Oleh :Faizal adyanto
Waktu adalah sesuatu yang tak kasat mata namun memengaruhi setiap detik hidup manusia. Ia berjalan tanpa bisa dihentikan, tak dapat diputar ulang, dan tak bisa disimpan. Dalam filosofi kehidupan, waktu terbagi menjadi tiga bagian yang mendasar: kemarin, sekarang, dan besok. Masing-masing membawa pelajaran, tanggung jawab, dan harapan yang tak ternilai.
Kemarin: Tempat Kita Belajar
Kemarin adalah sejarah. Ia telah berlalu dan tak mungkin kembali. Namun, kemarin bukan untuk dilupakan. Ia adalah guru yang tak berbicara, namun memberi pelajaran dalam diam. Dari kesalahan, kita belajar untuk tidak mengulangnya. Dari keberhasilan, kita belajar bagaimana cara mengulangnya. Dari kehilangan, kita belajar arti menghargai.
Namun, hidup dalam bayang-bayang kemarin juga bisa menjadi jebakan. Terlalu lama menyesali masa lalu hanya akan membuat kita terjebak dalam penyesalan. Maka, tugas kita bukan tinggal di masa lalu, tapi menjadikannya bahan bakar untuk menjadi lebih baik hari ini.
Sekarang: Satu-satunya yang Nyata
Saat ini—detik ini—adalah satu-satunya waktu yang benar-benar kita miliki. Kita tidak bisa mengubah kemarin, dan besok belum tentu datang. Maka, sekarang adalah panggung utama kehidupan. Di sinilah keputusan diambil, langkah ditapakkan, dan arah hidup ditentukan.
Banyak orang menunda melakukan kebaikan, menunda memperbaiki diri, dengan alasan “nanti saja” atau “besok saja.” Padahal, satu-satunya waktu yang bisa digunakan untuk berubah, bertindak, dan memperjuangkan sesuatu adalah hari ini. Jangan tunda senyum, jangan tunda meminta maaf, dan jangan tunda mimpi.
Besok: Ladang Harapan dan Perencanaan
Besok adalah misteri yang penuh harapan. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi, tapi kita punya kendali untuk mempersiapkannya. Besok adalah tempat kita menaruh cita-cita, doa, dan rencana. Namun, jangan habiskan hari ini hanya dengan membayangkan besok, apalagi mencemaskan hal-hal yang belum terjadi.
Bijak memandang masa depan bukan berarti takut padanya, tapi siap menghadapinya. Perencanaan yang baik hari ini adalah investasi untuk hari esok. Maka, jadikan harapan akan hari esok sebagai semangat untuk bertindak hari ini, bukan alasan untuk berdiam diri.
Kesimpulan: Waktu adalah Karunia, Gunakanlah Bijak
Kemarin memberi kita pelajaran, sekarang memberi kita kesempatan, dan besok memberi kita harapan. Tiga bagian waktu ini saling melengkapi, dan hidup yang bijaksana adalah hidup yang mampu menempatkan ketiganya secara seimbang.
Jangan terlalu tenggelam dalam masa lalu, jangan hanya menunggu masa depan, dan jangan menyia-nyiakan masa kini. Karena waktu, sekali lewat, takkan pernah kembali. Maka, hargailah detik ini—karena dari sinilah masa depan dibangun, dan masa lalu ditebus.
Tambahkan Komentar