Yogyakarta, TABAYUNA.com
- Permainan tradisional merupakan suatu aktivitas budaya yang tumbuh dan berkembang di seluruh Nusantara, permainan tradisional sarat dengan nilai-nilai budaya dan tata nilai kehidupan masyarakat dan diajarkan secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Melalui permainan tradisional, anak-anak mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya, memperoleh pengalaman yang berguna dan bermakna, mampu membina hubungan dengan seksama teman, meningkatkan perbendaharaan kata, serta mampu menyalurkan perasaan-perasaan yang tertekan dengan tetap melestarikan dan mencintai budaya bangsa.
 

Adanya pandemi Covid-19 berdampak pada berbagai aspek, salah satunya pada dunia pendidikan. Pembelajaran dilaksanakan dari rumah menyebabkan aktivitas penggunaan gawai meningkat pada anak-anak. Jika tidak didampingi dengan baik, penggunaan gawai dapat berdampak negatif pada anak. Melihat keprihatinan tersebut, lahirlah sebuah komunitas yang disebut Komunitas Luku. Komunitas LUKU adalah sekelompok anak-anak yang berada di Dusun Sarekan RT 05, Plembutan, Canden, Jetis, Bantul. LUKU itu sendiri kepanjangan dari Letakkan Semua dan Baca Buku 15 menit. Anak-anak yang terkumpul pada komunitas ini memiliki rentang usia dari usia PAUD sampai SMP. LUKU terbentuk atas dasar alasan selama pandemic covid 19 dan kebijakan belajar di rumah membuat anak-anak sering terfokus pada gawai dan kurang  mendapatkan stimulasi perkembangan sesuai tahap perkembangan mereka. Padahal usia anak-anak inilah stimulasi kreatifitas sangat dibutuhkan.

Analisa kebutuhan pada komunitas LUKU adalah perlu adanya stimulasi perkembangan yang mengasah kreatifitas dan juga dihubungkan dengan teknologi (karena anak-anak ini pada umumnya memiliki gawai, namun belum dikembangkan maksimal sesuai dengan kreatifitas anak). Melihat hal tersebut Tim Pengabdian dari Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa atas nama Dr. Biya Ebi Praheto, M.Pd., Dr. Insanul Qisti Barriyah, M.Sn., dan Dyan Indah Purnama Sari, M.Pd. tergerak untuk melaksanakan program pengabdiam masyarakat pada komunitas Luku dengan program berupa Inkubator Kreatif Melalui Permainan Tradisional Berbasis Augmented Reality. Kegiatan ini berbentuk pendampingan secara berkala pada anak-anak di Komunitas Luku dengan memanfaatkan aplikasi Tandola sebagai bentuk permainan tradisional berbasis Augmented Reality. Kegiatan ini sangat didukung oleh masyarakat dan orang tua anak-anak yang berharap kegiatan ini mampu bermanfaat bagi anak-anak di luar aktivitas di sekolah.


Program inkubator kreatif ini dilaksanakan setiap hari sabtu atau minggu mulai bulan Juli 2022 dengan memberikan berbagai kegiatan seperti bermain permainan tradisional, menggambar, mewarnai, membuat puisi, membuat batik, mengenal aksara Jawa. Permainan tradisional diangkat kembali sebagai stimulan dalam mengembangkan kreativitas anak. Ketika anak merasa senang maka otak belakang anak akan menuntun tingkat kreativitas sehingga anak dapat beraktivitas dengan baik seperti aktif dalam bermain permainan tradisional diikuti dengan berbagai aktivitas lain yang mengasah daya kreativitas anak. 

Selain itu, Inkubator kreatif melalui permainan tradisional berbasis augmented reality memberikan banyak edukasi dan manfaat pada perkembangan anak. Melalui program ini dapat memberikan sumbangan dalam perkembangan motorik halus dan motorik kasar anak pada Komunitas Luku, membantu anak-anak dalam membangun komunikasi, menjalin kerja sama tim (perkembangan sosial dan emosional), problem solving, leadership, percaya diri (psikologis anak) serta menumbuhkan nilai-nilai luhur sebagai modal dalam membentuk karakter anak merdeka.(TB44).

Bagikan :

Tambahkan Komentar