Fahri Hamzah diperiksa Polda Metro Jaya. (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
TABAYUNA.com - Ada cerita di balik penolakan Fahri Hamzah Wakil Ketua DPR RI ini dari masjid Kampus UGM yang membuatnya kebawa perasaan alias baper. Beberapa waktu lalu, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah berkomentar soal namanya yang dicoret sebagai penceramah di Masjid Kampus UGM. Fahri sendiri seharusnya mengisi ceramah pada 22 Mei lalu. Sebelumnya, Kemenag RI juga merillis 200 mubalig rekomendasi untuk masyarakat.


Fahri membenarkan namanya dicoret sebagai penceramah di Masjid Kampus UGM. Ia curiga hal itu dilakukan pihak kampus karena ada tekanan dari pihak-pihak tertentu.

"Benar ditolak. Katanya karena tekanan dari rektorat, tapi saya dengar rektorat ditekan dari atas," ujar Fahri di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (25/5/2018) seperti diberitakan Kumparancom.

Pria kelahiran 10 November ini memang tak merinci siapa "dari atas" tersebut.

Meski pihak UGM telah membantah adanya tekanan dari pihak mana pun, tetapi Fahri menilai pelarangan ceramahnya tidak seharusnya terjadi. Sebab, kata dia, kampus adalah tempat pemikiran, sehingga ia tidak sependapat dengan anggapan ceramahnya akan menimbulkan polemik di masyarakat.

"Kampus itu tempat polemik, tempat pikiran disampaikan dengan merdeka. Bukan zaman melarang orang bicara," tukasnya.

UGM memutuskan mencoret nama Fahri Hamzah sebagai penceramah di Masjid Kampus UGM karena ada pro dan kontra di masyarakat. UGM memastikan tidak ada tekanan dari pihak mana pun saat keputusan ini dibuat.


"Alasan pencoretan memang karena ada pro kontra di masyarakat. Yang perlu kami tegaskan tidak ada tekanan (terkait pencoretan Fahri) dari pihak mana pun, baik dari kementerian mana pun maupun Istana mana pun. Seperti yang disampaikan di beberapa media itu sama sekali nggak (tidak benar)," jelas Kepala Bagian Humas dan Protokol UGM Iva Aryani kepada kumparan.

Selain nama Fahri Hamzah, ada dua nama lagi yang dicoret yaitu Ismail Yusanto, mantan juru bicara HTI, dan Novriyadi yang merupakan dosen internal UGM. Alasan keduanya pun sama seperti pencoretan Fahri Hamzah yaitu karena adanya pro kontra di masyarakat. (tb44).
Bagikan :

Tambahkan Komentar