Oleh :Faizal adyanto

Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern yang dipenuhi tuntutan, kebisingan, dan kesibukan tanpa jeda, manusia sering kali dihadapkan pada stres yang datang silih berganti. Salah satu cara sederhana namun sering kali dilupakan untuk meredakan stres adalah dengan memandang warna hijau—khususnya hijau daun yang tumbuh alami di alam sekitar kita.


Warna hijau daun dikenal luas sebagai simbol ketenangan, kesegaran, dan kehidupan. Saat kita memandang pepohonan, rerumputan, atau hamparan tanaman hijau, otak kita secara otomatis menerima sinyal untuk rileks. Menurut penelitian di bidang psikologi lingkungan, warna hijau memiliki efek menenangkan pada sistem saraf. Ia membantu menurunkan detak jantung, menurunkan tekanan darah, dan mengurangi hormon kortisol—hormon yang berkaitan langsung dengan stres.


Bukan hanya soal warna, tapi juga suasana yang dibawa oleh daun hijau. Daun membawa aroma khas bumi, menciptakan suasana alami yang memberi kesan bahwa kita “pulang” ke tempat yang aman. Suara dedaunan yang bergoyang tertiup angin pun dapat menjadi latar yang menyembuhkan bagi jiwa yang lelah. Inilah sebabnya mengapa banyak orang merasa lebih tenang setelah berjalan di taman, mendaki gunung, atau sekadar duduk di bawah pohon rindang.


Bahkan di ruang-ruang kerja modern, keberadaan tanaman hijau dalam pot dapat memberikan dampak positif. Tanaman tidak hanya memperindah ruangan, tetapi juga meningkatkan fokus, menstabilkan emosi, dan memberikan rasa sejuk secara psikologis. Maka tak heran, tren "healing garden" atau kebun penyembuh kini semakin populer di rumah sakit, kantor, bahkan sekolah.


Hijau daun mengingatkan kita bahwa alam selalu menyediakan tempat untuk pulih. Di balik kesibukan kita, sesungguhnya ketenangan bisa ditemukan dalam hal-hal kecil dan sederhana. Tidak perlu jauh-jauh berlibur ke pegunungan jika kamu bisa menanam sebatang tanaman di depan rumah atau menyempatkan waktu lima menit untuk melihat hijaunya pepohonan dari jendela.


Karena pada akhirnya, hijau bukan sekadar warna. Ia adalah harapan, kesegaran, dan pelipur lara yang tumbuh diam-diam di sela beton kehidupan kita.

Bagikan :

Tambahkan Komentar