Oleh API Tegalrejo

Al maghfurlah bapak KH. Achmad Muhammad yang sering di panggil Gus Muh Tegalrejo, Magelang, Jawa Tengah adalah salah satu ulama' yang paling dekat dengan kaum abangan, beliau sering sekali berkumpul berbaur dengan masyarakat yang masih gelap gulita, belum kenal dan bahkan tidak tau kebenaran yaitu agama islam, dalam misinya beliau ibarat Obor (Jawa) yang menerangi dalam kegelapan.

Dalam menyebarkan agama islam di tanah Jawa. Selain melalui dunia pesantren beliau juga mendatangi setiap daerah ke pelosok dan lain sebagainya bukan hanya ta'lim wa ta'alum. Melalui mujahadah NIHADLUL MUSTAGHFIRIN beliau aktif dalam perjuangan memajukan agama, bangsa dan negara, bukan hanya itu demi I'LA I KALIMATILLAH 'ALA THORIQOTIL BA'DLI AULIYA'I TIS'AH. Ulama yg juga gemar dengan adat Jawa ini melalui PBA (Pawiyatan Budaya Adat) tiap bulan sya'ban beliau mengumpulkan beberapa kesenian.

Dari jatilan, reog, ketoprak, wayang dan sejenisnya, yang sampai hari ini masih di teruskan oleh kedua putranya..

Pesan beliau "janganlah kau usir atau bentak anjing yg menggonggong di tengah jalan yang menghadangmu. Tapi mintakanlah kepada juragan atau pemilik anjing tsb. Karna hanya dengan satu siulan bahkan isyarat sang pemilik anjing ia akan menepi atau akan kembali ke majikannya pergi dari jalan".

Selain dengan cara beliau bermunajat kepada sang pencipta semesta alam, juga mengajak kepada para tamu, kyai, wali santri dan santri agar para pemain penonton dan siapa saja yang hadir agar di bukakan hatinya di berikan ketetapan iman islam di beri keselamatan dunia akhirat, dan putra putrinya mau memondokan anaknya, karna agama islam adalah agama RAHMATAN LIL ALAMIN.
Berkeyakinan dengan hadist nabi dalam kitab ihya' ulumuddin

لأن يهدى الله بك رجلاً واحداً خير لك من الدنيا وما فيها
Sesungguhnya Alloh memberi hidayah pada satu orang lantaran kamu, itu lebih baik bagi kamu daripada dunia seisinya

Walhasil beliaupun mengajak kepada semua untuk ikut berbaur mencari pahala yang lebih baik dari dunia seisinya yaitu kenikmatan keabadian yang nyata surga tempatnya.
Melalui dana sendiri dana pribadi yang tidak sepeserpun memungut biaya dari para santrinya beliau mampu mengumpulkan kurang lebih 200 kesenian dari penjuru pelosok, bukan hanya dari kota Magelang dari luar kotapun beliau kumpulkan.

Dalam kesehariannya beliau suka merendah tak mau di puja apalagi di muliakan. Dari beberapa cerita beliau tidak mau di panggil almukarrom atau kyai, lebih suka di panggil gus atau mas, dari situlah beliau dekat dengan siapa saja tanpa membeda bedakan dan tidak pernah mencela seseorang, Karna pada hakikatnya tidak dibenarkan mencela seseorangpun dari makhluk Allah. Pelaku kesesatan, pelaku maksiat maupun orang kafir. Selama mereka masih hidup pada hakikatnya masih mempunyai peluang yang sama peluang untuk berubah.

Wama arsalnaaka illa rohmatan lil aalamin,
Nabi Muhammad SAW diutus untuk mengayomi seluruh umat manusia semuanya, dan tak peduli etnis, suku dan apa agamanya.

Bukan orang atau pelaku yang salah paham atau pelaku kesesatan kesalah pahaman tapi kesesatan yang harus di luruskan. Bukan pelaku maksiat (orangnya) tapi perbuatan maksiat yang harus di cela . Celalah kekafiran namun jangan mencela orang kafir.

Pesan beliau (Gus muh) jadilah orang yang bermanfaat, khoirunnas anfauhum linnas, dapat mengayomi masyarakat tanpa terkecuali,

نفعنا الله بعلومه وامدنا بأسراره واعاد علينا من بركاته وعلومه وانواره في الدين والدنيا والآخرة...
Bagikan :

Tambahkan Komentar