Oleh Intan Camalia

Mahasiswi UIN Salatiga, Jawa Tengah 

Al-Qur’an merupakan Kalam Allah sekaligus mukjizat, sehingga tidak dapat diragukan lagi kebenarannya. Di dalam Al-Qur’an terdapat tanda-tanda kebesaran Sang Pencipta. Susunan dan gaya bahasanya pun juga indah, tidak ada seorang pun yang dapat menandinginya.

Diantara susunan dalam  Al-Qur’an terdapat keserasian antara ayat satu dengan ayat lainnya, antara surat satu dengan surat lainnya, dan terdapat hubungan yang saling melengkapi. Hubungan inilah yang dinamakan munasabah. Ilmu yang digunakannya disebut Ilmu Munasabah (Ilmu yang mengungkap tentang keterkaitan antara satu surah/ayat dengan surah/ ayat lain). Ilmu Munasabah merupakan bagian dari Ulum al-Qur’an. Posisinya cukup penting untuk menjadikan keseluruhan ayat Alqur’an sebagai satu kesatuan yang utuh.

Quraish Shihab menyatakan, serta menggaris bawahi dari pendapat As-Suyuthi bahwa munasabah adalah adanya keserupaan dan kedekatan diantara berbagai ayat, surah, dan kalimat yang mengakibatkan adanya hubungan antara ayat satu dengan ayat yang lainnya, antara surah satu dengan surah lainnya.

Drs. AF. Djunaidi, M. Ag.  dalam YouTube Prodi PAI UII,  beliau menjelaskan bahwa sifat munasabah itu dibagi menjadi dua. Yaitu pertama, Dhohirul Munasabah atau Munasabah yang jelas, seperti dalam QS. Al-Isra/17:1-2 yang artinya.

‘’Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.’’

‘’Dan Kami berikan kepada Musa, Kitab (Taurat) dan Kami jadikannya petunjuk bagi Bani Israil (dengan firman), “Janganlah kamu mengambil (pelindung) selain Aku.’’

Pada ayat pertama tersebut menerangkan tentang peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW. Sedangkan pada ayat kedua menjelaskan tentang diturunkannya kitab Taurat kepada Nabi Musa AS. Kedua, Khofiyul Munasabah atau Munasabah yang tersembunyi atau samar-samar, seperti dalam QS. Al-Baqarah/2:189-190 yang artinya

’Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang bulan sabit. Katakanlah, “Itu adalah (penunjuk) waktu bagi manusia dan (ibadah) haji.” Dan bukanlah suatu kebajikan memasuki rumah dari atasnya, tetapi kebajikan adalah (kebajikan) orang yang bertakwa. Masukilah rumah-rumah dari pintu-pintunya, dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.’’

‘’Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, tetapi jangan melampaui batas. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.’’

Pada ayat 189 menjelaskan tentang bulan tsabit (hilal), tanggal untuk tanda-tanda waktu dan jadwal ibadah haji, sedangkan pada ayat 190 menjelaskan perintah menyerang kepada orang-orang yang menyerang umat Islam. Apabila dicermati, antara kedua ayat tersebut seperti tidak ada hubungannya atau hubungannya samar, yaitu pada waktu haji umat Islam dilarang berperang. Kecuali kalau diserang musuh, maka mereka boleh melakukan balasan.

Macam-macam Munasabah

Munasabah antara satu kalimat dengan kalimat dalam satu ayat

Munasabah antara satu ayat dengan ayat sesudahnya

Munasabah antara kelompok ayat dengan kelompok ayat sebelumnya

Munasabah antara awal surat dengan akhir surat sebelumnya

Munasabah antar nama surah dan tujuan turunnya

Munasabah antara satu surah dengan surah lainnya

Munasabah merupakan suatu bidang ilmu yang membahas tentang hubungan (kolerasi) antara satu ayat antar ayat, surah antara surah dan kandungan ayat dengan surah tersebut di dalam al-Qur’an. Dalam pengkajian munasabah memiliki peranan penting dalam memahami keserasian antar makna, mukjizat al-Qur’an, keindahan bahasa sastranya, keteraturan susunan perayatnya dan kandungan yang terselubung di dalamnya.

Bagikan :

Tambahkan Komentar