Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI Muhadjir Effendy. (Foto: kompas.com).
Kalsel, TABAYUNA.com - Ulah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI Muhadjir Effendy semakin brutal setelah ngotot menerapkan Full Day School (FDS), kini malah pihaknya tega mencabut status 3 makam tokoh di Kalimantan Selatan sebagai cagar budaya.

Baca juga: GNPF-MUI Makin Brutal, Masak Mau Demo 287 Tolak Perppu No. 2 Tahun 2017

Ketiga makam tersebut adalah Datu Abulung di Martapura (Kabupaten Banjar), Datu Sanggul di Tapin, dan makam Datu Tumpang Talu di Kandangan.

Merepon hal itu, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Kalimantan Selatan menyesalkan langkah Mendikbud. PWNU menilai mereka mereka adalah tokoh-tokoh terhormat, penyebar Islam, bahkan pejuang republik.

Bagi PWNU, mereka adalah tokoh-tokoh berani yang menolak dan melakukan perlawanan terhadap penjajah Belanda. Jasa-jasa mereka sangat besar untuk republik ini. Karena itu dulu pantas jika makamnya masuk cagar budaya.

“Aneh sekali, setelah bertahun-tahun sudah masuk sebagai cagar budaya, kok baru sekarang malah dicabut?” ujar Sekretaris PWNU Kalimantan Selatan H. Nasrullah AR melalui siaran pers pada hari Minggu (6/8/2017).

Wajib Baca: Alhamdulillah, Muhammadiyah Sekarang Anjurkan Tahlilan, Ini Buktinya!

Jika alasan pencabutan status cagar budaya itu karena berubah desain dari bentuk asal, kata dia, itu sama sekali tidak relevan. Sebab penghargaan ketiga makam itu sebagai cagar budaya bukan karena desainnya, melainkan karena ketokohannya.

Menurut dia, bukti ketokohan mereka, sampai hari ini ketiga datu itu terus meningkat. Terbukti kunjungan umat selalu ramai setiap harinya. Bagi masyarakat Banjar khususnya, dan Kalimantan pada umumnya, ketiga tokoh itu sangat dihormati.

“Bagi kami, langkah Mendikbud itu, seperti menyepelekan ketokohan ketiganya. Tokoh idola warga Banjar,” lanjutnya.

Baca juga: Desakan Reshuffle Mendikbud Muhadjir Effendy Makin Kuat

Pihaknya juga berharap Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, melalui Gubernur dan DPRD Kalimantan Selatan menolak sikap Mendikbud itu. Sebab, bagaimanapun, langkah Menteri itu cenderung menyepelekan khazanah budaya yang selama disanjung dan hormati. (TB4).
Bagikan :

Tambahkan Komentar