Oleh :  Hiyasinta Nugraheni

 

Pentingnya peran pendidikan dalam perkembangan anak melalui ilmu pengetahuan. Dalam hal ini sekolah menjadi fasilitator untuk tumbuh kembang potensi seluruh siswa. Para murid pun dituntut untuk tingkatkan prestasi di antara padatnya tugas sekolah dan kegiatan ekstrakurikuler. Oleh karena itu, para murid membutuhkan layanan konseling untuk memajukan prestasi anak.

 

Pengarahan dalam upaya meningkatkan prestasi sekolah terutama bagi siswa penting dilakukan. Hal ini untuk menghadapi beragam krisis yang terjadi seperti kegagalan sekolah, kurangnya belajar, kegagalan pergaulan, menyalahgunakan obat terlarang dan terjadinya kesulitan pemahaman diri serta lingkungannya agar terarah dan tepat dalam mengambil keputusan baik itu di sekolah maupun dalam pergaulan sosial.

 

Lalu bagaimana dengan lembaga PAUD? Apakah lembaga tersebut butuh pengarahan dan juga konseling? Bisa dibilang PAUD kini sederajat dengan pendidikan dasar, karena itu siswa dan siswi PAUD membutuhkan bimbingan konseling.

Asumsi yang mendasari PAUD memerlukan adanya konseling dan bimbingan ialah ekuivalen antara PAUD dengan pendidikan dasar maupun menengah. Apabila di area pendidikan menengah dan juga dasar keberadaan pengarahan konseling sangat diperlukan, maka PAUD membutuhkannya pula.

 

Apabila PAUD dan tingkatan pendidikan di atasnya sederajat. Hal tersebut bisa dilihat dari sisi yuridis ataupun dari tenaga kependidikan. Adapun UU RI No. 20 Tahun 2003 dikatakan dalam pendidikan anak usia dini bisa diadakan melalui pendidikan informal, nonformal dan formal. PAUD dari segi formal berupa TK atau taman kanak-kanak, RA yakni raudhatul athfal atau bentuk lain yang setara, pada sisi nonformal biasanya berupa KB atau sebuah kelompok bermain dan rupa lain yang sebanding, dan jalur informal berwujud Taman Penitipan Anak atau TPA serta bentuk lain yang sejenis

Orientasi Utama PAUD

 

Kehadiran pendidikan anak usia dini hanya sebatas untuk membantu dan mengarahkan ataupun bimbingan supaya proses tumbuh kembang anak lebih terarah serta terpadu. Adapun orientasi utama PAUD yaitu:

– membiasakan anak untuk beradaptasi belajar sejak awal atau usia dini,

– meningkatkan keahliannya untuk komunikasi verbal;

– mengajak anak untuk mengenal lingkungan dunia yang ada di sekitarnya, misalnya tumbuhan, orang, benda, dan hewan;

– memberitahukan perihal dasar-dasar pembelajaran lanjutan, seperti membaca, mengingat, berhitung sederhana, dan menulis.

Pendidikan tersebut secara khusus bukan untuk memberi anak pengetahuan berupa kecerdasan intelektual sebanyak mungkin, namun untuk menyiapkan fisik dan mental anak agar mengenal dunia dalam lingkungannya lebih bersahabat. Sifat pendidikan lebih mengarah ke hal yang menyenangkan, terasa kekeluargaan, dan lebih persuasif atau berupa ajakan.

Selama proses belajar tidak ada istilah pemaksaan, ancaman ataupun tekanan yang memungkinkan akan mengancam kejiwaan anak. Kondisi dan situasi yang baik memang sengaja diciptakan dan direkayasa dengan maksud agar anak memperoleh ketenangan dalam belajar, dan juga dapat memperlihatkan dirinya dengan lebih bertanggung jawab.

Tenaga Pendidik PAUD

 

Idealnya pendidik PAUD merupakan seseorang yang mempunyai kemampuan profesional yang terlatih dan terdidik baik, serta punya banyak pengalaman dibidangnya. Terlatih dan terdidik di sini tak hanya berupa pendidikan formal, tetapi seseorang yang memiliki keahlian yang dapat menguasai teknik mendidik dan strategi, mampu mengorganisasikan kelas, memiliki pengetahuan mengenai cara mendidik yang baik, maupun membuat rancangan kegiatan untuk harian, mingguan, bulanan, bahkan satu tahun.

Tenaga pendidik ini memiliki kompetensi profesional serta mengetahui cara-cara hadapi bermacam permasalahan anak, misalnya bila ada perkelahian antar anak hingga menggiatkan kelompok belajar anak. Pendidik PAUD ini adalah pendidik yang konsisten namun humoris, luwes, dan lincah dalam menghadapi minat, kebutuhan, dan keahlian anak. Pendidik pun memiliki kompetensi sosial untuk berinteraksi antar sesama pendidik, dengan orang tua, anak dan juga masyarakat.

Untuk menjadi pendidik PAUD baik itu informal, nonformal dan formal Pemerintah mensyaratkan pendidik harus mempunyai latar belakang D-4 atau S-1. Bahkan, tidak sembarangan pengajar yang dapat mengajar di PAUD, tetapi pendidik ini mesti punya latar belakang keilmuan yang sama, yaitu S-1 PG-PAUD. Guru PAUD dan TK yang belum S-1 diharuskan kuliah S-1 pendidikan PAUD. Bila tidak dilakukan maka akan tersisih oleh Undan Undang.

Adanya bimbingan konseling ini bukan sekadar ikut-ikutan. Memahami perilaku anak melalui bimbingan dan konseling di PAUD sangat dibutuhkan. Karena ada banyak perilaku bermasalah yang timbul pada peserta didik saat dewasa yang disebabkan masa lalunya. Hal ini memperlihatkan dalam masa awal anak telah terlewat dalam hal pencegahan akan munculnya tindakan yang bermasalah ke depannya.

Pembahasan Konseling di PAUD

 

Program konseling dan bimbingan yang diberlakukan dalam lembaga PAUD ialah program bimbingan yang bermanfaat yang positif, tak sekadar korektif maupun reaktif. Apalagi, kalau program ini sifatnya berkelanjutan dan terus-menerus. dimulai dari pendidikan PAUD sampai kuliah di perguruan tinggi, atau bahkan hingga dalam masyarakat. Hasilnya pasti akan jauh lebih baik ketimbang pengarahan berupa insidental semata.

Namun, pemberlakuan bimbingan dan konseling ini tidak tetap, hal ini mesti disesuaikan dengan kebutuhan anak didik atau sesuai taraf perkembangan murid. Atas dasar ini, pengarahan di PAUD tidak boleh cuma fokus pada tumbuh kembang anak secara kemampuan calistung dan normal saja, melainkan untuk menemukan jati diri anak yang unik dan khas, serasi dengan kepribadian siswa.

Pencarian jati diri murid mesti dimulai sejak dini atau berada di PAUD. Sebab, pemahaman dan penemuan dirinya sendiri akan membantu anak-anak untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan baru yang akan dihadapi murid. Selain itu, kepribadian anak didik ini dapat menolong para murid dalam mengembangkan potensi, bakat, dan minatnya.

Pentingnya bimbingan dan konseling usia dini pada anak didik perlu ditegaskan kalau bimbingan konseling pada lembaga PAUD tak hanya untuk murid yang punya perilaku bermasalah, tetapi harus diberikan pula pada semua anak didik yang tengah menjalani proses perkembangan dan pertumbuhan. Dengan begitu, konseling tak hanya untuk atasi tindakan bermasalah pada murid, melainkan untuk penuhi kebutuhan tumbuh kembang siswa siswi PAUD dengan maksimal.

Pendapat ini menitik beratkan dalam bimbingan yang sifatnya untuk kesehatan mental, preventif, dan pengembangan diri dibanding pengarahan yang condong pada psikoterapi ataupun diagnosis pada perilaku yang bermasalah.

Para psikolog pun menyadari betapa pentingnya untuk menjalankan identifikasi sejak usia dini pada perilaku bermasalah anak-anak. Melakukan identifikasi pada murid, diharapkan anak-anak didik ini dimasa yang akan datang tidak lagi alami hambatan ketika belajar, apalagi berpengaruh pada gangguan mentalnya.

 

Beberapa Alasan Tindakan Identifikasi Perilaku Bermasalah Dilakukan

Sejak PAUD

 

Waktu yang tepat untuk melakukan identifikasi ialah pada masa awal umur dini atau dalam lembaga pendidikan PAUD. Adapun alasan-alasan berikut ini yang bisa memberikan pemahaman mengapa tindakan identifikasi dalam pencegahan perilaku bermasalah yang paling tepat dikerjakan pada masa usia dini.

Menjaga Originalitas Kepribadian Anak

Jati diri atau kepribadian anak sangat fleksibel, masih luwes, mudah dibentuk, dan belum merasakan peristiwa traumatik yang mengakar dalam alam bawah sadar anak. Maka tak menutup kemungkinan bila anak dijaga originalitas pada kepribadian yang tumbuh dengan alami menuju tingkatan perkembangan kepribadian yang jauh lebih baik.

Semua ini dikerjakan oleh anak didik yang bersangkutan tanpa adanya beban dan tak ada tekanan mental pada anak dari pihak manapun. Dengan demikian, nuansa kebebasan yang didapat para murid makin mempercepat tumbuh kembangnya.

Intensnya Hubungan Orang Tua dengan Guru di PAUD

Pada umumnya, para orang tua maupun orang dewasa yang membimbing anak mereka tetap menjalani komunikasi yang intens dengan pihak sekolah PAUD kalau anak yang didik masih dalam lingkungan lembaga pendidikan tersebut. Dengan begitu, secara tak langsung terjadi interaksi yang cukup intens antara guru, orang tua, dan anak didik.

Aktivitas ini bisa digunakan untuk mengarahkan dan membimbing tumbuh kembang anak yang sinkron dengan kaidah-kaidah ilmiah hingga para murid akan terjauh dari berbagai gangguan mental serta perilaku yang bermasalah dan juga dapat mempercepat pertumbuhan anak.

Persiapan Mental Anak Memasuki Sekolah Dasar

Secara tak langsung sekarang ini lembaga PAUD mendapat tuntutan dari sebagian besar sekolah dasar, terutama SD unggulan supaya lulusan PAUD memiliki kemampuan akademik yang baik. Dalam menghadapi permasalahan ini, kehadiran konseling dan bimbingan sangat diperlukan, baik untuk para siswa maupun semua orang tua murid.

Sebab, anak didik acap kali belum siap menerima pendidikan pada tingkatan di atasnya, walaupun seluruh kompetensi dimiliki anak. Untuk itu, pendidik serta konselor ini bertugas untuk membekali anak-anak dengan bimbingan penguatan mental yang cukup.

Mahasiswi PRODI PIAUD semester 6  INISNU TEMANGGUNG

 

Bagikan :

Tambahkan Komentar