Jiken, TABAYUNA.com - Meski telah beberapa kali turun hujan, warga Desa Jiken Kecamatan Jiken Kabupaten Blora masih kekurangan air bersih. Melihat kondisi ini, pemerintah desa (Pemdes) setempat menginisiasi pelaksanaan Sholat Istisqa di tempat keramat di desa setempat, Masohan.
Masohan, oleh penduduk setempat, dipercaya sebagai tempat dimana Eyang Jatikusumo atau Mbah Janjang mengambil air wudhu sebelum melaksanakan sholat. Di tempat ini, mereka membawa serta ayam panggang dan dawet, dua sajian kesukaan sesepuh Jiken itu.
“Masyarakat Desa Jiken benar-benar kekurangan air. Di pemukiman warga, sumber air telah mengering. Kami mengajak masyarakat untuk berdoa memohon hujan dengan Sholat Istisqa,” terang Kades Jiken, Istanti, Jumat (10/11).
Sholat Istisqa, secara literal bermakna sholat untuk memohon curahan hujan, dipimpin oleh Kyai Abdul Kholiq. Dalam sholat ini, disampaikan pula Khotbah Istisqa oleh Kyai Syifaun Niam.
Usai sholat, tokoh agama, tokoh masyarakat dan warga menyantap ambeng (sajian, red) ayam panggang dan dawet. Sejak tiga hari sebelumnya, mereka bersama berpuasa sebagai rangkaian dari Sholat Istisqa tersebut.
“Di tempat ini ada kedung (sungai dalam). Di bawah kedung itu, menurut cerita tutur orang-orang sepuh Jiken, terdapat goa bawah tanah yang menghubungkan Masohan dengan Janjang,” terang Kyai Syifaun Niam.
Uniknya, sebelum Sholat Istisqa dimulai hujan turun dengan derasnya. Meski demikian, warga tetap menggelar ritual tersebut lantaran sudah terlanjur memasak ayam panggang dan mebuat dawet.
“Nah itu uniknya, sebelum pelaksanaan Sholat hujan turun. Tapi, warga sudah terlanjur masak-masak, bikin tumpeng, masak ayam panggang dan dawetnya juga sudah jadi. Prosesi pun dilanjutkan,” imbuh Syifaun Niam yang juga Ketua Rijalul Ansor Blora ini.
Masohan terletak di utara Desa Jiken, berada di kawasan tengah hutan. Di kawasan itu, terdapataliran air yang meski kemarau tak pernah berhenti mengalir. Usai Sholat Istisqo, beberapa warga menyempatkan mandi di lokasi tersebut. (tb44/nasir).
Tambahkan Komentar