Munzir Situmorang (kanan berpeci) saat meminta maaf
Bekasi, TABAYUNA.com - Menghina nabi, rasul, wali, akan berdampak pada diri sendiri. Orang Jawa sering menyebutnya "kualat". Begitu pula dengan menghina kiai atau ulama yang jelas keulamaanya.

Baca juga:  Waspada Ekstra, Ternyata Kitab Sunni Dimodifikasi Wahabi Laknat!

Salah satu orang kurang ajar yang menghina Gus Dur adalah Munzir Situmorang.  Munzir ini punya nama lengkap Abdul Mundzir Situmorang. Ia adalah anggota PP Muhammadiyah bidang Dakwah. Ia juga dikenal ustadz wahabi sableng yang suka mengafirkan, membid'ahkan bahkan menghina Gus Dur.

Ia beberapa waktu lalu sempat melakukan tindakan "amoral" yang jelas-jelas menghina mantan Presiden RI tersebut. Bukan tabarukan dengan kiai, namun si Munzir malah nyinyir menghina Gus Dur yang tidak pernah mencubit apalagi menjotos si Munzir ini.

Si Munzir sableng ini, beberapa waktu lalu telah melakukan pelecehan akbar terhadap Gus Dur. Ia menyebut Gus Dur dengan sebutan "Wali Syetan". Ini kelakukan yang sangat tidak masuk akal, justru dia melakukan ujaran kebencian bahkan penghinaan tiada tara yang hakikatnya "tidak bisa dimaafkan".

Dalam beberapa berita, meski sempat memanas mediasi antara Munzir Situmorang, pelaku yang menghina alm. KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dengan NU dan GP Ansor Kota Bekasi pada Minggu (27/8/2017) malam di aula Kelurahan Jakasampurna Kecamatan Bekasi Barat, namun situasi dapat reda dan pertemuan berjalan damai.

Ketua GP Ansor Kota Bekasi, Muhammad Jufri mengatakan budaya NU dalam menyelesaikan perkara selalu dilakukan dengan cara mencari jalan tengah yang terbaik atau dikenal dengan istilah ‘Tabayun’.

Menyoal pernyataan Munzir, NU menerima permintaan maafnya, namun dengan catatan tidak mengulangi perbuatan dan menyambangi keluarga almarhum Gus Dur untuk menyampaikan maaf.

“Kita menerima permintaan maaf pelaku tetapi dengan beberapa syarat yang disepakati. Cara ini sesuai amanah para Kyai Khos NU agar memilih Tabayyun dalam menyelesaikan masalah,” ujar Muhammad Jufri.

Dengan begitu, rencana Ansor yang akan melaporkan kasus tersebut ke pihak kepolisian urung dilakukan.

“Permasalahan sudah selesai. Hanya tinggal menunggu realisasi atas pernyataan yang dibuat Munzir dihadapan seluruh pihak,” kata Jufri mengurai dalam pernyataan yang dibuat Munzir Situmorang terdapat enam poin, antara lain ialah Munzir mengakui dirinya menyebut Gus Dur dengan sebuta ‘Wali Syetan’ di Masjid Assalam pada Tahun 2015 lalu.

Baca juga: Geger, HTI Bubar Tapi Buletin Kaffah Milik HTI Masih Gentayangan!

Munzir juga berjanji akan meminta maaf kepada keluarga alm. Gus Dur, keluarga besar NU dan GP Ansor. Selain itu, ia juga menyatakan maaf kepada warga Nahdiyin melalui media sosial dan tidak mengulangi perbuatan serupa.

“Enam poin ini harus dijalankan dalam tempo 10 hari sesuai pernyataan yang dibuatnya,” tandas Jufri.

Kita doakan saja, kalau Munzir kualat, semoga saja kualat sampai 27 turunan. (TB4/MB).

Liha video: Munzir Situmorang yang Sableng Hina Gus Dur sebagai Wali Syetan

Bagikan :

Tambahkan Komentar