Temanggung, TABAYUNA.com – Acara Dies Natalis STAINU Temanggung ke 48 tahun 2018 ini, dari rencana dan konsep panitia memang memiliki rangkaian acara yang berbeda. Mulai dari festival rebana banjari, lomba tonnis, duta wisata, dan sejumlah lomba lain termasuk lomba desain.
Salah satu yang menarik adalah tonnis. Dari penjelasan panitia, secara garis besarnya permainan ini dimainkan dengan cara dan peraturan yang hampir sama dengan tenis. Akan tetapi yang membuat beda dengan tenis adalah alat pemukulnya. Tonnis menggunakan paddle yang berbahan kayu sedangkan tenis menggunakan raket.

“Tonnis dilaksanakan untuk memperkenalkan atau mempopulerkan permainan tersebut, karena di sekitaran Temanggung masih terlalu asing dengan permainan tersebut” ujar Yasin Presiden BEM STAINU Temanggung dalam siaran pers yang diterima TABAYUNA.com, Selasa (10/4/2018).


Permainan ini ditujukan terhadap kalangan civitas akademika STAINU Temanggung untuk mengenalkan Tonnis ini, kata dia, sebab tak bisa di,ungkiri, karena olahraga atau permainan baru dan belum begitu familier sehingga banyak tanda tanya yang muncul di benak setiap orang yang melihatnya.

Dikatakannnya, bahwa mahasiswa dan dosen yang memiliki pemikiran terbuka menjoba mengorek-ngorek isi dalam dari permainan tersebut. Jerih payah yang begitu keras membuahkan hasil mengetahui seluk beluk dari permainan tersebut.
“Sabtu tanggal 21 April 2018 merupakan pelaksanaan lomba Tonnis. Selama kurun waktu tersebut antara mahasiswa dan para dosen sangat antusias dalam melakukan latihan. Disela waktu kulaih dan mengajar mereka menyelakan waktu luang untuk latihan dalam dalih latihan dan olahraga. Bukan hanya dalam waktu istirahat ganti mata kuliah, namun karena saking semangatnya bisa sampai malam untuk latihan,” beber dia.

Semangat dan antusias para civitas akademika, kata dia, berpotensi sangat besar untuk berpartisipasi dalam mensukseskan dan mencoba hal baru, sangat diapresiasi oleh pejabat STAINU Temanggung.

“Keseruan dan kecerian pada saat latihan menjadi ciri khas tersendiri bagi para pemain. Kalah menang dalam hal permainan adalah hal biasa dalam sebuah pertandingan. Rasa ceria yang selalu menyelimuti suasa para pemaina tanpa melihat kekalahan atau kemenangan. Namun karena merasa asing dengan hal tersebut dan mendalami permainan menjadi keseruan tersendiri di dalam benak setiap pemain tonnis,” beber Yasin.

Paradigma mahasiswa dan dosen yang terbuka membuat rasa ingin tahu tentang hal yang baru, kata dia, diadakannya tonnis ini telah merangsang rasa ingin tahu akan hal baru salah satunya adalah tonnis tersebut.

“Banyak pelajaran yang dapat diambil, bahwa setiap manusia bukan hanya fokus pada satu bidang, namun perlu mengembangkan sayap untuk dapat terbang menjelajah ke semua penjuru untuk menunjang tujuan yang dicapai. Karena di luar ada hal baru yang sudah menanti kedatanganmu,” pungkas mahasiswa asal Magelang itu. (Tb44/egi).
Bagikan :

Tambahkan Komentar