Oleh Ani Fadhilaturohmah

Mahasiswa PGMI INISNU Temanggung


Eufemisme adalah gaya bahasa yang digunakan untuk menggantikan kata atau frasa yang dianggap kasar, tidak sopan, atau sensitif dengan kata atau frasa yang lebih halus atau lembut. Tujuannya adalah untuk menyampaikan pesan yang sama namun dengan cara yang lebih diterima oleh norma sosial atau lebih nyaman didengar oleh orang lain.

Eufemisme sering digunakan untuk menghindari ketegangan atau rasa tidak nyaman, terutama ketika membicarakan topik-topik yang berhubungan dengan kematian, penyakit, ketidakmampuan, atau hal-hal yang dianggap tabu atau tidak pantas dibicarakan secara langsung.

Eufemisme membantu menjaga kehalusan bahasa dan memastikan percakapan tetap sopan dan sensitif terhadap perasaan orang lain. Namun, jika digunakan berlebihan, eufemisme juga bisa membuat makna yang sebenarnya menjadi kabur atau tidak jelas.



Pengertian Eufemisme

Kata eufemisme berasal dari bahasa Yunani, yaitu "eu" (bagus) dan "phemoo" (berbicara).

Yang berarti berbicara dengan ungkapan yang tidak menyinggung, baik dan sopan.

Eufemisme adalah mengganti ungkapan yang kurang sopan, kasar, atau kurang menyenangkan menjadi ungkapan yang halus agar dapat dianggap lebih sopan, dan tidak menyinggung lawan bicara.

Untuk menghindari kata yang membuat orang lain tersinggung, Eufemisme digunakan sebagai ungkapan yang dapat menggantikan sesuatu yang dianggap tidak berkenan.


Fungsi Eufemisme

Dalam Bahasa Indonesia eufemisme berfungsi sebagai berikut :

Untuk menjaga interaksi sosial agar tidak menyinggung

 Menjaga privasi kita agar lawan bicara tidak mengklaim buruk kepada kita dikarenakan cara berbahasa yang tidak sopan apalagi dalam Negara Indonesia, penggunaan komentar pada media sosial sangatlah berpengaruh

Tidak mengundang emosional lawan bicara

Menjaga hubungan sosial agar tidak terjadi perkelahian

Mencegah perkataan yang terlalu kasar

Menjadikan lawan bicara lebih nyaman berinteraksi dengan kita


Penggunaan kata eufemisme

Eufemisme sering digunakan sebagai berikut :

Dalam percakapan sehari – hari

Dalam dunia politik

Lingkungan Kerja

Media Sosial

Kepada Orang yang lebih tua


Contoh kata eufemisme

“Tidak naik kelas” diganti dengan kata “ Tinggal di kelas’’

“ Pelayan” diganti dengan “ Pramusaji”

“ Mayat” diganti dengan “ Jenazah”

“Dipendem” diganti dengan “ Dikebumikan”

“Hitam” diganti dengan “ Kurang Skincare”


Pengertian Kesantunan Bahasa

Kesantunan adalah aturan atau etika yang baik dan berlaku dalam masyarakat yang dijadikan sebagai pedoman dalam setiap perilaku.

Kesantunan bahasa adalah etika dalam bertutur kata bukan hanya sekedar menyampaikan ungkapan namun juga menyampaikan sesuai dengan aturan – aturan dan norma – norma dalam masyarakat tersebut.

Pentingnya Kesantunan Berbahasa

Menerapkan nilai budaya

Mencerminkan perlaku yang baik

Merekatkan hubungan sosial

Meminimalisir kesalahan saat berkomunikasi


 Faktor yang memengaruhi kesantunan bernbahasa

Pemilihan kata

Kata yang dipilih sesuai dengan lawan bicaranya jika lebih tua maka harus memilih kata yang lebih sopan

Intonasi

Intonasi yang digunakan tidak tinggi

Nada Bicara

Harus membedakan antara bercanda, menyindir, mengejek dan sebagainya


Eufemisme dan Kesatuan Berbahasa memiliki keterkaitan yaitu pemilihan kata atau bahasa yang lebih halus dan sopan adalah salah satu faktor dalam kesantunan berbahasa.



Bagikan :

Tambahkan Komentar