Foto: Tribun |
Oleh : Arfika Nurohmatul Azizah
Di dalam kehidupan sehari-hari
kita tidak lepas dari kegiatan ekonomi. Bahkan, tidak bisa dipungkiri bahwa mulai
dari bangun hingga tidur kembali merupakan kegiatan ekonomi. Khususnya di
Indonesia sendiri pemandangan dan aktivitas sehari-hari tidak luput dari
berbagai barang dan layanan hasil kreasi pelaku UMKM. Dimulai dengan aktivitas
pagi hari kita mencari bubur atau kue-kue makanan ringan yang dijual UMKM,
membeli kebutuhkan pokok di warung dekat rumah sampai menitipkan anak di play
group terdekat yang juga adalah para pelaku UMKM. Adapun di era digital saat ini, banyak UMKM
yang hanya memasarkan produknya secara online bahkan ada pula yang tidak
memiliki toko dan belum memiliki perizinan usaha. Dalam kegiatan tersebut
pelaku usaha dan konsumen saling menguntungkan satu sama lain atau dengan kata
lain melakukan symbiosis mutualisme.
Menjamurnya UMKM dimasa covid-19
menunjukkan bahwa UMKM kembali menjadi pertahanan terakhir sector ekonomi di
suatu negara khususnya pada saat keadaan krisis. Tidak dapat dipungkiri bahwa
UMKM juga terkena imbas dari covid-19.
Dalam Undang - Undang No.20/2008
UMKM merupakan “ perusahaan kecil yang dimiliki dan dikelola oleh seseorang
atau dimiliki oleh sekelompok kecil orang dengan jumlah kekayaan dan pendapatan
tertentu “.Pelaku usaha dengan karakteristik tersebut banyak kita temui
disekitar kita baik itu saudara, tetangga, teman atau diri kita sendiri.
Di Indonesia UMKM memiliki
kontribusi yang cukup besar, secara gabungan skala kegiatan ekonomi UMKM
memberikan kontribusi sekitar 60% terhadap total Pendapatan Domestik Bruto
Indonesia. Pada tahun 2017 lalu PDB Indonesia sekitar RP.13.600 trilyun. Dengan
demikian artinya total pendapatan UMKM sekitar Rp. 8.160 trilyun. Usaha mikro
menyumbang sekitar Rp.5.000 trilyun, usaha kecil menyumbang sekitar Rp.1.300
triylun dan usaha menengah sekitar Rp.1.800 trylun dan usaha besar sekitar
Rp.5.400 trylun. Seperti yang dilansir pada situs Bappenas.
Selain itu, kontribusi UMKM
terhadap perekonomian di Indonesia berupa penyedia lapangan kerja dan
penyerapan tenaga kerja, penyedia jaringan pengaman terutama bagi masyarakat
berpendapatan rendah untuk menjalankan kegiatan ekonomi produktif serta membuka
peluang investasi.
Di masa pandemi ini, bidang UMKM yang
masih memiliki prospek menjanjikan antara lain yaitu : Pertama bisnis jasa pengantar barang atau
logistic. Kebijakan pemerintah di masa pandemic ini menjadikan jasa pengantar
barang tumbuh menjamur, karena ada pembatasan pergerakan masyarakat atau PSBB
membuat masyarakat tidak bisa membeli barang kebutuhan secara langsung maka
diperlukan jasa pengantar barang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari atau
kebutuhan lainnya.
Kedua, bisnis penyedia alat
komunikasi untuk menunjang bisnis online. Dengan adanya pembatasan fisik, transaksi
secara online merupakan salah satu jalan keluar, semua orang memerlukan
fasilitas komunikasi seperti laptop, handphone, charge dan alat penunjang
kemunikasi online lannya. Sejak adanya pandemic covid-19 permintaan alat
komunikasi online, mengalami peningkatan yang sangat signifikan.
Ketiga, bisnis reseller/dropshipper
online shop. Bisnis ritel online termasuk salah satu sector yang bertahan cukup
baik di tengan pandemi Covid-19. Karena banyak konsumen yang tidak bisa
melakukan transaksi secara langsung ditoko, peluang tersebut dapat dimanfaatkan
dengan menjadi reseller online untuk produk-produk yang banyak dicari konsumen,
seperti makanan dan pakaian.
Keempat, bisnis kuliner dengan
adanya pembatasan makan di tempat yang berlaku di sejumlah daerah, keberadaan
restoran /rumah makan yang menyediakan jasa pesan antar semakin banyak
diminati. Selain itu tidak banyak orang mau dan bisa untuk memasak dirumah,
sehingga permintaan untuk produk-produk makanan cenderung mengalami
peningkatan.
Kelima, jasa laundry. Di masa
pandemi ini, adanya kebijakan WFH yang membuat sebagian besar masyarakat
bekerja di rumah rupanya tidak berpengaruh terhadap usaha ini, yang berada di
area perkotaan atau perumahan. Sebab , mobilitas masyarakat yang tinggi sering
membuat orang yang tinggal di daerah perkotaan tidak sempat mencuci pakaian,
terlebih menyetrika. Mereka lebih senang menggunakan jasa laundry kiloan yang
lebih efisien waktu dan tenaga.
Keenam, bisnis tutor bimbel. Di
masa pandemi ini membawa banyak perubahan tak terkecuali di dunia pendidikan. Dengan
beralihnya pembelajaran di sekolah menjadi pembelajaran jarak jauh atau daring,
pasar untuk bimbingan belajar cenderung tumbuh. Banyak orang tua yang
memerlukan jasa tutor bimbel, terlebih bagi orang tua yang memiliki kesulitan
mengerti pelajaran dan menyelesaikan pekerjaan rumah anaknya. Tutor bimbel
dapat melakukan kunjungan langsung ke rumah dengan tetap menjaga protocol
kesehatan maupun secara daring.
Melihat kegigihan para pelaku UMKM
khususnya dimasa pandemi ini, patutlah kita memberikan apresiasi, dengan
menggunakan produk buatan UMKM sendiri. Peran UMKM menjadi lebih penting di
masa pandemi ini karena UMKM berperan sebagai sarana mengentaskan masyarakat
kecil dari jurang kemiskinan dan tingginya angka penyerapan tenaga kerja di
saat gelombang PHK yang dilakukan perusahaan semakin meningkat.
Referensi :
https://www.jurnal.id/id/blog/ini-5-sektor-bisnis-tahan-krisis-saat-pandemi-covid-19/
Tambahkan Komentar