TABAYUNA.com - Kepulangan
Jamaah Haji Indonesia tahun 2018 telah memasuki tahap akhir. Selama kurang
lebih 1 bulan, para hujjaj dipulangkan dari dua bandara. Fase pertama
(27 Agustus-8 September) kepulangan jamaah terpusat di bandara King Abdul Aziz,
Jedah.
Sementara pada fase kedua (9-25 September) diberangkatkan dari bandara
Prince Mohammed bin Abdul Aziz, Madinah.
Sebagai salah satu maskapai yang ditunjuk sebagai operator
pelaksana penerbangan jamaah haji regular tahun ini, Saudi Airlines memberikan
pelayanan yang terbaik untuk jamaah dari Indonesia. Hal ini berdasarkan dari keputusan
menteri agama nomor 212 tahun 2018 tentang pelaksanaan transportasi udara
jemaah haji regular tahun 1439 Hijriah/2018 Masehi.
Secara keseluruhan, prosesi kepulangan jamaah haji Indonesia pada
tahun ini berjalan lancar. Meskipun pada fase dua ini suhu Madinah sangat panas
mencapai 44 derajat celcius, namun para Jamaah tetap antusias serta riang
gembira karena tidak lama lagi akan berjumpa dengan sanak saudaranya di tanah
air.
“Moto kami adalah Khidmatul Hujjah, Syarafun Lana (melayani
jemaah haji adalah kemuliaan bagi kami)”, tutur Shift Leader, Abu Bakar
Jimun. Ia melanjutkan bahwa moto ini memantik semangat kami untuk melayani
tamu-tamu Allah.
“Ya bagi kami, bertemu dengan saudara setanah air di negeri orang
memberikan kebahagiaan tersendiri. Oleh karenanya dengan sepenuh hati kami
memberikan servis terbaik. Kami terus mengawal para jemaah dari awal bus datang
ke bandara, hingga proses administrasi di bandara selesai. Bagi jemaah yang
sakit, atau sudah sepuh, kami utamakan agar mereka merasa nyamanan”, tutupnya.
Secara kronologis kepulangan jamaah haji Indonesia di bandara
terdiri dari 4 pos. Suasana terasa hangat karena maskapai Saudi Airlines
merekrut petugas haji untuk bandara,100 persen orang Indonesia. Hal ini agar
para jamaah mearasa di rumah sendiri, tidak takut dan bingung. Pos pertama, sweeping.
Petugas menjelaskan kepada jemaah barang-barang yang diperbolehkan dibawa ke
dalam pesawat. Maksimal berat tas tenteng (koper kabin) adalah tujuh kilogram.
Pos kedua, imigrasi. Pada pos ini petugas Saudi airlines membantu
bawaan tas tenteng ibu-ibu haji agar tidak kerepotan saat masuk pada pos
berikutnya. Pos ketiga, x-ray. Petugas membantu para jemaah untuk melepas tas,
sabuk dan barang-barang di dalam saku baju dan celana, untuk memperlancar
proses pemeriksaan. Adapun pos terakhir adalah gate. Petugas sigap
memastikan jemaah sampai di ruang tunggu dengan jumlah yang lengkap.
Ayis, salah satu petugas kepulangan Haji Saudi Airlines 2018 di
bandara menuturkan bahwa para staff bandara Jeddah dan Madinah mengapresiasi
jemaah dari Indonesia karena murah senyum dan mudah diatur. “Andonisi
kuwais, tartib, miamia” (jemaah haji Indonesia bagus, tertib dan sangat
baik), ungkap Ayis menirukan komentar staff bandara.
Jumlah fantastis jemaah haji dari Indonesia tiap tahunnya menuntut
para staff bandara Jeddah dan Madinah belajar bahasa Indonesia secara otodidak.
Minimal kata-kata persuasif seperti “bapak-ibu satu baris, al-Quran hadiah
gratis, ke sini dan seterusnya," lanjut Ayis. (tb44/anw).
Tambahkan Komentar