Ilustrasi detik.com
Oleh Usman Mafrukhin
Aktivis Muda NU dan PMII STAINU Temanggung, Jawa Tengah

Ada dua tipikal ciri khas mahasiswa kalau kita tinjau dari aspek material. Pertama seorang mahasiswa proletar dan juga kedua mahasiswa burjois, flashback dulu ke pengertian kedua istilah tersebut yang artinya kalau proletar itu mengindentifikasikan kelas sosial rendah, sedangkan burjois kita pasti tahu makhluk-makhluk ini.

Mereka adalah orang dari kelas sosial tinggi atau terpandang dan kalau sesuai KBBI tipikal ini biasanya (bertentangan dengan rakyat jelata acuh dan memandang remeh yang tak se kasta dengan mereka).

Dan bisa kita tarik benang merahnya bahwa kalau kita kaitkan dengan mahasiswa yang sebagai makhluk akademisi pasti menemukan kedua tipikal seperti ini. ciri khas dari mahasiswa proletar kebanyakan dia yang menghabiskan waktu berbaur dengan orang banyak dan pandai bersosial juga bisa kita lihat dalam kehidupan sehari harinya di lingkungan kampus baik dari segi penampilan fashion, kendaraan dan juga style hidupnya yang terkesan sederhana, angkringan dan juga kosan menjadi tempat tongkrongnya maupun kongkow berdialektika dan biasanya acapkali berbenturan dengan sistem akademik apalagi setiap kali musim UAS karena perlengkapan administrasi yang belum lengkap tapi itu semua tidak menjadi penghalang semangat mereka dalam berproses dalam dunia akademisi.

Sedangkan yang lawanya mahasiswa burjois cirikhasnya jelas di balik kebalikan itu semua yang pasti tipikal ini biasanya mengedepankan gaya fashion, kendaraan dan kebanyakan juga jarang yang aktifitasnya di lakukan untuk bersosial kepada lingkungan sekitar melainkan dihabiskan dunianya di dunia maya sifat hedonisme yang nampak dalam dirinya, walaupun tidak semuanya seperti itu juga.


Apa Hikmah yang dapat kita ambil?
Dewasa ini banyak kita temukan mahasiswa yang lupa akan tanggung jawabnya sebagai mahasiswa yang seharusnya menanamkan tridarma perguruan tinggi dapam kehidupan bermasyarakat, semakin jarang kita temui mahasiawa yang ngumpul membahas persoalan kebangsaan diskusi untuk perubahan kedepan.

Kebanyakan mahasiswa acuh apatis terhadap lingkungan sekitar baik di kalangan akademisi, yang di kejar semata mata hanya ijazah dari perguruan tinggi. Apakah se simpel itukah kuliah harusnya kita mencontoh mahasiswa proletar yang berani berjuang demi masa depanya dan juga demi membahagiakan kedua orang tuanya rela buang tenaga pikiran demi kemajuan bangsa dan negara, peka terhadap keadaan sosial jangan hanya berkutat di dalam zona kenyamanan mahasiswa. Mahasiswa di gadangkan mampu memberi solusi dalam menjawab tantangan zaman. Dan jadilah mahasiswa yang seutuhnya.

Mari berintropreksi diri, semua berawal dari niat dan dari diri kita sendiri

Semangat.
Bagikan :

Tambahkan Komentar