Temanggung, TABAYUNA.com -  Dunia literasi terus digalakkan akademisi INISNU, termasuk kepada mahasiswa. Papar sigit Tri Utomo selaku Moderator dalam Diseminasi Buku Magnom Opus karya Sumarjoko, M.S.I., 31 Desember 2024.

Sigit juga menambahkan, tulisan ini merupakan hasil goresan tinta emas dari Sumarjoko yang mendapatkan Hibah dari Litapdimas Kemenag RI. 

Dalam sambutannya, Sumarjoko selaku penulis buku memaparkan bahwa, Agama memberikan value nilai, Falsafah memberikan kita kerangka epistemologi semua ilmu Sains, ekperimental  dengan penyelidikan bukti empiris. Papar Dekan FSHEI INISNU Temanggung. 

Mengutip Al-Jabiri, nalar rasio dipetakan tiga yaitu yunani, arabi, dan eropa pencerahan Manusia dan alam (yunani), interaksi manusia dan alat (Yunani), Elaborasi sainstek, tukas beliau. 

Senada dengan hal tersebut, Syarif Hidayatullah, MA, M.Ag  (reviewer dari UGM, memberikan masukan bahawa agama merupakan jalan kepada Tuhan merujuk kebenaran, absolut-mutlak filsafat, hakekat memperoleh kebenaran, bersifat spekulatif sedangkan sains memberikan pengamatan, observasi, analisis, tentang sesuatu yang dipelajar. Jelas beliau. 

Syarif, juga menambahkan ada empat macam kebenaran, yaitu Kebenaran Logika (berpikir ilmiah, Verbal (silogisme), Material (faktual) dan Wahyu (bersumber dari Tuhan).

Selaras dengan hal tersebut, Ahmad Asroni  dari uii yang bertindak sebagai reviewer buku menyatakan, buku ini merupakan kado istemewa di penghujung 2024, buku ini memberikan titik tengkar dan titik temu antara agama, falsafah dan sains secara komprehensif-analitik (klasik,pertengahan, hingga modern), buku ini mampu mengupas secara kritis epistemologi keilmuan barat dan keilimuan islam, buku ini sukses menghadirkan diskursus darii berbagai flsuf dan ilmuwan islam, kuntowijoyo, amin abdulloh, azyumadi azra, seyyed hossen nashr, ke depan segmen bisa ke gen z, krn buku ini ditujukan komunitas akademik, namun sistematika kurang sistematis (diurutkan topik kajian), sehingga terkesan loncat-loncat. Tukas asroni.

Acara kemudian dilanjutkan masukan dari para  peserta seperti Dr. Syakur, selaku kaprodi S2 HKI tentang isi dari buku tersebut, mahasiswa S1 HKI Irfan memberikan ulasan tentang Post modern genetika gender, banyak hal bertentangan dengan syariat dan Dr. Joni akademisi INISNU yang mengurai maha karya tulisan ini spektakuler, lanjut pemikiran Prof. Amin Abdullah namun lelemahan penulis muslim kurang percaya diri dalam memahami permasalahan yang ada Buku ini, perlu ditambahkan kognitif sains; lebih transparan, absolutely menjadi reabslotul  dan ditutup  dengan foto bersama oleh puluhan peserta dari berbagai pihak termasuk mahasiswa HKI, papar Sigit selaku moderator.

Bagikan :

Tambahkan Komentar