Semarang, Tabayuna.com – “Horeee… nyala!” teriak Queen, siswi kelas VB SD Negeri Sambiroto 02, ketika miniatur kipas buatannya berputar dengan tenaga matahari. Sorak-sorai teman-temannya pun menyusul. Ada yang melompat kegirangan, ada pula yang sibuk mendokumentasikan momen itu dengan ponsel.
Halaman sekolah pun berubah
seperti arena pameran mini. Enam kelompok siswa memamerkan dan mempraktikkan
hasil karya mereka berupa mobil-mobilan, rumah mungil, dan kipas sederhana,
semuanya bertenaga surya. Meski ukurannya kecil, semangat yang menyala di wajah
anak-anak jelas tak bisa ditutupi.
Kegiatan ini merupakan bagian
dari pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) dengan konsep STEAM
dan Project Based Learning (PjBL) menggunakan media inovatif CERDAS
(Cipta Elektronik Ramah Lingkungan dengan Tenaga Alternatif Surya).
“Belajar seperti ini jauh
lebih menyenangkan karena anak-anak langsung praktik. Mereka tidak hanya
memahami teori, tapi juga belajar kreativitas, keberanian, dan kerja sama,”
ujar Chitra Sintarani, guru kelas V yang membimbing kegiatan ini.
Sebelum proyek dimulai, siswa
mengikuti Flipped Classroom. Mereka menonton video tentang energi
terbarukan, membuat rangkuman, lalu di kelas melakukan aktivitas seru, mulai
dari bernyanyi lagu hemat energi hingga berdiskusi soal tagihan listrik rumah
masing-masing. Dari situ, anak-anak mulai memahami mengapa tagihan listrik
berbeda-beda dan manfaat nyata dari perilaku hemat energi.
Puncak kegiatan adalah
tantangan merakit miniatur bertenaga surya. Para siswa sibuk memasang kabel,
menempatkan panel, dan mencoba beberapa kali hingga berhasil. “Awalnya tidak
nyala, tapi setelah diperbaiki akhirnya bisa. Rasanya senang banget!” kata
Dinda, salah satu siswa.
Kegiatan makin berkesan dengan
hadirnya PLN UPDL Semarang, yang menjelaskan tentang energi listrik,
pemanfaatan energi terbarukan, dan tips hemat energi di rumah.
Setelah proyek selesai, siswa
menulis refleksi dan sebagian besar sepakat bahwa bagian paling menyenangkan
adalah ketika karya mereka bisa bergerak dengan tenaga matahari. Mereka bahkan
berencana membuat poster, stiker, dan video ajakan hemat energi untuk dibagikan
ke keluarga dan masyarakat sekitar.
Kepala SD Negeri Sambiroto 02,
Ibu Rusiawati, S.Pd. SD, memberikan apresiasi penuh. “Kegiatan seperti ini
membuktikan bahwa anak-anak belajar untuk hidup, bukan sekadar untuk ujian.
Mereka belajar peduli lingkungan dan berani menjadi agen perubahan sejak dini,”
ujarnya.
Dengan media CERDAS, siswa
tidak hanya menambah pengetahuan, tetapi juga mulai menerapkan aksi nyata. Dari
mematikan lampu saat tidak diperlukan hingga mengampanyekan hemat energi
melalui karya kreatif, mereka membuktikan bahwa peduli bumi bisa dimulai dari hal
sederhana di sekolah. SDN Sambiroto 02 kembali menunjukkan bahwa belajar bisa
menyenangkan, bermanfaat, dan membentuk karakter peduli lingkungan sejak bangku
sekolah dasar.


Tambahkan Komentar