Oleh Dania Rizky Mafaza

Mahasiswa Pogram Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Institut Islam Nahdlatul Ulama’ Temanggung

Anak merupakan bagian terkecil dari makhluk Allah SWT. Anak dapat diibaratkan seperti kertas putih yang polos dan masih bersih. Sehingga tergantung seseorang yang akan menggambarnya. Nah, bagaimana kita akan menggambar kertas putih yang polos tersebut ? apakah kita akan menggambar seperti gambar yang abstrak yang mungkin menurut sebagian orang gambar abstrak tidak ada artinya atau bahkan tidak ada maknanya. Ataukah kita akan menggambarnya pemandangan yang indah disertai dengan pepohonan yang rindang ? anak akan sangat gampang kita pengaruhi karena anak belum mengerti suatu hal jikalau orang dewasa tidak memberi tahu.

Dalam artian semua perilaku anak adalah merupakan sebuah pengajaran yang orang dewasa terapkan pada sang anak tersebut. Kita sebagai orang dewasa tentunya seringkali gemas melihat hal-hal yang dilakukan oleh anak. Nah perilaku menggemaskan anak tersebut merupakan perilaku naluriah seorang anak. Ketika melihat hal yang menggemaskan tersebut adakalanya kita melihat orang tuanya membiarkan anak tersebut untuk melakukan hal yang mereka inginkan dengan pemikiran bahwa sang anak akan berkembang dengan sendirinya. Ada juga orang tua yang tidak memperbolehkan anaknya untuk melakukan hal yang sang anak inginkan, dengan pemikiran bahwa anaknya akan sulit untuk berkembang. Nah itu merupakan pemikiran orangtua yang tidak di dasari dengan pengetahuan. Anak sebenarnya sangat boleh melakukan apa yang anak itu inginkan akan tetapi harus pula dengan arahan dan stimulasi dari orang tua agar anak dapat berkembang dengan baik sesuai tahapannya.

Guru role mode anak

Begitu juga anak di dalam lingkungan sekolah. Guru sebagai orang tua juga berperan penting dalam pembentukan karakter seorang anak. Karena anak juga menghabiskan banyak waktu di sekolah. Bagi anak guru merupakan bapak dan ibu mereka. Semua yang dikatakan guru biasanya menjadi pedoman bagi anak. Bahkan anak akan lebih berbakti dan patuh kepada guru daripada kepada orang tuanya sendiri. Dengan adanya kepercayaan anak yang seperti demikian maka kita seorang guru harus selalu menjaga tutur kata dan perilaku kita. Guru juga berkewajiban untuk mengajarkan kepada anak mengenai perilaku yang baik, berbahasa yang baik , dan juga bertingkah yang baik.

Nah guru juga harus mengajarkan anak untuk berperilaku jujur. Jujur tidak hanya masalah penilaian harian saja akan tetapi, semua hal harus pula dengan jujur. Jika seorang guru akan mengajarkan kejujuran dan mengharapkan anak-anak berperilaku jujur maka guru harus berperilaku jujur terlebih dahulu.

Jujur merupakan perilaku yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Secara umum, jujur adalah sebuah sifat yang membutuhkan kesesuaian antara perkataan yang diucapkan serta perbuatan yang dilakukan oleh seseorang. Itu artinya, seseorang kemudian dapat dikatakan jujur jika ia mengucapkan sesuatu yang sesuai dengan apa yang sebenarnya terjadi dan disertai dengan tindakan yang seharusnya.

Jujur memiliki ciri-ciri diantaranya yaitu:

Selalu jujur terhadap diri

Mudah mengungkapkan kenyataan

Selalu melihat masalah dari berbagai sudut pandang

Selalu berfikir sebelum berkata dan bertindak

Penerapan jujur dapat dilakukan dimana saja. Penerapan jujur di sekolah juga dapat dilakukan seperti di bukanya koperasi jujur yang akan di hendle oleh para murid.

Hak dan kewajiban guru

Berbicara mengenai kewajiban seorang guru tentunya tak banyak untuk dipertanyakan. Sesuai dengan isi pembukaan undang-undang dasar negara republik Indonesia 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini dapat diartikan pula bahwa guru juga memiliki kewajiban untuk mencerdaskan generasi-generasi yang akan datang. Salah satunya juga dengan menerapkan kejujuran pada anak bangsa dalam setiap tahapan kehidupan.

Dalam dunia pendidikan, demi terciptanya generasi yang cerdas juga membutuhkan beragam komponen yang memadahi. Diantaranya yaitu sekoalah yang efektif sebagai tempat menimba ilmu. Nah disamping itu guru berkewajiban untuk menciptakan suasana pembelajaran yang efektif, menyenangkan, bermakna, kreatif, dinamis, dan dialogis. Mengapa demikian ? dengan guru yang menciptakan suasana tersebut maka generasi muda lebih mudah untuk menerima sebuah pembelajaran. Tidak hanya itu, guru juga berkewajiban menjaga nama baik lembaga yang menaunginya, guru juga wajib menjadi teladan yang baik, menjaga harkat, martabat dan kedudukannya sebagai seorang guru.

Setelah mengetahui kewajiban seorang guru, maka guru juga mempunyai hak. Diantaranya guru berhak mendapatkan insentif yang sepadan dengan jasanya. Setidaknya guru mendapatkan penghasilan diatas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial. Guru juga berhak untuk memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi. Walaupun dalam realitanya masih banyak guru yang belum memperoleh tunjangan atau penghasilan sesuai dengan yang seharusnya. Akan tetapi guru tidak pernah mengeluh dan tetap menjalankan kewajibannya sebagai guru. Lalu apakah guru penah di beri tanda jasa? Guru menjadikan anak-anak didiknya sebagai beragam profesi. Ada yang menjadi dokter, ada yang menjadi polisi, dan masih banyak lagi. Guru tidaklah pernah merasa pamrih telah menjadikan mereka sampai seperti itu tetapi kita akan selalu ingat kepada guru kita. Dan pasti akan selalu ingat.

Bagikan :

Tambahkan Komentar