegah terjadinya krisis keuangan hingga kebangkrutan saat pandemi.

 Beberapa hal yang bisa dilakukan akuntan internal untuk menjaga stabilitas usaha adalah update kebijakan pemerintah di era pandemi yang baru, dengan maksud untuk memahami dan menerapkan tarif pajak dan yang menjadi beban perusahaan. 

Kemudian, karena adanya penyebaran corona virus disease 2019, maka akuntan juga bisa membantu perusahaan guna memperoleh keringanan restruktur kredit atau pembiayaan dari pemerintah maupun badan usaha yang memberikan kredit.  Tentu hal itu sangat menguntungkan untuk meringankan beban perusahaan dalam keadaan krisis.

 Selanjutnya, akuntan bisa merencanakan kelanjutan dari usaha, membuat anggaran usaha di masa yang akan datang dengan melihat perkiraan-perkiraan yang mungkin terjadi di masa pandemi, tentu dengan pertimbangan anggaran yang sebelumnya. Hal ini juga meliputi perkiraan gaji. 

Pekerjaan yang dilakukan secara work from home bisa menjadi pengurang gaji dari tunjangan transportasi (bensin) dan disesuaikan dengan keadaan perusahaan tanpa mengabaikan hak pekerja. Akuntan internal ini juga bisa bekerja sama dengan auditor untuk menjaga kinerja agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan (kecurangan), mengingat korupsi memiliki peluang yang lebih besar di masa pandemi.

Tenaga akuntan tidak luput dari tantangan-tantangan yang harus dihadapi khususnya di masa pandemi. Beberapa diantaranya adalah kesiapan skill yang  harus dikuasai oleh para akuntan untuk menyelesaikan pekerjaannya menggunakan kecanggihan teknologi. Mereka harus terbiasa menggunakan platform teknologi sebagai platform utama dalam beraktivitas. Bisa jadi, tenaga akuntan nantinya digantikan oleh teknologi. 

Oleh karena itu, tenaga akuntan juga harus bisa memperdalam skillnya. Sehingga ada value tersendiri yang kemudian tidak dapat tergantikan oleh mesin sekalipun. Seorang akuntan juga harus menjunjung tinggi etika profesi akuntansi, di mana akuntabilitas dan kepercayaan atas laporan keuangan yang dibuat harus bisa dipertanggungjawabkan. Karena jika diperhatikan, dalam situasi seperti sekarang ini, seseorang lebih mudah untuk melakukan kecurangan berupa korupsi dan lain sebagainya.

Posisi seorang akuntan sangatlah dibutuhkan perusahaan. Selain menghasilkan laporan keuangan guna melihat kinerja perusahaan untuk pengambilan keputusan, mereka juga berperan aktif membuat perencanaan guna menstabilkan ekonomi internal perusahaan. Terlepas dari tenaga akuntan yang sangat dibutuhkan, mereka juga ada kemungkinan untuk tergantikan oleh teknologi. Untuk itu, akuntan perlu memperkuat skill dan etika profesi dalam menjalankan pekerjaannya. Semoga pandemi cepat berlalu dan aktivitas bisa berjalan seperti biasa.


Bagikan :

Tambahkan Komentar