Oleh
Evi Nur Indah Maghfira Yuniar

 

Biodata Artikel

Judul : Penguatan Literasi Baru Pada Guru Madrasah Ibtidaiyah Dalam Menjawab TantanganEra Revolusi Industri 4.0

Jurnal: Journal of Research and Thought on Islamic Education (JRTIE)

Edisi: Vol 1 Edisi 1 Tahun 2018

Penulis: Hamidulloh Ibda

Url:http://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/jrtie/article/view/1064

 

Deskripsi

Artikel ini membahas tantangan dan peluang pendidikan dasar (SD) di era revolusi industri 4.0. Penguatan literasi baru pada guru pendidikan dasar (SD) sebagai kunci perubahan, revitalisasi kurikulum berbasis literasi dan penguatan peran guru yang memiliki kompetensi digital. Guru berperan membangun generasi berkompetensi, berkarakter, memiliki kemampuan literasi baru, dan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Selain menjadi pelengkap literasi lama, literasi baru menguatkan kemampuan guru maupun peserta didik. Untuk bisa membangun kompetensi literasi baru pada guru SD/MI, tidak hanya cukup didapatkan dari pendidikan formal saja. Namun, harus ada sinergitas antara guru dengan lembaga sekolah lainnya, seperti dengan UPTD pendidikan, dinas pendidikan, kelompok kerja guru (KKG), dan lain sebagainya. Sinergitas ini menjadi kemitraan lembaga pendidikan dalam menguatkan literasi baru, revitalisasi kurikulum, dan penguatan kompetensi guru untuk bersama-sama menjawab tantangan era Revolusi 4.0.

INTERPRETASI

Dalam artikel ini disebutkan, bahwa guru harus bisa menjadi generasi digital, melek komputer, memiliki kompetensi, karakter, dan memiliki kemampuan literasi baru dalam menjawab tantangan pada era revolusi industri 4.0. Guru yang sudah menguasai aspek digital tersebut, maka ia bisa menciptakan program pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan zaman.  Sejalan dengan pendapat Arief S. Sadiman dalam buku “Pendayagunaan Teknologi di Negara Tetangga”, bahwa program-program pembelajaran berbasis digital (komputer) yang diterapkan di sekolah bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik menghadapi tantangan abad 21. Berkaitan dengan literasi, pada era digital seperti ini sudah seharusnya berkembang dari literasi lama ke literasi baru. Pekembangan zaman mengharuskan anak untuk selalu berpikir kritis (critical thinking). Menurut Anderson (Lestari, 2014), bila berpikir kritis dikembangkan, seseorang akan cenderung mencari kebenaran, terbuka dan toleran terhadap ide-ide baru, serta dapat menganalisis masalah dengan baik dan sistematis. Peran guru yang ideal, profesional dan revolusioner sangat dibutuhkan dalam mengajarkan literasi baru terhadap peserta didik.

EVALUASI
Saya sependapat dengan artikel ini. Dalam menghadapi tantangan zaman yang semakin maju, literasi baru haruslah sudah dikembangkan, karena segala aspek sudah berbasis teknologi digital. Guru sebagai pendidik memahami digital dengan baik, agar bisa membuat inovasi pembelajaran literasi yang sesuai dengan perkembangan zaman. Sehingga, guru dapat mengenalkan dan mengajarkan literasi baru kepada peserta didik dengan baik dan maksimal.

REKOMENDASI

Dalam artikel ini membahas tentang bagaimana penguatan literasi baru pada guru-guru sekolah dasar dalam menjawab tantangan era revolusi industri 4.0. Kedepannya, diharapkan ada pembahasan yang spesifik tentang bagaimana langkah-langkah belajar dan mengajarkan literasi baru kepada peserta didik, sehingga tulisan tersebut bisa menjadi salah satu referensi pembelajaran bagi guru.

 

Bagikan :

Tambahkan Komentar