Oleh Nurmashinta Fadhilah

 Mahasiswa INISNU Temanggung

Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) yaitu salah satu kelainan otak yang umum diderita oleh anak-anak. Kelainan neurobehavioral ini sering terjadi pada masa anak-anak, yang kemudian akan berpengaruh ketika anak sudah menginjak masa sekolah. Kondisi tersebut ditandai dengan gejala kurangnya perhatian, hiperaktivitas, dan tindakan impulsif yang tidak konsisten pada seseorang. ADHD dapat dideteksi pada saat seseorang sebelum umur 7 tahun.

Berbagai tanda yang dapat dikenali di rumah atau di sekolah. Mereka akan sering melamun dan memiliki perhatian atau fokus yang kurang, mereka akan mudah teralih dari perhatian satu ke perhatian yang lain. Munculnya kegelisahan dan banyak bicara yang ditoleransi dengan buruk di sekolah serta lingkungannya. Mereka juga mudah mendapatkan kecelakaan kecil, menciptakan masalah dengan temannya, mengganggu suasana, mengganggu orang lain, dan berbagai tingkah laku yang kurang pantas sebagai seorang anak. Gejala tersebut tentu saja mengganggu dalam hal fungsi sosial, akademik, dan pekerjaan saat dewasa nanti. 

Anak yang mengalami ADHD memiliki kesulitan dalam mengerjakan berbagai pekerjaan yang biasa orang lain lakukan. Mereka memerlukan bantuan, bimbingan, dan pengertian dari guru, orang tua, dan lingkungannya. ADHD memiliki frekuensi hiperaktifitas-impulsifitas yang lebih berat dibandingkan dengan anak yang lain.

ADHD terjadi bukan hanya karena satu penyebab saja, namun juga karena adanya faktor genetik dan perkmebangan lingkungan yang berpengaruh pada perkembangan fetus dan postnatal. Namun ADHD juga kemungkinan adanya perkembangan, keracunan, post infeksi, dan post trauma.

ADHD juga memiliki memiliki faktor yang berkontribusi menjadi penyebabnya. Pertama, faktor biologi seperti diet, kontaminasi rokok dan alcohol, merokok saat hamil, dan berat bayi lahir rendah. Kedua, faktor psikologis yaitu permasalahan yang sering terjadi dalam keluarga, hubungan harmonis keluarga yang menurun, paparan psikopatologi yang ditemukan pada keluarga penderita ADHD. Ketiga, faktor genetik yang sangat dipercaya memiliki peran penting terhadap penyebab ADHD pada seseorang.

Namun dengan berbagai gejala yang ditunjukan oleh penderita ADHD, masih banyak orang disekitarnya tidak mampu memahami gejala yang ditunjukkan oleh anak. Mereka cenderung menghakimi secara sepihak terhadap hal yang dialami oleh anak.

Dengan berbagai gejala yang telah ditunjukkan oleh penderita ADHD, diharapkan lingkungan sekitar terutama guru dan orang tua paham terhadap tanda-tanda yang ditunjukan oleh anak. Sehingga dapat segera mendapatkan penanganan oleh psikiater atau psikolog. Anak yang memiliki ADHD tidak dapat diperlakukan sama seperti anak lain, mereka membutuhkan pendampingan khusus dari lingkungan sekitar dan para ahlinya.

Penderita ADHD seringnya memiliki permasalahan akademik. Mereka memiliki fungsi intelektual diatas rata-rata namun penderita ADHD memiliki kesulitan belajar dalam hal akademik. Para penderita ADHD cenderung tidak menyelesaikan sekolah menengah. Namun para penderita yang mampu menyelesaikan Pendidikan hingga tingkat perguruan tinggi, biasanya memiliki nilai IPK yang rendah. Namun IQ dan penderita ADHD tidak saling berhubungan antara kinerja keduanya.

Seorang dewasa yang mengalami ADHD mengungkapkan bahwa mereka mereka mengalami kesulitan dalam berinteraksi dan berhubungan dengan orang tua atau temannya. Hal ini menyebabkan tingkat sosial dan kepercayaan diri rendah. Terlebih lagi mereka tidak memiliki dukungan yang tepat dari orang lain. Bahaya dari penderita ADHD juga menunjukkan gejala depresi dan gangguan kecemasan. Mereka juga beresiko tinggi penggunaan obat terlarang.

ADHD memiliki resiko cukup signifikan terhadap masa depan penderitanya. Dalam hal tersebut, orang tua, dan lingkungan harus mampu memahami seseorang yang memiliki setidaknya 6 gejala yang telah ditunjukkan oleh seseorang. Jika seseorang terlihat memiliki tanda-tanda tersebut segera dibawa kepada ahlinya agar sesegera mungkin mendapatkan terapi yang harus dijalankan oleh penderitanya.

Bagikan :

Tambahkan Komentar